Basa dengan Oksida Asam

Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007 1 4 4

8.5.4. Oksida Asam dan Oksida Basa

3 SO 3 + Fe 2 O 3 ї Fe 2 SO4 3 Reaksi ionnya : 3 SO 3 + Fe 2 O 3 ї 2 Fe 3+ + 3 SO4 2 Ͳ Untuk SO 3 tidak mengalami ionsisasi, namun perlu diingat bahwa SO 3 sebagai oksida asam akan membentuk sisa asam SO 3 , perhatikan pembentukan asam pada bahasan sebelumnya. Sedangkan untuk Fe 2 O 3 , merupakan senyawa ion dimana bilangan oksidasi Oksigen adalah Ͳ2, sehingga total muatan dari 3 atom oksigen adalah Ͳ6. Muatan untuk Fe dapat ditentukan, dimana untuk muatan 2 atom Fe harus dapat menetralkan Ͳ6 dari atom Oksigen, dengan demikian muatan untuk 2 atom Fe adalah 6+, dan muatan untuk atom Fe saja adalah 3+ lihat Bagan 8.21.

8.5.5. Logam dengan Asam

Zn + H 2 SO 4 ї ZnSO 4 + H 2 Reaksi bentuk ionnya Zn + 2 H + + SO 4 2 Ͳ ї Zn 2+ + SO 4 2 Ͳ + H 2g Pada reaksi terjadi perubahan Zn menjadi Zn 2+ dan 2H + menjadi gas H 2 . Jenis reaksi ini dikenal dengan reaksi reduksi dan oksidasi yang akan kita bahas secara detil dalam bab selanjutnya.

8.5.6. Reaksi Metatesis Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua

buah elektrolit pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu; garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA dengan basa BOH. Reaksi metatesis dapat terjadi jika salah satu hasil reaksi berupa endapan atau gas, dengan kata lain salah satu hasil reaksi memiliki kelarutan yang rendah didalam air. 1. Garam LA + garam BX ї garam LX + garam BA. Contoh : NaCl + AgNO3 ї AgCl s + NaNO 3 Reaksi ini menghasilkan endapan berwarna putih untuk senyawa AgCl, dalam reaksi dituliskan tanda s berarti solid. 2. Garam BX + asam HA ї Garam BA + Asam HX FeS + 2 HCl ї FeCl 2 + H 2 S g Bagan 8.21. Contoh penyelesaian bilangan oksidasi dari senyawa Fe 2 O 3 Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007 1 4 5 Hasil reaksi berupa gas H 2 S yang dapat lepas keluar dari tempat berlangsungnya reaksi. 3. Garam LA + basa BOH ї Garam BA + LOH. NH 4 Cl + KOH ї KCl + NH 4 OH Reaksi ini berlanjut dengan menguraikan senyawa NH 4 OH NH 4 OH ⇄ H 2 O + NH 3 g

8.6. Hidrolisis Garam Hidrolisis merupakan reaksi penguraian zat oleh air,

reaksi ini juga dapat terjadi jika garam bereaksi dengan air. Reaksi hidrolisis garam juga memegang peranan penting untuk memberikan sifat larutan garam tersebut apakah larutan garam bersifat asam, basa ataupun netral. Peristiwa hidrolisis garam sangat tergantung dari komposisi pembentuk garam, sehingga kita dapat kelompokan kedalam empat bagian yaitu; 1garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, 2 asam kuat dan basa lemah, 3 asam lemah dan basa kuat dan 4 asam lemah dan basa lemah. Sebagai bahan untuk menyederhanakan hidrolisis garam dapat dicermati Bagan 8.22.

8.6.1. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat

Garam dengan komposisi ini tidak mengalami hidrolisis, hal ini disebabkan karena tidak terjadi interaksi antara ion Ͳion garam dengan air, seperti reaksi dibawah ini: Garam NaCl, Garam akan terionisasi: NaCl ї Na + + Cl Ͳ Na + + H 2 O ↛ Cl Ͳ + H 2 O ↛ Sifat keasaman atau kebasaan larutan sangat ditentukan oleh keberadaan pelarut yaitu H 2 O, telah kita bahas bahwa dalam kesetimbangan air, dimana [OH Ͳ ] = [H + ] sebesar 10 Ͳ7 sehingga pH dan pOH untuk garam ini = 7. Bagan 8.22. Bagan hidrolisis empat jenis garam dengan karakteristik pHnya