Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
251
mengandung gugus OR. Selanjutnya memberikan nomor pada rantai utama dimulai dari atom C yang
mengandung gugus fungsi dan akhiri dengan nomor dan nama cabang dan nama alkoksialkananya, cara
ini mengikuti aturan IUPAC.
Penamaan lain juga dapat dilakukan dengan menyebutkan kedua gugus alkil yang mengapit
atom Oksigen dan dilanjutkan dengan penambahan nama eter.
Untuk mempermudah dalam pemberian panamaan, baik menurut IUPAC maupun nama lainnya kita
ambil contoh untuk senyawa CH
3
ͲOͲCH
2
ͲCH
2
ͲCH
3
. Tahapan penamaan ditampilkan pada Bagan 12.51.
12.9.2. Sifat-sifat Eter
Eter memiliki titik didih rendah karena sangat sulit membentuk ikatan hidrogen. Eter memiliki titik
didih yang relatif rendah dibandingkan isomeri alkoholnya. Kelarutan eter dalam air sangat kecil
r1,5, sehingga merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organik yang tidak larut dalam air.
Eter mudah terbakar membentuk CO
2
dan uap air, eter terurai oleh asam halida terutama oleh HI.
Reaksi dengan senyawa PX
3
Posfor trihalida misalnya PCl
3
, PBr
3
dan PI
3
dipergunakan sebagai reaksi pembeda alkanol dengan eter.
Senyawa alkohol dapat bereaksi dengan senyawa PX
3
, sedangkan senyawa eter tidak bereaksi. Secara umum reaksi tersebut mengikuti persamaan reaksi
pada Bagan 12.52.
12.9.3. Pemanfaatan Eter
Eter yang paling banyak digunakan adalah dietil eter atau etoksi etana. Eter digunakan sebagai pelarut
senyawa karbon, zat disinfektan pembunuh kuman, zat anastesi dan juga dipakai sebagai
senyawa aditif pada bahan bakar untuk menaikan bilangan oktan.
12.10. Asam Alkanoat
Asam alkanoat atau lebih populer sebagai asam karboksilat adalah segolongan asam organik yang
memiliki gugus fungsional karboksilat COOH, secara mudah gugus karboksilat adalah gabungan
dari gugus karbonil dan hidroksi, Gambar 12.53. Bagan 12.51. Penamaan senyawa
alkoksi alkana menurut IUPAC dan cara lainnya
Bagan 12.52. Reaksi pembeda eter dan alkohol
Gambar 12.53. Rumus umum asam karboksilat