Dekomposisi Pengganda Output Bruto

186 pertumbuhan ekonomi yang tinggi diiringi dengan distribusi pendapatan yang merata.

6.2.4. Dekomposisi Pengganda Output Bruto

Penjelasan tentang koefisien pengganda seperti telah dikemukakan sebelumnya hanya menggambarkan besarnya pengaruh global akibat adanya injeksi pada suatu sektor yang ditransmisikan ke sektor lainnya. Besarnya pengaruh global tersebut sebenarnya terjadi melalui sejumlah tahapan. Dengan melakukan analisis dekomposisi pengganda decomposition multiplier tahapan- tahapan tersebut dapat digambarkan secara jelas. Analisis dokomposisi pengganda menguraikan nilai pengganda menjadi tiga komponen, yakni: Pertama, pengganda transfer, yang menggambarkan dampak pengganda netto yang ditimbulkan akibat adanya tambahan transfer dari neraca eksogen terhadap sekumpulan neraca tertentu; Kedua, open loop multiplier atau pengganda silang, yang menangkap dampak silang cross effect antara neraca yang berbeda; dan Ketiga, pengganda closed loop, yang menggambarkan dampak pengganda dengan adanya aliran dana dari neraca eksogen pada neraca endogen dan kembali ke neraca semula. Karena fokus dari studi ini adalah pengembangan kelapa sawit rakyat, maka pembahasan tentang hasil analisis pengganda ditekankan pada dekomposisi pengganda perkebunan kelapa sawit rakyat, perkebunan kelapa sawit perusahaan besar dan industri pengolahan kelapa sawit. Tabel 30 menyajikan hasil analisis dekomposisi pengganda perkebunan kelapa sawit rakyat. 187 Tabel 30. Dekomposisi Pengganda Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Siak Tahun 2003 Koefisien Pengganda Neraca Asal Injeksi Dampak Injeksi Terhadap Neraca Lainnya Injeksi Transfe r Open Loop Closed Loop Total Tenaga Kerja 0.9256 0.1469 1.0725 Modal 0.0379 0.1651 0.2030 Buruh Tani 0.1016 0.0164 0.1180 Pengusaha Tani 0.3086 0.0501 0.3587 Rumahtangga Desa Pendapatan Rendah 0.0990 0.0162 0.1152 Rumahtangga Desa Pendapatan Tinggi 0.0907 0.0149 0.1056 Rumahtangga Kota Pendapatan Rendah 0.2507 0.0408 0.2915 Rumahtangga Kota Pendapatan Tinggi 0.1152 0.0187 0.1339 Perusahaan 0.0160 0.0699 0.0859 Pemerintah 0.0117 0.0091 0.0208 Pertanian Tanaman Pangan 0.0001 0.0777 0.0778 Pertanian Tanaman Lainnya 0.0001 0.0286 0.0287 Peternakan dan Hasil-Hasilnya 0.0000 0.0242 0.0242 Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat 1 0.0072 0.0027 1.0099 Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar 0.0000 0.0000 0.0000 Kehutanan dan Perburuan 0.0005 0.0193 0.0198 Perikanan 0.0000 0.0564 0.0564 Pertambangan dan Penggalian 0.0013 0.0370 0.0383 Industri Kelapa Sawit 0.0000 0.0123 0.0123 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 0.0001 0.0531 0.0532 Industri Pengolahan Lainnya 0.0266 0.7471 0.7737 Listrik, Gas dan Air Minum 0.0001 0.0160 0.0161 Perdagangan, Jasa Penunjang Angkutan Pergudangan 0.0022 0.0319 0.0341 Konstruksi 0.0001 0.0134 0.0135 Restoran Perhotelan 0.0001 0.1047 0.1048 Transportasi 0.0004 0.0751 0.0755 Bank Asuransi 0.0002 0.0315 0.0317 Real Estate dan Jasa Perusahaan 0.0002 0.0509 0.0511 Pem., Prth., Pend., Kes., Jasa Sosial Lain 0.0000 0.0943 0.0943 Jasa Perseorangan, Rumahtangga dan Jasa Lain 0.0001 0.0581 0.0582 Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Total 1 0.0393 1.9570 2.0824 5.0787 Berdasarkan Tabel 30, adanya injeksi pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat ternyata meningkatkan penerimaan faktor produksi tenaga kerja dengan dampak yang lebih besar dari faktor produksi kapital. Hal ini mengindikasikan bahwa perkebunan kelapa sawit rakyat memang masih bersifat labor intensive. Injeksi sebesar 1 miliar rupiah pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat akan meningkatkan penerimaan tenaga kerja sebesar 1.0725 miliar rupiah. Peningkatan penerimaan tenaga kerja sebesar 1.0725 miliar rupiah akibat adanya injeksi pada sektor sektor perkebunan kelapa sawit rakyat, merupakan 188 kontribusi dari dampak pengganda silang sebesar 0.9256 miliar rupiah dan dampak penggada closed loop 0.1469 miliar rupiah. Dengan kata lain, peningkatan pendapatan sebesar 1 miliar rupiah pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat misalnya akibat peningkatan ekspor akan meningkatkan penerimaan faktor produksi tenaga kerja sebesar 0.9256 miliar rupiah setelah dampak injeksi melalui seluruh sistem blok faktor produksi dan institusi, dan 0.1469 miliar rupiah setelah injeksi melalui seluruh blok lainnya dan kembali ke blok semula. Peningkatan pendapatan pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat juga memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan penerimaan pada blok institusi rumahtangga, terutama pada rumahtangga desa pengusaha tani sebesar 0.3587 miliar rupiah dan golongan rumahtangga kota berpendapatan rendah sebesar 0.2915 miliar rupiah. Besarnya peningkatan penerimaan rumahtangga desa pengusaha tani diduga karena kelompok rumahtangga ini adalah pemilik perkebunan kelapa sawit rakyat, sehingga besarnya peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat ini akan meningkatkan pendapatan pada rumahtangga desa pengusaha tani lebih besar dibandingkan dengan rumahtangga lainnya. Peningkatan pendapatan pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 1 miliar rupiah akan meningkatkan penerimaan pendapatan rumahtangga rumahtangga kota golongan rendah, sebesar 0.2915 miliar rupiah, dampak terbesar ke dua setelah rumahtangga desa pengusaha tani. Peningkatan pendapatan rumahtangga kota berpendapatan rendah sebesar 0.2915 miliar rupiah, merupakan kontribusi dari dampak silang 0.2507 miliar rupiah dan dampak closed loop 0.0408 miliar rupiah akibat peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 1 miliar rupiah. 189 Berdasarkan Tabel 30 juga dapat diungkapkan dampak peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat terhadap blok sektor produksi. Dari tabel tersebut dapat diungkapkan bahwa 1 miliar rupiah peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat akan meningkatkan penerimaan total produksi sektoral sebesar 5.0787 miliar rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa peranan perkebunan kelapa sawit rakyat terhadap pertumbuhan ekonomi cukup besar, karena peningkatan pendapatan perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 1 milyar dapat meningkatkan pendapatan ekonomi sektoral secara keseluruhan lebih dari lima kali lipatnya. Peningkatan penerimaan total produksi sektoral 5.0787 miliar rupiah akibat injeksi peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 1 miliar rupiah, merupakan kontribusi dari dampak pengganda transfer 0.0393 miliar rupiah dan dampak silang sebesar 1.9570 miliar rupiah dan pengganda closed loop 2.0824 miliar rupiah. Hasil analisis yang menarik adalah sektor lainnya yang mengalami peningkatan penerimaan paling besar akibat adanya injeksi sebesar 1 miliar rupiah terhadap perkebunan kelapa sawit rakyat ini adalah sektor industri pengolahan lainnya, sebesar 0.7737 miliar rupiah. Besarnya peningkatan penerimaan sektor industri pengolahan lainnya karena sektor ini merupakan pemasok utama bahan input berupa pupuk, pestisida dan lain-lainnya. Keterkaitan ke belakang perkebunan kelapa sawit rakyat yang sangat besar dengan sektor industri pengolahan lainnya mendorong peningkatan penerimaan pada sektor industri pengolahan lainnya cukup besar akibat dari peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat. Selanjutnya dampak peningkatan pendapatan pada perkebunan kelapa sawit perusahaan besar sebesar 1 miliar rupiah dapat dilihat pada Tabel 31. 190 Tabel 31. Dekomposisi Pengganda Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar di Kabupaten Siak Tahun 2003 Koefisien Pengganda Neraca Asal Injeksi Dampak Injeksi Terhadap Neraca Lainnya Injeksi Transfe r Open Loop Closed Loop Total Tenaga Kerja 0.5485 0.0878 0.636 3 Modal 0.1012 0.0983 0.199 5 Buruh Tani 0.0604 0.0098 0.070 2 Pengusaha Tani 0.1835 0.0299 0.213 4 Rumahtangga Desa Pendapatan Rendah 0.0589 0.0097 0.068 6 Rumahtangga Desa Pendapatan Tinggi 0.0540 0.0089 0.062 9 Rumahtangga Kota Pendapatan Rendah 0.1491 0.0244 0.173 5 Rumahtangga Kota Pendapatan Tinggi 0.0685 0.0112 0.079 7 Perusahaan 0.0429 0.0416 0.084 5 Pemerintah 0.0105 0.0054 0.015 9 Pertanian Tanaman Pangan 0.0014 0.0463 0.047 7 Pertanian Tanaman Lainnya 0.0017 0.0170 0.018 7 Peternakan dan Hasil-Hasilnya 0.0002 0.0144 0.014 6 Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat 0.0051 0.0016 0.006 7 Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar 1 0.0014 0.0000 1.001 4 Kehutanan dan Perburuan 0.0089 0.0115 0.020 4 Perikanan 0.0003 0.0336 0.033 9 Pertambangan dan Penggalian 0.0171 0.0220 0.039 1 Industri Kelapa Sawit 0.0022 0.0073 0.009 5 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 0.0011 0.0316 0.032 7 Industri Pengolahan Lainnya 0.3446 0.4448 0.789 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0.0051 0.0095 0.014 6 Perdagangan, Jasa Penunjang Angkutan Pergudangan 0.0258 0.0190 0.044 8 Konstruksi 0.1062 0.0081 0.114 3 Restoran Perhotelan 0.0029 0.0623 0.065 2 Transportasi 0.0128 0.0447 0.057 5 Bank Asuransi 0.0051 0.0187 0.023 8 Real Estate dan Jasa Perusahaan 0.0171 0.0303 0.047 4 Pem., Prth., Pend., Kes., Jasa Sosial Lain 0.0004 0.0577 0.058 1 Jasa Perseorangan, Rumahtangga dan Jasa Lain 0.0267 0.0346 0.061 3 Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar Total 1 0.5861 1.2775 1.2420 4.105 6 Serupa dengan dampak yang terjadi pada kelapa sawit rakyat, injeksi pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar ternyata juga meningkatkan penerimaan faktor produksi tenaga kerja dengan dampak yang 191 lebih besar dari faktor produksi kapital. Hal ini mengindikasikan bahwa perkebunan kelapa sawit perusahaan besar juga masih bersifat labor intensive. Injeksi sebesar 1 miliar rupiah pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar akan meningkatkan penerimaan tenaga kerja sebesar 0.6363 miliar rupiah. Peningkatan penerimaan tenaga kerja sebesar 0.6363 miliar rupiah akibat adanya injeksi pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar, merupakan kontribusi dari dampak pengganda silang sebesar 0.5485 miliar rupiah dan dampak pengganda closed loop 0.0878 miliar rupiah. Dengan kata lain, peningkatan pendapatan sebesar 1 miliar rupiah pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar misalnya akibat peningkatan ekspor akan meningkatkan penerimaan faktor produksi tenaga kerja sebesar 0.5485 miliar rupiah setelah dampak injeksi melalui seluruh sistem blok faktor produksi dan institusi, dan 0.0878 miliar rupiah setelah injeksi melalui seluruh blok lainnya dan kembali ke blok semula. Peningkatan pendapatan pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar, hampir sama dengan pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat juga memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan penerimaan pada blok institusi rumahtangga, terutama pada rumahtangga desa pengusaha tani dan rumahtangga kota berpendapatan rendah. Besarnya peningkatan penerimaan rumahtangga desa pengusaha tani diduga karena kelompok rumahtangga ini adalah pemilik perkebunan kelapa sawit rakyat yang juga sekaligus merupakan mitra dari perkebunan kelapa sawit perusahaan besar. Sehingga besarnya peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar ini akan juga meningkatkan pendapatan rumahtangga desa pengusaha tani lebih besar daripada rumahtangga lainnya. Peningkatan 192 pendapatan pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar sebesar 1 miliar rupiah akan meningkatkan penerimaan pendapatan rumahtangga pengusaha tani sebesar 0.2134 miliar rupiah. Selanjutnya peningkatan pendapatan pada sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar sebesar 1 miliar rupiah akan meningkatkan penerimaan pendapatan rumahtangga rumahtangga kota golongan rendah, sebesar 0.1735 miliar rupiah, dampak terbesar ke dua setelah rumahtangga desa pengusaha tani. Peningkatan pendapatan rumahtangga kota berpendapatan rendah sebesar 0.1735 miliar rupiah, merupakan kontribusi dari dampak silang 0.1491 miliar rupiah dan dampak closed loop 0.0244 miliar rupiah akibat peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar sebesar 1 miliar rupiah. Selanjutnya peningkatan pendapatan perkebunan kelapa sawit perusahaan besar 1 miliar rupiah juga akan meningkatkan penerimaan rumahtangga kota berpendapatan tinggi, buruh tani, rumahtangga desa berpendapatan rendah dan rumahtangga desa berpendapatan tinggi masing- masing sebesar 0.0797 miliar rupiah, 0.0702 miliar rupiah, 0.0686 miliar rupiah, dan 0.0629 miliar rupiah. Sementara itu, peningkatan pendapatan pada perkebunan kelapa sawit perusahaan besar sebesar 1 miliar rupiah akan meningkatkan penerimaan total produksi sektoral 4.1056 miliar rupiah, merupakan kontribusi dari dampak pengganda transfer 0.5861 miliar rupiah dan dampak silang sebesar 1.2775 miliar rupiah dan pengganda closed loop 1.2420 miliar rupiah. Berikutnya akan dijelaskan hasil analisis dekomposisi pengganda industri pengolahan kelapa sawit Tabel 32. Sama halnya dengan perkebunan kelapa sawit rakyat dan perusahaan besar yang menunjukkan bahwa injeksi pada 193 industri pengolahan kelapa sawit meningkatkan penerimaan faktor produksi tenaga kerja lebih besar daripada penerimaan faktor produksi kapital. Tabel 32. Dekomposisi Pengganda Industri Kelapa Sawit di Kabupaten Siak Tahun 2003 Koefisien Pengganda Neraca Asal Injeksi Dampak Injeksi Terhadap Neraca Lainnya Injeksi Transfer Open Loop Closed Loop Total Tenaga Kerja 0.3420 0.0563 0.3983 Modal 0.2220 0.0621 0.2841 Buruh Tani 0.0380 0.0063 0.0443 Pengusaha Tani 0.1155 0.0192 0.1347 Rumahtangga Desa Pendapatan Rendah 0.0372 0.0062 0.0434 Rumahtangga Desa Pendapatan Tinggi 0.0342 0.0057 0.0399 Rumahtangga Kota Pendapatan Rendah 0.0940 0.0156 0.1096 Rumahtangga Kota Pendapatan Tinggi 0.0432 0.0072 0.0504 Perusahaan 0.3420 0.0263 0.3683 Pemerintah 0.2220 0.0034 0.2254 Pertanian Tanaman Pangan 0.3829 0.0292 0.4121 Pertanian Tanaman Lainnya 0.0345 0.0108 0.0453 Peternakan dan Hasil-Hasilnya 0.0378 0.0091 0.0469 Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat 0.0417 0.0010 0.0427 Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar 0.0000 0.0000 0.0000 Kehutanan dan Perburuan 0.0108 0.0073 0.0181 Perikanan 0.0387 0.0212 0.0599 Pertambangan dan Penggalian 0.0247 0.0139 0.0386 Industri Kelapa Sawit 1 0.0195 0.0046 1.0241 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 0.0905 0.0199 0.1104 Industri Pengolahan Lainnya 0.3052 0.2813 0.5865 Listrik, Gas dan Air Minum 0.0065 0.0060 0.0125 Perdagangan, Jasa Penunjang Angkutan Pergudangan 0.0835 0.0120 0.0955 Konstruksi 0.0127 0.0052 0.0179 Restoran Perhotelan 0.0041 0.0394 0.0435 Transportasi 0.0173 0.0283 0.0456 Bank Asuransi 0.0084 0.0118 0.0202 Real Estate dan Jasa Perusahaan 0.0109 0.0191 0.0300 Pem., Prth., Pend., Kes., Jasa Sosial Lain 0.0026 0.0395 0.0421 Jasa Perseorangan, Rumahtangga dan Jasa Lain 0.0075 0.0219 0.0294 Industri Kelapa Sawit Total 1 1.1398 1.4901 0.7898 4.4197 Injeksi pada sektor industri pengolahan kelapa sawit memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan penerimaan pada blok institusi rumahtangga, terutama pada rumahtangga desa pengusaha tani dan rumahtangga kota berpendapatan rendah. Besarnya peningkatan penerimaan rumahtangga desa pengusaha tani diduga karena merupakan mitra dari perkebunan kelapa 194 sawit perusahaan besar. Sehingga besarnya peningkatan pendapatan sektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar ini akan juga meningkatkan pendapatan rumahtangga desa pengusaha tani lebih besar daripada rumahtangga lainnya. Injeksi pada sektor industri pengolahan kelapa sawit disamping meningkatkan pendapatan sektor ini sendiri, juga memberikan dampak terhadap sektor lainnya melalui efek keterkaitan ke depan dan ke belakang. Adapun sektor yang memperoleh dampak positif terbesar apabila terjadi peningkatan pendapatan pada sektor industri pengolahan kelapa sawit adalah industri pengolahan lainnya, dan industri makanan, minuman dan tembakau. Industri pengolahan kelapa sawit yang sebagian besar menghasilkan produk yang belum siap dikonsumsi bahan setengah jadi seperti CPO dan PKO pada dasarnya digunakan sebagai bahan baku bagi industri-industri pengolahan lainnya, seperti industri sabun, kosmetik, dan obat-obatan. Oleh karenanya peningkatan pendapatan pada industri pengolahan kelapa sawit juga memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan pendapatan sektor industri pengolahan lainnya. Secara total, peningkatan pendapatan pada industri pengolahan kelapa sawit sebesar 1 miliar rupiah akan meningkatkan penerimaan total produksi sektoral 4.4197 miliar rupiah, merupakan kontribusi dari dampak pengganda transfer 1.1398 miliar rupiah dan dampak silang sebesar 1.4901 miliar rupiah dan pengganda closed loop 0.7898 miliar rupiah. 6.3. Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Perkebunan dan Industri Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Rumahtangga Untuk mengetahui besarnya pengaruh global, langsung, dan total subsektor perkebunan dan industri kelapa sawit terhadap pendapatan berbagai 195 golongan rumahtangga digunakan analisis jalur struktural structural path analysis, SPA. Analisis jalur struktural adalah metode untuk mengidentifikasi seluruh jaringan yang berisi jalur yang menghubungkan pengaruh suatu sektor pada sektor lainnya dalam suatu Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Menurut Defourny and Thorbecke 1988, dan Thorbecke and collaborators, 1992 in Isard et al. 1998 metode SPA membuka ’black box’ yang tidak dapat dijelaskan oleh besaran pengganda multiplier. Analisis jalur struktural yang dilakukan dalam studi ini difokuskan pada pengaruh injeksi yang diberikan kepada subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat, subsektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar, dan subsektor industri kelapa sawit secara parsial sebagai jalur awal terhadap pendapatan institusi rumahtangga sebagai tujuan. Besarnya koefisien pengaruh dalam SPA menunjukkan besaran pengeluaran yang menghubungkan dua titik dengan menggunakan pendekatan kecenderungan pengeluaran rata-rata average expenditure propensity. 6.3.1. Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Terhadap Pendapatan Rumahtangga Gambar 10 menyajikan nilai-nilai yang menggambarkan pengaruh global dan pengaruh langsung yang berawal dari sektor perkebunan kelapa sawit rakyat menuju institusi-institusi rumahtangga tertentu. Selanjutnya detail dari besar pengaruh global dampak pengganda dengan pergerakan awal dari industri makanan, minuman dan tembakau skala kecil menuju institusi-institusi rumahtangga tertentu disajikan pada Tabel 33. Dari Gambar dan Tabel 33 dapat diungkapkan bahwa subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR memberikan pengaruh global terbesar terhadap rumahtangga pengusaha tani RPT yakni sebesar 0.359. Nilai ini memberikan arti bahwa peningkatan penerimaan PKSR sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RPT sebesar 35.9 rupiah. 196 Gambar 9a, b, c, d, e, f. Structural Path Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Siak Tahun 2003 Selanjutnya pengaruh global lainnya dari perkebunan kelapa sawit rakyat ini berturut-turut pada rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR, rumah tangga kota pendapatan tinggi RKPT, rumah tangga buruh tani RBT, rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR dan rumah tangga desa pendapatan tinggi RDPT. 0.017 0.015 0.260 0.009 0.123 0.095 0321 0.917 RPT RKPT RDPT RKPR PKSR TK 0.123 0.917 RKPT PKSR TK 0.014 0.013 0.100 0.012 0.007 0.260 0.095 0.123 0321 0.917 RKPT RKPR RPT RBT PKSR TK RDPT 0.015 0.015 0.321 0.018 0.123 0.260 0.095 0.917 RDPT RKPT RKPR RPT PKSR TK 0.095 0.917 RDPT PKSR TK 0.006 0.102 0.260 0.917 RKPR RDPR TK PKSR a b c d e f 197 Tabel 33. Pengaruh Global, Pengaruh Langsung, dan Pengaruh Total pada Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Siak Tahun 2003 Jalur Awal Jalur Tujuan Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persen RBT 0.118 PKSR-TK-RBT 0.091 1.173 0.107 90.800 PKSR-TK-RPT-RBT 0.002 1.185 0.002 2.000 PKSR-TK-RDPT RBT 0.001 1.179 0.001 1.000 PKSR-TK-RKPR-RBT 0.003 1.186 0.004 3.100 PKSR-TK-RKPT-RBT 0.002 1.176 0.002 1.600 RPT 0.359 PKSR-TK-RPT 0.294 1.178 0.347 96.600 PKSR-TK-RDPT RPT 0.002 1.185 0.002 0.500 PKSR-TK-RKPR-RPT 0.003 1.191 0.004 1.200 PKSR-TK-RKPT-RPT 0.002 1.182 0.002 0.600 RDPR 0.115 PKSR-TK-RDPR 0.093 1.172 0.109 95.000 PKSR-TK-RKPR-RDPR 0.002 1.185 0.002 1.600 RDPT 0.106 PKSR-TK-RDPT 0.087 1.173 0.102 97.000 RKPR 0.291 PKSR-TK-RKPR 0.238 1.180 0.281 96.400 PKSR-TK-RPT-RKPR 0.003 1.191 0.003 1.000 PKSR-TK-RDPT RKPR 0.001 1.186 0.002 0.500 PKSR-TK-RKPT-RKPR 0.002 1.183 0.002 0.800 Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat PKSR RKPT 0.134 PKSR-TK-RKPT 0.113 1.170 0.132 98.300 Ada empat jalur yang dilalui dari PKSR menuju rumahtangga pengusaha tani RPT di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 96.60 persen terhadap pendapatan RPT. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga desa golongan atas RDPT yang memberikan tambahan pendapatan 0.50 persen terhadap pendapatan RPT. Ketiga, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota golongan rendah RKPR yang memberikan tambahan pendapatan 1.20 persen terhadap pendapatan RPT. Dan Keempat, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota golongan atas RKPT yang memberikan tambahan pendapatan 0.60 persen terhadap pendapatan RPT. Injeksi terhadap PKSR berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga kota pendapatan rendah RKPR dengan pengaruh global sebesar 0.291. Hal ini berarti bahwa peningkatan penerimaan PKSR sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RKPR sebesar 29.1 rupiah. Ada 198 empat jalur yang dilalui dari PKSR menuju rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR di Kabupaten Siak, semuanya melewati faktor produksi tenaga kerja ada yang langsung menuju RKPR dan ada yang menuju institusi lainnya dahulu. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 96.40 persen terhadap pendapatan RKPR. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga pengusaha tani RPT yang memberikan tambahan pendapatan 1 persen terhadap pendapatan RKPR. Ketiga, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga desa pendapatan tinggi RDPT yang memberikan tambahan pendapatan 0.50 persen terhadap pendapatan RKPR. Keempat, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi RKPT yang memberikan tambahan pendapatan 0.80 persen terhadap pendapatan RKPR. Pada rumah tangga kota pendapatan tinggi RKPT, injeksi terhadap PKSR sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga kota pendapatan tingi RKPT sebesar 13.4 rupiah. Hanya ada satu jalur yang dilalui dari PKSR menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi RKPT di Kabupaten Siak, yaitu melewati faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 98.30 persen terhadap pendapatan RKPT. Besarnya pengaruh global dari injeksi terhadap PKSR sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga buruh tani RBT sebesar 11.8 rupiah. Ada lima jalur yang dilalui dari PKSR menuju rumahtangga buruh tani RBT di Kabupaten Siak, semuanya melewati faktor produksi tenaga kerja ada yang langsung menuju RBT dan ada yang menuju institusi lainnya dahulu. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan 199 tambahan pendapatan 90.80 persen terhadap pendapatan RBT. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga pengusaha tani RPT yang memberikan tambahan pendapatan 2 persen terhadap pendapatan RBT. Ketiga, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga desa pendapatan tinggi RDPT yang memberikan tambahan pendapatan 1 persen terhadap pendapatan RBT. Keempat, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR yang memberikan tambahan pendapatan 3.10 persen terhadap pendapatan RBT. Kelima, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi RKPT yang memberikan tambahan pendapatan 1.60 persen terhadap pendapatan RBT. . Injeksi terhadap PKSR berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR dengan pengaruh global sebesar 0.115. Hal ini berarti bahwa peningkatan penerimaan PKSR sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RDPR sebesar 11.5 rupiah. Ada dua jalur yang dilalui dari PKSR menuju rumahtangga desa pendapatan rendah RKPR di Kabupaten Siak, semuanya melewati faktor produksi tenaga kerja ada yang langsung menuju RKPR dan ada yang menuju institusi rumahtangga kota pendapatan rendah terlebih dahulu. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 95.0 persen terhadap pendapatan RDPR. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR yang memberikan tambahan pendapatan 1.60 persen terhadap pendapatan RDPR. Pada rumah tangga desa pendapatan tinggi RDPT, injeksi terhadap PKSR sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga desa 200 pendapatan tinggi RDPT sebesar 10.6 rupiah. Hanaya ada satu jalur yang dilalui dari PKSR menuju rumahtangga desa pendapatan tinggi RDPT di Kabupaten Siak, yaitu melewati faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 97.0 persen terhadap pendapatan RDPT. 6.3.2. Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar Terhadap Pendapatan Rumahtangga Sama halnya dengan pengaruh global PKSR, dari Tabel 34 dan gambar 10 dapat diketahui bahwa subsektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar PKSPB ternyata juga memberikan pengaruh global terbesar terhadap rumahtangga pengusaha tani RPT, yakni sebesar 0.213. Nilai ini memberikan arti bahwa peningkatan penerimaan PKSPB sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RPT di Kabupaten Siak sebesar 21.3 rupiah. Tabel 34. Pengaruh Global, Pengaruh Langsung, dan Pengaruh Total pada Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar di Kabupaten Siak Tahun 2003 Jalur Awal Jalur Tujuan Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persen RBT 0.070 PKSPB-TK-RBT 0.050 1.167 0.059 83.600 PKSPB-TK-RPT-RBT 0.001 1.178 0.001 1.800 PKSPB-TK-RKPR-RBT 0.002 1.179 0.002 2.900 RPT 0.213 PKSPB-TK-RPT 0.162 1.172 0.190 89.000 PKSPB-TK-RKPR-RPT 0.002 1.185 0.002 1.100 PKSPB-PKSR-TK-RPT 0.001 1.180 0.002 0.800 PKSPB-LGAM-TK-RPT 0.003 2.046 0.005 2.400 PKSPB-RESTO-TK-RPT 0.003 1.175 0.003 1.400 RDPR 0.069 PKSPB-TK-RDPR 0.051 1.165 0.060 87.400 RDPT 0.063 PKSPB-TK-RDPT 0.048 1.166 0.056 89.200 RKPR 0.173 PKSPB-TK-RKPR 0.131 1.173 0.154 88.700 PKSPB-TK-RPT-RKPR 0.001 1.185 0.002 1.000 PKSPB-TK-RKPT-RKPR 0.001 1.176 0.001 0.700 PKSPB-PKSR-TK-RKPR 0.001 1.181 0.001 0.800 PKSPB-LGAM-TK-RKPR 0.002 2.048 0.004 2.400 PKSPB-RESTO-TK-RKPR 0.002 1.176 0.002 1.400 Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar PKSPB RKPT 0.080 PKSPB-TK-RKPT 0.062 1.163 0.072 90.500 201 Gambar 10a, b, c, d, e, f. Structural Path Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Besar Selanjutnya pengaruh global lainnya dari perkebunan kelapa sawit perusahaan besar ini ternyata juga sama dengan pengaruh global dari perkebunan kelapa sawit rakyat berturut-turut pada rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR, rumah tangga kota pendapatan tinggi RKPT, rumah tangga buruh tani RBT, rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR dan rumah tangga desa pendapatan tinggi RDPT. 0.013 0.100 0.620 0.007 0.321 0.505 RKPR RPT RBT PKSPB TK 0.017 0.917 0.002 0.005 0.324 0.015 0.013 0.025 0.003 0.505 LGAM RESTO PKSR RKPR RPT PKSPB TK 0.123 0.505 RKPT PKSPB TK 0.017 0.260 0.123 0.017 0.917 0.002 0.005 0.009 0.321 0.025 0.003 0.505 RKPT LGAM RESTO PKSR RPT RKPR PKSPB TK a b 0.095 0.505 0.120 0.505 RDPR PKSPB TK RDPT PKSPB TK c d e f 202 Dari gambar 10 dan tabel 34 terlihat ada lima jalur yang dilalui dari PKSPB menuju rumahtangga pengusaha tani di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 89.00 persen terhadap pendapatan RPT. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga kota golongan rendah RKPR yang memberikan tambahan pendapatan 1.10 persen terhadap pendapatan RPT. Ketiga, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 0.80 persen terhadap pendapatan RPT. Keempat, melalui subsektor listrik, gas, dan air minum LGAM kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.40 persen terhadap pendapatan RPT. Kelima, melalui subsektor hotel dan restoran RESTO kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.40 persen terhadap pendapatan RPT. Injeksi pada subsektor perkebunan kelapa sawit perusahaan besar PKSPB sebesar ternyata memberikan pengaruh global terhadap rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR sebesar 17.3 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 34, terlihat ada enam jalur yang dilalui dari PKSPB menuju rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 88.70 persen terhadap pendapatan RKPR. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga pengusaha tani RPT yang memberikan tambahan pendapatan 1.00 persen terhadap pendapatan RKPR. Ketiga, melalui faktor produksi tenaga kemudian menuju RKPT yang memberikan tambahan pendapatan 0.70 persen terhadap pendapatan RKPR. Keempat, melalui 203 subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 0.80 persen terhadap pendapatan RKPR. Kelima, subsektor listrik, gas, dan air minum LGAM kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.40 persen terhadap pendapatan RKPR. Keenam, melalui subsektor hotel dan restoran RESTO kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.40 persen terhadap pendapatan RKPR. Pada rumah tangga kota pendapatan tinggi RKPT, injeksi terhadap PKSPB sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga kota pendapatan tingi RKPT sebesar 8 rupiah. Hanya ada satu jalur yang dilalui dari PKSPB menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi RKPT di Kabupaten Siak, yaitu melewati faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 90.50 persen terhadap pendapatan RKPT. Besarnya pengaruh global dari injeksi terhadap PKSPB sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga buruh tani RBT sebesar 7 rupiah. Ada tiga jalur yang dilalui dari PKSPB menuju rumahtangga buruh tani RBT di Kabupaten Siak, semuanya melewati faktor produksi tenaga kerja ada yang langsung menuju RBT dan ada yang menuju institusi lainnya dahulu. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 83.6 persen terhadap pendapatan RBT. Kedua, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju rumahtangga pengusaha tani RPT yang memberikan tambahan pendapatan 1.8 persen terhadap pendapatan RBT. Ketiga, melalui faktor produksi tenaga kerja kemudian menuju 204 rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR yang memberikan tambahan pendapatan 2.90 persen terhadap pendapatan RBT. Pada rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR, injeksi terhadap PKSPB sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR sebesar 6.9 rupiah. Hanya ada satu jalur yang dilalui dari PKSPB menuju rumahtangga desapendapatan rendah RDPR di Kabupaten Siak, yaitu melewati faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 87.40 persen terhadap pendapatan RDPR. Pada rumah tangga desa pendapatan tinggi RDPT, injeksi terhadap PKSPB sebesar 100 rupiah berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga desa pendapatan tingi RDPT sebesar 6.3 rupiah. Hanya ada satu jalur yang dilalui dari PKSPB menuju rumahtangga desa pendapatan tinggi RDPT di Kabupaten Siak, yaitu melewati faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 89.20 persen terhadap pendapatan RDPT. 6.3.3. Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Industri Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Rumahtangga Sama halnya dengan pengaruh global PKSR dan PKSPB, subsektor industri pengolahan kelapa sawit IPPKS juga memberikan pengaruh global terbesar terhadap rumahtangga pengusaha tani RPT di Kabupaten Siak, yakni sebesar 0.135. Nilai ini memberikan arti bahwa peningkatan penerimaan PKSPB sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RPT di Kabupaten Siak sebesar 13.5 rupiah Gambar 11 dan Tabel 35. Selanjutnya urutan pengaruh global berikutnya dari industri pengolahan kelapa sawit ternyata juga sama dengan perkebunan kelapa sawit perusahaan besar dan perkebunan kelapa sawit rakyat berturut-turut pada rumahtangga kota 205 pendapatan rendah RKPR, rumah tangga kota pendapatan tinggi RKPT, rumah tangga buruh tani RBT, rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR dan rumah tangga desa pendapatan tinggi RDPT. 0.008 0.077 0.003 0.917 0.037 0.556 0.394 0.321 0.029 0.072 PKSR PTL KNTRK PTP RBT IPPKS TK 0.027 0.044 0.025 0.077 0.003 0.004 0.037 0.083 0.917 0.302 0.556 0.394 0.321 0.029 0.033 0.072 KNTRK ILL PTL PKSR PHH LGAM PTP RPT IPPKS TK 0.120 0.077 0.003 0.917 0.037 0.072 0.302 0.394 0.556 0.033 0.029 0.321 KNTRK PTL PKSR PHH PTP RDPR IPPKS TK 0.095 0.077 0.394 0.556 0.072 0.917 0.003 0.037 0.029 0.321 KNTRK PTL PKSR PTP RDPT IPPKS TK 0.123 0.077 0.003 0.072 0.917 0.037 0.033 0.302 0.394 0.556 0.029 0.321 PTL PKSR PHH KNTRK PTP RKPT IPPKS TK ILL 0.260 0.044 0.083 0.077 0.003 0.917 0.037 0.072 0.302 0.033 0.394 0.556 0.029 0.321 PTL PKSR PHH PTP RKPR IPPKS TK KNTRK a b c d e f Gambar 11. Structural Path Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Siak Tahun 2003 206 Ada delapan jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga pengusaha tani di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 20.40 persen terhadap pendapatan RPT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan PTP dan kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 37.90 persen terhadap pendapatan RPT. Tabel 35. Pengaruh Global, Pengaruh Langsung, dan Pengaruh Total pada Sektor Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Siak Tahun 2003 Jalur Awal Jalur Tujuan Pengaruh Global Jalur Dasar Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persen RBT 0.044 IPPKS-TK-RBT 0.007 1.188 0.008 19.200 IPPKS-PTP-TK-RBT 0.013 1.252 0.016 35.600 IPPKS-PTL-TK-RBT 0.002 1.192 0.002 4.300 IPPKS-PKSR-TK-RBT 0.003 1.196 0.004 9.100 IPPKS-KNTRK-TK-RBT 0.001 1.298 0.002 3.900 RPT 0.135 IPPKS-TK-RPT 0.023 1.193 0.027 20.400 IPPKS-PTP-TK-RPT 0.041 1.257 0.051 37.900 IPPKS-PTL-TK-RPT 0.005 1.197 0.006 4.600 IPPKS-PHH-TK-RPT 0.003 1.205 0.004 2.800 IPPKS-PKSR-TK-RPT 0.011 1.201 0.013 9.700 IPPKS-ILL-TK-RPT 0.002 1.319 0.002 1.800 IPPKS-LGAM-TK-RPT 0.001 2.082 0.002 1.800 IPPKS-KNTRK-TK-RPT 0.004 1.303 0.006 4.100 RDPR 0.043 IPPKS-TK-RDPR 0.007 1.186 0.009 20.000 IPPKS-PTP-TK-RDPR 0.013 1.250 0.016 37.100 IPPKS-PTL-TK-RDPR 0.002 1.190 0.002 4.500 IPPKS-PHH-TK-RDPR 0.001 1.198 0.001 2.800 IPPKS-PKSR-TK-RDPR 0.003 1.195 0.004 9.500 IPPKS-KNTRK-TK-RDPR 0.001 1.296 0.002 4.000 RDPT 0.040 IPPKS-TK-RDPT 0.007 1.187 0.008 20.300 IPPKS-PTP-TK-RDPT 0.012 1.251 0.015 37.800 IPPKS-PTL-TK-RDPT 0.002 1.191 0.002 4.600 IPPKS-PKSR-TK-RDPT 0.003 1.196 0.004 9.700 IPPKS-KNTRK-TK-RDPT 0.001 1.297 0.002 4.100 RKPR 0.110 IPPKS-TK-RKPR 0.019 1.194 0.022 20.300 IPPKS-PTP-TK-RKPR 0.033 1.258 0.041 37.700 IPPKS-PTL-TK-RKPR 0.004 1.198 0.005 4.600 IPPKS-PHH-TK-RKPR 0.003 1.206 0.003 2.800 IPPKS-PKSR-TK-RKPR 0.009 1.203 0.011 9.700 IPPKS-ILL-TK-RKPR 0.002 1.320 0.002 1.800 IPPKS-KNTRK-TK-RKPR 0.003 1.305 0.004 4.100 RKPT 0.050 IPPKS-TK-RKPT 0.009 1.184 0.010 20.700 IPPKS-PTP-TK-RKPT 0.016 1.248 0.019 38.500 IPPKS-PTL-TK-RKPT 0.002 1.188 0.002 4.700 IPPKS-PHH-TK-RKPT 0.001 1.196 0.001 2.900 IPPKS-PKSR-TK-RKPT 0.004 1.193 0.005 9.900 Industri Pengolahan Kelapa Sawit IPPKS IPPKS-KNTRK-TK-RKPT 0.002 1.294 0.002 4.200 Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lainnya PTL dan kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan 207 pendapatan 4.60 persen terhadap pendapatan RPT. Keempat, melalui subsektor peternakan dan hasil-hasilnya PHH dan kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.80 persen terhadap pendapatan RPT. Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.70 persen terhadap pendapatan RPT. Keenam, melalui subsektor industri pengolahan lainnya ILL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.80 persen terhadap pendapatan RPT. Ketujuh, melalui subsektor listrik, gas, dan air minum LGAM kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.80 persen terhadap pendapatan RPT. Dan keenam, melalui subsektor konstruksi KNTRK kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.10 persen terhadap pendapatan RPT. Industri pengolahan kelapa sawit IPPKS memberikan pengaruh global terbesar terhadap rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR di Kabupaten Siak, yakni sebesar 0.110. Nilai ini memberikan arti bahwa peningkatan penerimaan IPPKS sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RKPR di Kabupaten Siak sebesar 11.0 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada tujuh jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga kota pendapatan rendah RKPR di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 20.30 persen terhadap pendapatan RKPR. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan PTP kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 37.70 persen terhadap pendapatan RKPR. Ketiga, melalui 208 subsektor pertanian tanaman lain PTL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.60 persen terhadap pendapatan RKPR. Keempat, melalui subsektor peternakan dan hasil hasilnya PHH kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.80 persen terhadap pendapatan RKPR. Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.70 persen terhadap pendapatan RKPR. Keenam, melalui subsektor industri pengolahan lainnya ILL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.80 persen terhadap pendapatan RKPR. Ketujuh, melalui subsektor konstruksi KNTRK kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.10 persen terhadap pendapatan RKPR. Pada rumah tangga kota pendapatan tinggi RKPT, injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit IPPKS sebesar 100 rupiah memberikan pengaruh global terbesar terhadap RKPT di Kabupaten Siak sebesar 5 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada enam jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi RKPT di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 20.70 persen terhadap pendapatan RKPT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan PTP kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 38.50 persen terhadap pendapatan RKPT. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain PTL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.70 persen terhadap pendapatan RKPT. Keempat, melalui subsektor peternakan 209 dan hasil hasilnya PHH kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.90 persen terhadap pendapatan RKPT. Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.90 persen terhadap pendapatan RKPT. Keenam, melalui subsektor konstruksi KNTRK kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.20 persen terhadap pendapatan RKPT. Injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit IPPKS sebesar 100 rupiah memberikan pengaruh global terbesar terhadap RBT di Kabupaten Siak sebesar 4.4 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada lima jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi RKPT di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 19.20 persen terhadap pendapatan RBT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan PTP kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 35.60 persen terhadap pendapatan RBT. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain PTL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.30 persen terhadap pendapatan RBT. Keempat, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.10 persen terhadap pendapatan RBT. Kelima, melalui subsektor konstruksi KNTRK kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 3.90 persen terhadap pendapatan RBT. Pada rumah tangga desa pendapatan rendah RDPR, injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit IPPKS sebesar 100 rupiah memberikan 210 pengaruh global terbesar terhadap RDPR di Kabupaten Siak sebesar 4.3 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada enam jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga desa pendapatan rendah RDPR di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 20.00 persen terhadap pendapatan RDPR. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan PTP kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 37.10 persen terhadap pendapatan RDPR. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain PTL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.50 persen terhadap pendapatan RDPR. Keempat, melalui subsektor peternakan dan hasil hasilnya PHH kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.80 persen terhadap pendapatan RDPR. Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.50 persen terhadap pendapatan RDPR. Keenam, melalui subsektor konstruksi KNTRK kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.0 persen terhadap pendapatan RDPR. Pada rumah tangga desa pendapatan tinggi RDPT, injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit IPPKS sebesar 100 rupiah memberikan pengaruh global terbesar terhadap RDPT di Kabupaten Siak sebesar 4.0 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada lima jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga desa pendapatan tinggi RDPT di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja TK yang memberikan tambahan pendapatan 20.30 persen terhadap pendapatan RDPT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan PTP kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja 211 yang memberikan tambahan pendapatan 37.80 persen terhadap pendapatan RDPT. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain PTL kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.60 persen terhadap pendapatan RDPT. Keempat, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat PKSR kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.70 persen terhadap pendapatan RDPT. Kelima, melalui subsektor konstruksi KNTRK kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.10 persen terhadap pendapatan RDPT. 6.4. Simulasi Kebijakan 6.4.1. Dampak Kebijakan Stimulus Ekonomi Terhadap Pendapatan