127 Membuang daun-daun songgo dua secara rutin, sehingga pada pokok
tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
6 Kastrasi Bunga
Kastrasi adalah pembuangan bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina sebelum areal tersebut dipolinasi. Kastrasi bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan vegetatif dan menghilangkan sumber infeksi hama penyakit. Kastrasi pada tanaman kelapa sawit dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga
yang pertama sampai tanaman berumur 33 bulan, yaitu enam bulan sebelum panen, pada saat dimulai penyerbukan buatan. Pada saat kastrasi dihentikan bunga
yang paling tua telah berada kurang lebih 30 cm di atas tanah Risza, 1994
7 Penyerbukan Buatan
Bunga jantan dan betina pada tanaman kelapa sawit letaknya terpisah dan masaknya tidak bersamaan sehingga penyerbukan alami kurang intensif. Untuk
mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dilakukan penyerbukan buatan oleh manusia atau oleh serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan. Ciri
bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan adalah sebagai berikut.
• Bak seludang bunga. • Campurkan serbuk sari dengan talk murni 1:2. Serbuk sari diambil
dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium.
128 • Semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby
dusterpuffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit SPKS
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara
di atas adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15 persen dan produksi inti meningkat sampai 30 persen.
Namun demikian, cara tersebut juga memiliki kekurangan, yakni buah sulit rontok dan tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.
8 Pengendalian Hama dan Penyakit a.
Hama
• Nematoda Penyebabnya adalah Rhadinaphelenchus cocophilus. Bagian yang
diserang adalah akar. Gejala yang ditimbulkan adalah pusat mahkota mengerdil, daun baru tergulung dan tegak, daun berubah warna menjadi
kuning dan mengering; tandan buah menjadi busuk. Pengendalian dilakukan dengan meracuni pohon dengan natrium arsenit dan setelah mati
dibongkar dan dibakar. • Tungau
Penyebabnya adalah tungau merah Oligonychus. Bagian yang diserang adalah daun. Gejalanya daun menjadi mengkilap dan berwarna bornz.
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan akarisida tetradifon 0,1-0,2 persen.
129 • Ulat setora
Penyebabnya adalah Setora nitens, dengan bagian yang diserang adalah daun. Gejalanya adalah daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja.
Pengendalian dilakukan menggunakan insektisida Hostation 25 ULV, Sevin 85 ES, Dursban 20 EC pada konsentrasi 0,2-0,3 persen.
• Kumbang oryctes Penyebabnya adalah Oryctes rhynoceros. Bagian yang diserang adalah
titik tumbuh, bakal daun. Gejalanya daun seperti terpotong gunting; pada serangan berat tanaman akan mati. Pengendalian dilakukan dengan
peningkatan sanitasi dan pemberantasan biologi dengan parasit jamur. • Oil palm bunch moth
Penyebabnya adalah Tiorathaba mundella. Bagian yang diserang yaitu bagian buah muda dan kadang-kadang tandan buah. Gejala yang terjadi
diantaranya adalah buah muda berlubang dan tandan buah rusak. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida
DipterexThiodan 0,55 kg370 liter air. Selain itu dilakukan pemberantasan biologi dengan parasit tabuhan dan lalat parasit.
• Babi hutan dan tikus
b. Penyakit