38
plasma kepada Perusahaan Inti yang merupakan mitranya. Selanjutnya sesuai dengan skim KKPA, maka KUD dapat bertindak sebagai pelaksana pemberian
kredit executing agent, atau penyalur kredit chanelling agent. Perusahaan Inti bertugas: 1 membimbing, memberi bantuan teknis
budidaya dan manajemen kepada KUDpetani peserta sesuai dengan tahapan pembangunan kebun plasma sehingga KUDpetani peserta dapat melaksanakan
kegiatan usahanya dan bermitra dengan baik, melaksanakan pembangunan kebun plasma sesuai dengan ketentuan yang berlaku, membeli, mengolah dan
memasarkan seluruh hasil produksi kebun plasma; 2 memberi peran kepada KUD dalam masa konstruksi, masa penyerahan sampai pelunasan kredit dan masa
pasca kredit lunas; 3 membangun kebun inti dan atau fasilitas pengolahan sesuai standar yang ditentukan pemerintah; dan 4 membantu dalam pemotongan
angsuran kredit sampai lunas dan IDAPERTABUN pada saat pembayaran harga hasil produksi yang besarnya sesuai kesepakatan antara Perusahaan Inti dan KUD.
2.3.2. Pola Perkebunan Inti Rakyat
Sistem pengembangan perkunan dengan pola Perkebunan Inti Rakyat PIR diterapkan mengacu Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
No.: 60KptsKB.510298 tentang pembinaan dan pendegelasian pengembangan perkebunan pola Perusahaan Inti Rakyat. Pengembangan perkebunan pola
Perusahaan Inti Rakyat PIR-BUN adalah pengembangan perkebunan yang menggunakan perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing
perkebunan rakyat disekitarnya sebagi plasma yang dibiayai dari berbagai sumber pendanaan dan dilaksanakan dalam suatu sistem kerjasama kemitraan yang saling
menguntungkan, utuh dan berkesinambungan.
39
PIR-BUN merupakan satu paket pengembangan wilayah perkebunan yang utuh yang terdiri dari: 1 Komponen Utama, meliputi: pembangunan perkebunan
dan atau fasilitas pengolahan sebagai inti, dan pembangunan kebun plasma termasuk sarana dan prasarana jalan; dan 2 komponen penunjang meliputi
peningkatan kualitas manajemen kelembagaan. Semua komponen sebagaimana dimaksud harus terjamin keutuhan dan kualitasnya baik pada tahap persiapan,
pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan guna kelangsungan usaha. Tujuan pembinaan dan pengendalian PIR-BUN adalah: 1 meningkatkan
pembangunan perkebunan rakyat secara intensif, terarah dan terpadu dalam menambah pendapatan dan kesejahteraan petani, 2 meningkatkan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya lahan dan modal secara optimal untuk dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, 3 meningkatkan kemampuan
kelembagaan ekonomi petani plasma dalam wadah koperasi sehingga mampu berperan dalam agribisnis, 4 Mewujudkan kemitraan agribisnis yang kuat antara
koperasipetani plasma dan perusahaan inti perkebunan, dan 5 meningkatkan pelaksanaan pencapaian sasaran pembangunan perkebunan secara efisien.
Sama halnya dengan pada pola KKPA, pada pola PIR juga melibatkan koperasipetani plasma dan perusahaan ini dengan hak dan kewajibannya juga
diatur dalam SK Menteri Pertanian ini. Koperasipetani plasma mempunyai hak- hak yang meliputi: 1 memperoleh bimbingan dan pembinaan dari Perusahaan
Inti sesuai ketentuan yang berlaku, 2 memperoleh informasi tentang sumber pendanaan oleh Perusahaan Inti, 3 memperoleh kesempatan untuk memiliki
sebagian unit pengolahan hasil perusahaan inti sesuai kesepakatan kedua belah pihak, 4 ikut membantu dalam pembangunan kebun, dan 5 memperoleh
40
tanaman yang memenuhi standar teknis. Disamping itu Koperasipetani plasma mempunyai kewajiban, meliputi: 1 mengikuti secara aktip perkembangan
pelaksanaan Kebun Plasma oleh Perusahaan Inti dan mengupayakan penyelesaian terhadap penyimpangan yang terjadi, 2 melaksanakan atau mengkoordinasikan
pengangkutan hasil produksi Petani Plasma ke pabrik dan penyediaan sarana produksi saprodi, 3 mengkoordinasikan pemeliharaan jalan produksikoleksi
dan pemeliharaan tanaman, 4 mendorong petani plasma untuk menabung dan atau ikut asuransi guna menyediakan dana untuk peremajaan antara lain melalui
IDAPERTABUN, 5 mengembangkan pengelolaan kebun secara bersama melalui kelompok hamparan, dan 6 mencegah penjualan produksi kepada pihak
lain dan mencegah adanya pungutan di luar ketentuan. Sementara itu, Perusahaan Inti mempunyai hak-hak sebagai berikut:
1 menentukan sistem manajemen untuk menjamin kwalitas dan produktivitas kebun, 2 memperoleh daftar petani, lokasi dan luas lahan pemilikan serta
menentukan tata ruangnya, dan 3 memperoleh seluruh produksi petani peserta untuk dibeli dan diolah di pabrik milik perusahaan inti. Dan kewajiban
Perusahaan Inti meliputi: 1 membangun Kebun Plasma dengan prasarana, kebun inti dan atau pabrik sesuai standar teknis, 2 meningkatkan kemampuan
Kelompok Tani dan Koperasi agar dapat melaksanakan manajemen produksi sehingga tercapai peningkatan mutu dan produktivitas, 3 menyampaikan laporan
perkembangan pelaksanaan pembangunan kebun kepada Instansi pembina baik investasi maupun fisik, 4 menanggung kerugian akibat kelalaian dalam
membangun Kebun Plasma yang tidak sesuai dengan standar teknis, 5 menyerahkan Kebun Plasma kepada Koperasikelompok tani tepat pada
41
waktunya dengan mutu sesuai standar teknis, 6 mendorong petani plasma untuk menabung atau ikut asuransi dalam rangka peremajaan tanaman antara lain
melalui IDAPERTABUN, dan 7 membeli seluruh produksi Kebun Plasma dengan harga yang layak.
2.3.3. Pola Patungan Pengembangan Perkebunan