217
6.4.4. Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan
Hasil analisis dampak kebijakan stimulus ekonomi terhadap distribusi pendapatan rumahtangga disajikan pada Tabel 38. Berdasarkan simulasi 1,
stimulus ekonomi sebesar 1 miliar rupiah yang didistribusikan secara merata pada perkebunan kelapa sawit rakyat dan perkebunan kelapa sawit perusahaan besar
cenderung bias ke rumahtangga pengusahatani. Hasil analisis simulasi 2, 3, 4 dan 5 mirip dengan simulasi 1, stimulus ekonomi juga memberikan dampak yang
relatif bias ke rumahtangga pengusaha tani dan rumahtangga golongan rendah di kota. Walaupun cenderung bias ke rumahtangga kota golongan rendah, hasil
stimulus ekonomi ini memberikan dampak positif yang besar kepada seluruh kelompok rumahtanga.
Jika dilihat hasil simulasi 6 dan 7, menunjukkan kebijakan transfer pendapatan memberikan dampak yang besar terhadap rumahtangga yang
memperoleh langsung transfer pendapatan tersebut. Selanjutnya hasil simulasi 8 mempertegas bahwa kebijakan redistribusi pendapatan mampu mempercepat
terwujudnya distribusi pendapatan yang merata. Hanya saja kebijakan ini memberikan dampak yang negatif pada golongan rumah tangga berpendapatan
tinggi baik di desa maupun di kota. Sedangkan hasil analisis dampak kebijakan ekonomi kenaikan ekspor,
investasi dan pajak terhadap distribusi pendapatan rumahtangga disajikan pada Tabel 39. Hasil analisis simulasi 9 dan 10 mengindikasikan bahwa kenaikan
ekspor sebesar 10 persen pada kelapa sawit perusahaan besar dan industri kelapa sawit memberikan dampak yang relatif bias ke rumahtangga buruh tani dan
pengusaha tani. Walaupun demikian secara keseluruhan kebijakan kenaikan
218
ekspor ini memberikan dampak positif yang besar kepada seluruh kelompok rumahtanga dengan besaran yang relatif merata.
Hal yang sama juga terjadi pada simulasi 11,12, dan 13. Peningkatan investasi sebesar 10 persen baik pada perkebunan kelapa sawit rakyat, kelapa
sawit perkebunan besar, dan industri kelapa sawit ternyata memberikan dampak yang relatif bias ke rumahtangga buruh tani dan pengusaha tani serta dampak
positif yang besar kepada seluruh kelompok rumahtanga dengan besaran yang relatif merata. Adapun penerapan kebijakan kenaikan pajak sebesar 3 persen pada
industri kelapa sawit simulasi 14 terbukti memberikan dampak yang negatif secara merata pada pendapatan berbagai kelompok rumah tangga di Kabupaten
Siak.
219 Tabel 38. Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Pendapatan Rumahtangga di Kabuapten Siak Tahun 2003
Keterangan: S 1: Stimulus ekonomi 1 miliar didistribusi merata pada sub sektor perkebunan kelapa sawit rakyat dan kelapa sawit perusahaan besar
S 2: Stimulus ekonomi pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 1 miliar rupiah. S 3: Stimulus ekonomi pada sektor perkebunan kelapa sawit perkebunan besar sebesar 1 miliar rupiah.
S 4: Stimulus ekonomi pada sektor industri pengolahan lainnya 1 miliar rupiah didistribusikan merata ke seluruh sektor industri pengolahan S 5: Stimulus ekonomi pada sektor industri pengolahan kelapa sawit sebesar 1 miliar rupiah.
S 6: Transfer pendapatan sebesar 1 miliar rupiah ke rumahtangga pedesaan golongan rendah. S 7: Transfer pendapatan sebesar 1 miliar rupiah ke rumahtangga perkotaan golongan rendah.
S 8: Redistribusi pendapatan rumahtangga kota dan desa golongan atas ke rumahtangga kota dan desa golongan bawah masing-masing 1 miliar
220 Tabel 39. Dampak Peningkatan Ekspor, Investasi dan Penurunan Pajak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Kabupaten Siak
Keterangan: Simulasi 9 : Ekspor industri perkebunan kelapa sawit perusahaan besar naik 10 persen
Simulasi 10: Ekspor industri pengolahan kelapa sawit naik 10 persen Simulasi 11: Investasi pada sektor perkebunan kelapa sawit rakyat naik 10 persen
Simulasi 12: Investasi pada perkebunan kelapa sawit perusahaan besar naik 10 persen Simulasi 13: Investasi pada industri pengolahan kelapa sawit naik 10 persen
Simulasi 14: Pajak industri pengolahan kelapa sawit naik 3 persen
163
VII. IMPLIKASI KEBIJAKAN
7.1. Pembangunan Ekonomi Kabupaten Siak
Dari aspek ekonomi regional diketahui bahwa sektor pertanian di Kabupaten Siak menyumbang 29.50 persen PDRB non migas dan menyerap tenaga kerja 61.28 persen,
sementara sektor perindustrian menyumbangkan 48.47 persen PDRB nonmigas dan menyerap tenaga kerja sebanyak 16.14 persen. Dengan hanya mempertimbangkan sektor
non migas sumbangan komoditas sawit dalam perekonomian Kabupaten Siak juga cukup signifikan yaitu menyumbang PDRB non migas sebesar 6.0 persen dan menyerap tenaga
kerja sebesar 9.43 persen. Dari sisi struktur perdagangan komoditas sawit di Kabupaten Siak memberikan kontribusi ekpor netto yang positif baik dari sisi subsektor perkebunan
kelapa sawit perkebunan besar maupun dari sisi subsektor industri pengolahan kelapa sawitnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kuznets 1964, sektor
pertanian di negara-negara sedang berkembang kontribusinya terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional, dapat dikelompokkan dalam empat bentuk yaitu kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi faktor-faktor produksi dan kontribusi
devisa. Sementara itu Todaro2000 menjelaskan setidaknya sektor pertanian memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi dalam 6 hal yaitu: i kontribusi
penyerapan tenaga kerja ii kontribusi terhadap pendapatan iii kontribusi terhadap penyediaan pangan iv kontribusi terhadap penyediaan bahan baku bagi sektor lainnya,
v kontribusi dalam bentuk kapital dan vi ikut menyumbang dalam penyediaan mata uang asing dari hasil ekspor pertanian. Khususnya untuk komoditas kelapa sawit
peranannya dalam perekonomian nasional dapat dilihat dari penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja, dan terbukti memberikan kontribusi profitabilitas yang tinggi