KONSEP DAN DEFINSI Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Semester 1 Tahun 2013

180 UPT Monitor Spektrum Frekuensi Radio sebagai salah satu unit kerja yang mendukung kegiatan pengendalian sumber daya dan perangkat pos dan informatika memiliki fungsi utama melakukan monitoring terhadap penggunaan frekuensi dan perangkat radio frekuensi oleh berbagai pihak dalam rangka pengaturan pemanfaatan frekuensi secara benar. Tugas ini dilakukan oleh keberadaan unit-unit monitoring di daerah yang berbentuk balai, loka maupun pos monitoring dengan berbagai tingkatan. Terdapat 37 UPT Monfrek yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara rutin UPT yang tersebar di 37 lokasi melakukan kegiatan monitoring dan peneriban penggunaan frekuensi dan keberadaan perangkat yang digunakan dalam pemanfaatan frekuensi radio. Khusus untuk kegiatan monitoring dan penertiban perangkat, tidak semua UPT melakukan jenis kegiatan monitoring dan penertiban yang sama.

7.3. MONITORING DAN PENERTIBAN FREKUENSI DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

Salah satu tugas dan fungsi dari unit kerja di Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika SDPPI terkait degan penggunaan frekuensi dan perangkat pos dan informatika oleh publik adalah melakukan monitoring dan penertiban.Monitoring dan penertiban dilakukan terhadap penggunaan sumberdaya frekuensi maupun perangkat untuk penggunaan frekuensi terkait dengan aspek legalitas penggunaan, kepemilikan izin dan kesesuaian perangkat yang digunakan dengan peraturan yang berlaku. Monitoring dilakukan melalui keberadaan UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio yang berada di 37 kota di seluruh Indonesia. Dua UPT yang baru bardiri yaitu UPT Mamuju dan UPT Manokwari sudah mulai menyampaikan kegiatan monitoring yang dilakukan..

7.3.1. MONITORING PENGGUNAAN FREKUENSI

Dari kegiatan monitoring yang dilakukan selama semester 1 2013, UPT yang menyampaikan laporan hasil monitoring mendapatkan adanya penggunaan dan atau gangguan dalam penggunaan frekuensi. Hasi kegiatan monitoring diklasiikasikan berdasarkan statusnya yaitu terindikasi adanya penggunaan frekuensi, status penggunaan dan lanjutan monitoring yang dilakukan karena belum teridentiikasi. Hasil monitoring yang dilakukan selama semester 1-2013 ditunjukkan dalam tabel rekapitulasi hasil monitoring UPT di tabel 7.1. Hasil monitoring 181 di seluruh UPT menunjukkan 27129 frekuensi yang termonitor. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada frekuensi yang termonitor selama tahun 2012 atau mencapai 318,2 dari total temuan frekuensi terminitor selama setahun di tahun 2012. Frekuensi yang termonitor terbanyak terdapat di UPT Semarang, UPT Palu dan UPT Banda Aceh. Di UPT Semarang termonitor sebanyak 5721 frekuensi, di UPT Palu 3799 frekuensi dan di UPT Banda Aceh termonitor 3650 frekuensi. Temuan ini cukup berbeda dengan frekuensiyang termonitor selama tahun 2012 dimana frekuensi termonitor paling banyak di UPT Mataram dan UPT Makassar. Beberapa UPT lain dengan jumlah frekuensitermonitor mencapai lebih dari 1000 adalah UPT Mataram, UPT Kupang dan UPT Palangkaraya. Sementara untuk beberapa UPT yang besar seperti UPT DKI Jakarta dan UPT Surabaya justru hanya mendapatkan sedikit penggunaan atau ganguan yang termonitor yaitu kurang dari 275 frekuensi yang termonitor. Bahkan di UPT Jakarta frekuensi yangtermonitor hanya240 frekuensi. Dua UPT yang baru dibentuk yaitu UPT Mamuju dan UPT Manokwari juga sudah mendapatkan temuan 105 dan 17 frekuensi yang termonitor. Di wilayah paling ujung timur Indonesia yaitu UPT Merauke tidak termonitor penggunaan frekuensi maupun gangguannya. Tabel 7.1 Rekapitulasi Hasil Monitoring oleh masing-masing UPT semester 1-2013 No WILAYAH PENERTIBAN MONITORING Ter- Monitor Ter- Identifikasi Legal Illegal Kada- luarsa Tidak Sesuai Monitoring Lanjut 1 UPT BANDA ACEH 3650 3641 2743 744 1 153 9 2 UPT MEDAN 700 700 675 16 9 3 UPT PEKANBARU 2 2 2 4 UPT BATAM 660 619 407 143 10 59 41 5 UPT JAMBI 515 511 351 89 1 70 4 6 UPT PADANG 163 163 7 156 7 UPT PALEMBANG 675 572 156 177 239 103 8 UPT BENGKULU 21 21 17 4 9 UPT BABEL 122 122 109 13 10 UPT LAMPUNG 891 816 678 83 55 75 11 UPT BANTEN 146 146 111 5 30 12 UPT JAKARTA 240 238 193 13 2 30 2 13 UPT BANDUNG 357 321 279 42 36 14 UPT SEMARANG 5721 5721 3820 1585 239 77 15 UPT YOGYAKARTA 419 392 337 48 1 6 27 16 UPT SURABAYA 267 264 62 198 4 3 182 Dari frekuensi yang termonitor, sebanyak 25258 frekuensi teridentiikasi adanya penggunaan frekuensi atau sekitar 93,1 dari yang termonitor. Proporsi ini sedikit lebih rendah dibanding frekuensi teridentiikasi selama tahun 2012 yang mencapai 95,5. Pada sebagian besar UPT yang melakukan kegiatan monitoring, menunjukkan besar frekuensi teridentiikasi 100. Namun beberapa UPT menunjukkan proporsi yang cukup rendah dalam penggunaan frekuensi yang teridentiikasi seperti di UPT Banjarmasin yang hanya 18,3, UPT Makassar hanya 41,5 dan UPT Menado yang hanya 41,5. Selanjutnya dari kegiatan penggunaan frekuensi yang teridentiikasi, sebanyak 16887 atau 66,8 merupakan kegiatan yang legal. Proporsi No WILAYAH PENERTIBAN MONITORING Ter- Monitor Ter- Identifikasi Legal Illegal Kada- luarsa Tidak Sesuai Monitoring Lanjut 17 UPT DENPASAR 186 186 175 11 18 UPT MATARAM 1233 1214 830 159 43 182 19 19 UPT KUPANG 1134 835 662 137 15 21 299 20 UPT BANJARMASIN 770 141 85 14 10 32 629 21 UPT PONTIANAK 715 715 184 315 216 22 UPT PALANGKARAYA 1008 1008 787 221 23 UPT BALIKPAPAN 365 364 210 79 3 72 1 24 UPT SAMARINDA 515 515 211 304 25 UPT MAKASAR 135 56 51 5 79 26 UPT KENDARI 387 385 318 67 2 27 UPT MAMUJU 105 105 102 1 2 28 UPT PALU 3799 3799 2340 1221 66 172 29 UPT MANADO 577 241 206 35 336 30 UPT GORONTALO 955 821 322 338 161 134 31 UPT TERNATE 199 139 110 29 60 32 UPT AMBON 78 71 58 11 2 7 33 UPT JAYAPURA 240 237 173 62 1 1 3 34 UPT MERAUKE 35 UPT MANOKWARI 17 15 15 2 36 UPT SORONG 69 69 61 5 3 37 UPT TAHUNA 93 93 40 53 TOTAL 27129 25258 16887 6227 392 1752 1871