MONITORING PENGGUNAAN FREKUENSI MONITORING DAN PENERTIBAN FREKUENSI DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
182
Dari frekuensi yang termonitor, sebanyak 25258 frekuensi teridentiikasi adanya penggunaan frekuensi atau sekitar 93,1 dari yang termonitor.
Proporsi ini sedikit lebih rendah dibanding frekuensi teridentiikasi selama tahun 2012 yang mencapai 95,5. Pada sebagian besar UPT
yang melakukan kegiatan monitoring, menunjukkan besar frekuensi teridentiikasi 100. Namun beberapa UPT menunjukkan proporsi yang
cukup rendah dalam penggunaan frekuensi yang teridentiikasi seperti di UPT Banjarmasin yang hanya 18,3, UPT Makassar hanya 41,5 dan UPT
Menado yang hanya 41,5.
Selanjutnya dari kegiatan penggunaan frekuensi yang teridentiikasi, sebanyak 16887 atau 66,8 merupakan kegiatan yang legal. Proporsi
No WILAYAH
PENERTIBAN MONITORING
Ter- Monitor
Ter- Identifikasi
Legal Illegal
Kada- luarsa
Tidak Sesuai
Monitoring Lanjut
17 UPT DENPASAR
186 186
175 11
18 UPT MATARAM
1233 1214
830 159
43 182
19 19
UPT KUPANG 1134
835 662
137 15
21 299
20 UPT BANJARMASIN
770 141
85 14
10 32
629 21
UPT PONTIANAK 715
715 184
315 216
22 UPT PALANGKARAYA
1008 1008
787 221
23 UPT BALIKPAPAN
365 364
210 79
3 72
1 24
UPT SAMARINDA 515
515 211
304 25
UPT MAKASAR 135
56 51
5 79
26 UPT KENDARI
387 385
318 67
2 27
UPT MAMUJU 105
105 102
1 2
28 UPT PALU
3799 3799
2340 1221
66 172
29 UPT MANADO
577 241
206 35
336 30
UPT GORONTALO 955
821 322
338 161
134 31
UPT TERNATE 199
139 110
29 60
32 UPT AMBON
78 71
58 11
2 7
33 UPT JAYAPURA
240 237
173 62
1 1
3 34
UPT MERAUKE 35
UPT MANOKWARI 17
15 15
2 36
UPT SORONG 69
69 61
5 3
37 UPT TAHUNA
93 93
40 53
TOTAL
27129 25258
16887 6227
392 1752
1871
183
kegiatan yang legal ini jauh lebih rendah dibanding tahun 2012 dimana kegiatan penggunaan frekuensi yang legal mencapai 81,8. Sementara
6227 atau 24,6 merupakan kegiatan penggunaan frekuensi yang illegal. Diantara penggunaan yang melanggar, sebanyak 28,1 merupakan jenis
pelanggaran yang teridentiikasi sebagai penggunaan frekuensi yang tidak sesuai dengan peraturan.
Cukup banyak UPT akan melakukan kegiatan monitorng lanjutan terutama pada wilayah yang banyak teridentiikasi kegiatan penggunaan frekuensi
seperti UPT Palembang, UPT Gorontalo, UPT Makassar dan beberapa UPT lainnya. Namun khusus untuk UPT Makassar meskipun penggunaan frekuensi
yang teridentiikasi tidak banyak, namun tetap akan banyak melakukan monitoring lanjutan. Monitoring lanjutan paling banyak untuk penggunaan
frekuensi yang teridentiikasi di UPT Banjarmasin, UPT Manado dan UPT Kupang. Sementarapada daerah yang intensitas penggunaan frekuensi
cukup tinggi, pada semester 1-2013 ini monitoring lanjutan dilakukan di UPT Jakarta, UPT Bandung, UPT Yogyakarta dan UPT Surabaya.
Jika dilihat dari jenis dinasservice yang termonitor, jenis dinas service microwave link, GSM dan siaran VHFFM menjadi yang paling
banyak termonitor sekaligus juga teridentiikasi. Namun proporsi yang teridentiikasi dari jenis dinasservice yang termonitor berbeda-
beda diantara ketiganya. Dari 24540 frekuensi microwave link yang termonitor, 98 diantaranya atau sekitar 24046 termonitor. Dari jumlah
yang termonitor tersebut, 65adalah penggunaan frekuensi yang legal. Sementara untuk jenis dinasservice GSM, dari 4281 yang termonitor,
terdapat 85,3 atau sekitar 3653 yang teridentiikasi dengan 74,9 diantara penggunaan yang teridentiikasi adalah penggunaan yang legal.
Untuk jenis dinasservice VHFFM, dari 4021 yang termonitor, terdapat 93,7 yang teridentiikasi atau sekitar 3767. Diantara jenis dinasservice
VHFFM yang teridentiikasi 72,3 diantara penggunaan yang legal.
Diantara jenis dinasservice yang termonitor, tingkat identiikasi yang rendah
adalah untuk jenis dinasservice Navigasi Maritim, dinasservices Stasiun Maritim, dinasservice AmatirKRAPVHF, dan dinasservice AmatirUHF.
Sedangkan untuk tingkat kepatuhan yang terendah diantara dinasservice yang teridentiikasi adalah untuk dinasservice Navigasi Maritim dengan
tingkat kepatuhan 17,2, dinasservice AmatirKRAPVHF dengan tingkat kepatuhan 35,8. Sementara untuk jenis dinasservice Konsesi HF, tingkat
184
kepatuhan juga cukup rendah yaitu hanya 44,9. Sebaliknya beberapa jenis dinasservice memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi mencapai 100
seperti dinasservice Marabahaya, DCS, dan TV satelit. Jenis dinasservice yang memiliki tingkat kepatuhan sampai 100 ini umumnya adalah yang
jumlahnya sedikit termonitor dalam kegiatan monitoring yang dilakukan.
Sebagian besar jenis DinasService juga memerlukan monitoring lanjutan untuk frekuensi yang termonitor dengan jumlah yang bervariasi. Jenis
dinasservice yang tidak memerlukan monitoring lanjutan hanya untuk jenis dinasservice Konsesi UHF, Siaran MFAM, Siaran TV VHF, dan TV Satelit.
No DINASSERVICE
HASIL MONITORING SEMESTER 1-2013 Ter-
Monitor Ter-
Identifikasi Legal
Illegal Kada-
luarsa Tdk
Sesuai Mon
Lanjut 1
Marabahaya 38
30 30
8
2 Navigasi Maritim
408 99
17 82
309
3 Navigasi Penerbangan
646 562
368 150
44 84
4 Stasiun Maritim
72 46
12 24
10 26
5 Konsesi HF
56 49
22 20
7 7
6 Konsesi VHF
898 858
445 357
1 55
40
7 Konsesi UHF
395 395
354 36
5
8 Siaran MFAM
10 10
5 5
9 Siaran HFAM
158 120
106 12
1 1
38
10 Siaran VHFFM
4021 3767
2725 905
9 128
254
11 Siaran TV VHF
37 37
35 2
12 Siaran TV UHF
1602 1527
1196 189
4 138
75
13 Amatir HF
182 165
123 30
12 17
14 AmatirKRAPVHF
1394 592
212 228
2 150
802
15 Amatir UHF
280 129
111 10
7 1
151
16 CDMA
222 190
155 31
4 32
17 GSM
4281 3653
2737 888
19 9
628
18 DCS
47 28
28 19
19 3G
170 152
144 8
18
20 Ground To Air
843 349
245 90
1 13
494
21 BWA
147 146
97 23
26 1
22 Microwave Link
24540 24046
15625 6083
429 1909
494
23 TV Satelit
2 2
2
TOTAL
40449 36952
24794 9089
473 2596
3497
Tabel 7.2. Hasil monitoring
frekuensi berdasarkan dinas
service
185
Hasil monitoring penggunaan frekuensi menurut pita frekuensi menunjukkan bahwa pita frekuensi yang paling banyak termonitor dan teridentiikasi
adalah pita SHF yang berada pada spektrum frekuensi 3 sampai 30 GHz yang jumlahnya jauh lebih banyak dibanding jenis pita lain. Hasil ini sama dengan
yang terjadi pada tahun 2012 mengingat jenis pita SHF ini adalah yang paling banyak digunakan. Jenis pita terbanyak berikutnya yang termonitor adalah pita
VHF dan pita UHF. Dari pita frekuensi yang termonitor ini, sebagian besarnya 98 teridentiikasi adanya penggunaan frekuensi tersebut. Jenis frekuensi
yang tingkat teridentiikasinya paling rendah adalah frekuensi HF 3-30 MHz sebesar 64,1 dan pita frekuensi VHF 30-300 MHz sebesar 77,7.
Dari jenis frekuensi yang teridentiikasi, 67,1 yang teridentiikasi sebagai penggunaan frekuensi yang legal. Artinya, tingkat kepatuhan penggunaan
frekuensi dari berbagai pita frekuensi baru mencapai 67. Tingkat kepatuhan frekuensi yang paling rendah adalah untuk jenis frekuensi HF 3-30 MHZ
dengan tingkat kepatuhan hanya sebesar 51,3. Sedangkan tingkat kepatuhan yang tinggi adalah untuk penggunaan frekuensi LF 30-300 KHz dengan
tingkat kepatuhan 100 dan pita frekuensi UHF 300 - 3000 MHz dengan tingkat kepatuhan 77,8. Sejalan dengan itu, proporsi penggunaan frekuensi
yang illegal paling tinggi terjadi pada jenis frekuensi MF 300-3000 KHz dimana 33,3 penggunaanya adalah illegal. Penggunaan frekuensi yang illegal
juga cukup tinggi pada jenis pita frekuensi MF 300-3000 KHz yang mencapai 33,3 dan pita frekuensi VHF 30-300 MHz yang mencapai 27,4 . Dari jenis
pita frekuensi ini, yang tidak memerlukan monitoring lanjutan adalah jenis pita frekuensi LF 30-300 KHz dan pita frekuensi MF 300-3000 KHz. Sementara
untuk jenis EHF 30-300 KHz yang merupakan jenis pita frekuensi tertinggi, tidak ada yang termonitor sampai dengan semester 1-2013.
NO PITA FREKUENSI
HASIL MONITORING SEMESTER 1-2013 Moni-
toring
Lanjut Ter-
Monitor Ter-
Identifikasi Legal
Illegal Kada-
luarsa Tdk
Sesuai
1 LF 30-300 KHz
3 3
3 2
MF 300-3000 KHz 15
15 10
5 3
HF 3-30 MHz 998
640 328
168 1
143 358
4 VHF 30-300 MHz
7711 5994
3985 1644
13 352
1717 5
UHF 300-3000 MHz 7109
6182 4809
1185 30
158 927
6 SHF 3 – 30 GHz
24613 24118
15659 6087
429 1943
495 7
EHF 30-300 GHz TOTAL
40449 36952
24794 9089
473 2596
3497
Tabel 7.3. Hasil monitoring
frekuensi berdasarkan pita
186
Sementara dari jenis frekuensi berdasarkan dinas, jenis frekuensi yang paling banyak termonitor dan teridentiikasi adalah jenis dinas tetap. Jenis
pita frekuensi dinas bergerak darat dan Siaran meskipun juga cukup besar yang teridentiikasi dan termonitor, namun tidak sebesar jenis Dinas Tetap.
Dari total 25077 pita frekuensi Dinas Tetap yang termonitor, 98 diantaranya teridentiikasi. Jenis pita frekuensi yang hanya sedikit tingkat teridentiikasinya
adalah untuk jenis Dinas bergerak Maritim, dan Dinas Amatir yang masing- masing hanya 30,1 untuk Dinas Bergerak Maritim dan 54,9 untuk Dinas
Amatir. Meskipun jumlah yang teridentiikasi untuk jenis Dinas tetap adalah yang paling besar, namun tingkat kepatuhan jenis pitafrekuensi ini cukup
tinggi dimana 65,5 teridentiikasi sebaga penggunaan frekuensi yang legal. Tingkat kepatuhan yang tinggi adalah untuk Dinas Bergerak yang mencapai
100, namun dengan jumlah termonitor yang sedikit. Proporsi penggunaan frekuensi yang legal dengan jumlah termonitor yang cukup besar adalah
untuk jenis Dinas Bergerak Darat dengan tingkat kepatuhan mencapai 68,3 dan Siaran sebesar 74,5. Tingkat kepatuhan yang rendah ditunjukkan
pada penggunaan jenis frekuensi Bergerak Maritim. Meskipun jumlah yang termonitor dan teridentiikasi tidak besar, namun dari frekuensi Bergerak
Maritim yang teridentiikasi, hanya 19,4 yang merupakan penggunaan legal. Sejalan dengan itu, penggunaan frekuensi yang tidak sesuai untuk jenis Dinas
Bergerak Maritim ini juga tinggi yaitu mencapai 63,9.
Temuan monitoring penggunaan frekuensi dengan ijin yang sudah kadaluarsa jumlahnya proporsional dengan jumlah penggunaan yang teridentiikasi untuk
masing-masing jenis dinas. Jumlah penggunaan yang kadaluarsa paling besar adalah untuk jenis Dinas Tetap yang jumlah termonitor dan teridentiikasinya juga
paling besar. Karena tingkat kepatuhan penggunaan frekuensi yang masih belum tinggi, seluruh jenis pita frekuensi memerlukan monitoring lanjutan dengan
jumlah yang bervariasi untuk masing-masing pita frekuensi. Meskipun jumlah yang termonitor dan teridentiikasi untuk pita Dinas Bergerak Penerbangan dan
Bergerak Darat tidak sebesar Dinas Tetap, namun jumlah monitoring lanjutan yang diperlukan untuk pita Dinas Bergerak Darat dan Dinas Bergerak Penerbangan ini
lebih besar daripada jenis pita Dinas Tetap. Hal yang juga terjadi untuk Dinas Bergerak Maritim dan Dinas Amatir yang memerlukan Monitoring lanjutan dalam
jumlah yang banyak meskipun jumlah yang termonitor tidak terlalu banyak. Proporsi monitoring lanjutan yang diperlukan untk jenis Dinas Bergerak Maritim
ini mencapai 69,9 dan untuk Dinas Amatir mencapai 45,1 dari jumlah yang termonitor, sementara proporsi untuk Dinas Tetap hanya 2 dan untuk Dinas
Bergerak Darat hanya 21,1 dari yang termonitor.
187