195
Alatperangkat yang tidak memiliki sertiikat sebagian besar adalah jenis alat perangkat Customer Premises Equipment
CPE. Hal ini sejalan dengan proporsi jenis alatperangkat yang dimonitor dimana sebagian besaradalah perangkat
CPE. Dari total alatpenyelenggara yang dimonitor, 96,9 merupakan alat perangkat jenis CPE dan hanya 2,2 yang merupakan jenis alatperangkat
Akses dan 0,9 jenis alatperangkat Jaringan. Dari total 112 alatperangkat yang tidak memiliki sertiikat, sekitar 89,3 diantaranya adalah alatperingkat
jenis CPE yang banyak dipakai konsumen masyarakat langsung. Dari 11 daerah yang dilakukan monitoring, pada 6 daerah diantaranya, seluruh alat
perangkat yang tidak memiliki sertiikat adalah jenis alat perangkat CPE. Sementarapada daerah lainnya, temuan penggunaan alatperangkat oleh
penyelenggara yang tidak memiliki sertikat untuk alatperangkat jenis CPE mencapai lebih dari 85 kecuali di Palangkaraya yang mencapai 57,9.
Namun jika dilihat sebaran tingkat kepatuhan menurut jenis perangkat, tingkat kepatuhan untuk jenis perangkat CPE ini paling tinggi diantara
jenis alatperangkat lain seperti terlihat pada gambar 7.5. Proporsi alat perangkat CPE yang bersertiikat dan berlabel mencapai 10,3 dan yang
tidak bersertiikat hanya 10,3. Smeentara untuk jenis alatperangkat Akses, proporsi yang tidak bersertiikat mencapai 36,4 dan hanya 50
yang telah bersertiikat dan berlabel. Edangkan untuk jenis alatperangkat jaringan, tingkat kepatuhan bersertiikatberlabel hanya 55,6, sementara
yang tidak bersertiikat mencapai 44.
20 40
60 80
100
CPE Akses
Jaringan Total
Tidak bersertifikat 10.3
36.4 44.4
11.1 Bersertifikat tidak berlabel
0.6 13.6
0.0 0.9
BersertifikatBerlabel 89.1
50.0 55.6
88.0
Gambar 7.5. Tingkat kepatuhan
sertiikat dan label alat dan perangkat
menurut jenis perangkat
196
7.4.2. VERIFIKASI LAYANAN PURNA JUAL SERVICE CENTER PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA.
Kegiatan veriikasi layanan purna jual service center perangkat pos dan informatika direncanakan akan dilaksanakan sembilan Provinsi. Kegiatan
ini didahului rapat koordinasi dengan UPT setempat, kemudian dilakukan kegiatan dengan melakukan pengecekan terhadap layanan purna jual
service
center dari perangkat pos dan informatika yang telah disertiikasi. Kegiatan ini dilakukan sebagai tahapan awal untuk melakukan pembinaan
terhadap service center tersebut agar layanannya sesuai dengan standar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sampai dengan semester
1-2013, kegiatan veriikasi baru dilakukan di empat propinsi yaitu Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Makassar dengan total 35 layanan
purna jual yang diveriikasi. Dari total 35 layanan purna jual yang diveriikasi, sebagian besar 83 berada di Jawa yaitu Semarang 37,1,
Yogyakarta 22,9, Surabaya 22,9.
Hasil veriikasi terhadap layanan purna jual perangkat pos dan informatika di empat kota yang dilakukan mendapatkan hasil yang sangat baik. Pada
keempat kota yang disurvei, tingkat kepatuhan atas kelayakan layanan purna jual sudah 100. Artinya seluruh layanan purna jula yang dimonitor
sudah memiliki standar kelayakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
NO KOTA
JUMLAH LAYANAN PURNA JUAL SERVICE
CENTER TERVERIFIKASI
KELAYAKAN SERVICE CENTER
PROSENTASE KEPATUHAN
LAYAK TIDAK LAYAK
1 Yogyakarta
8 8
100 2
Semarang 13
13 100
3 Surabaya
8 8
100 4
Makassar 6
6 100
Jumlah 35
35 100
Tabel 7.7. Hasil veriikasi
layanan purna jual semester 1-2013
Alatperangkat yang tidak memiliki sertiikat sebagian besar adalah jenis alat perangkat Customer Premises Equipment CPE. Padahal jenis perangkat ini yang
paling banyak digunakan oleh publik
197
7.4.3. PENGENDALIAN ALAT DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA
Pengendalian alat dan perangkat pos dan informatika dilakukanmelalui program kerjaPenertiban Alat dan Perangkat Pos dan Informatika. Pada
tahun 2013 kegitan ini direncanakan dilaksanakan di sembilan Propinsi melaluikoordinasi dan kerjasama dengan Direktorat Standardisasi, UPT
Ditjen SDPPI di daerah, Korwas PPNS Polda setempat, Dinas Komunikasi dan Informatika di daerah, Kejaksaan Tinggi di daerah, dan Pengadilan
Tinggi. Kegiatan dilakukan dengan sifat pembinaan dan pembimbingan agar para Distributor, Importir, Vendor, Penjual serta Pengguna yang
sudah terbukti tidak memiliki sertiikasi atas alatperangkatnya segera melakukan pengurusan sertiikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
SelanjutnyaDirektorat Jenderal SDPPI melakukan langkah-langkah seperlunya dan penanganan terhadap perangkat telekomunikasi yang
disinyalir illegal, tidak bersertiikat, dan tidak berlabel.
Sampai dengan semester1-2013 kegiatan baru dilakuan di dua propinsi yaitu di DKI Jakarta dan Bali. Dari hasil penertiban yang dilakukan di
dua propinsi tersebut, ditemukan 16 pelanggaran yaitu 6 pelanggaran di Jakarta dan 10 pelangaran di Bali. Sebagian besar 75 dari pelanggaran
yang ditemukan masih tergolong pelanggaran ringan. Bahkan dari 10 pelanggaran yang ditemukan di Bali semuanya masih pelanggaran yang
tergolong ringan. Namun untuk temuan pelanggaran di Jakarta, 66,6 merupakan pelanggaran yang tergolong berat.
20 40
60 80
100
Yogyakarta Semarang
Surabaya Makassar
Tidak Layak Layak
Gambar 7.6. Hasil veriikasi
layanan purna jual semester 1-2013
198
7.5. KINERJA UPT MONITOR FREKUENSI
Kinerja dan kapasitas UPT monitor spekrum frekuensi radio juga diukur dari sumberdaya yang dimiliki dan beban kerja pengawasan yang harus
dilakukan. Penilaian terhadap kapasitas kinerja UPT ini juga menjadi konirmasi atas kinerja dalam melakukan monitoring dan penertiban yang
dilakukan oleh UPT Monfrek. Sumberdaya yang dimiliki oleh UPT Monfrek dapat terlihat dari jumlah petugaspegawai yang ada di UPT Monfrek
tersebut dan perangkat monitoring yang dimiliki serta jenis layanan stasiun monitor yang diberikan. Sementara beban kerja tergambar dari
luas wilayah dan kondisi geograis wilayah monitoring serta jumlah objek yang harus dimonitor yaitu dalam bentuk jumlah stasiun, jumlah BTS,
jumlah radio siaran dan jumlah TV siaran. Pembahasan tentang kinerja UPT ini dimulai dengan kondisi perangkat pendukung Sistem Infomasi
Manajemen Spektrum SIMS di kantor di UPT.
7.5.1. KONDISI PERANGKAT MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Tabel 7.9 menunjukkan kondisi perangkat monitorspektrum frekuensi radioyang berada dan tersebar di 35 UPT di seluruh Indonesia. Perangkat
monitor spektrum frekuensi radio yang ditempatkan di UPT tersebut terdiri dari
All band receiver, Spectrum analyzer, Field-strength, V-UHF DF Mobile, V-UHF DF Fixed dan HF Fixed. Secara total terdapat 382 perangkat yang
dalam kondisi baik yang didistribusikan di 35 UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio untuk membantu tugas dalam melakukan monitoring
pemantauan penggunaan frekuensi radio.
Dari sebaran lokasinya, UPT yang mendapat alokasi perangkat spektrum frekuensi dalam jumlah lebih banyak adalah UPT yang terdapat pada daerah
yang memiliki intensitas penggunaan frekuensi yang tinggi. Perangkat paling
NO DAERAH
JENIS PELANGGARAN JUMLAH
RINGAN label
tidak adasalah SEDANG
habis Masa laku
BERAT tanpa
sertifikat
1 DKI Jakarta
2 4
6 2
Bali 10
10
TOTAL 12
4 16
Tabel 7.8. Hasil kegiatan Penertiban Alat dan
Perangkat Pos dan Informatika semester 1-2013