91
52 agenda item koordinasi satelit yang dibahas dalam pertemuan ini, sebanyak 15 agenda item koordinasi dapat diselesaikan untuk seluruh
iling satelit complete coordination. Sedangkan untuk 37 agenda item, koordinasi terhadap sebagian
iling satelit dapat diselesaikan dan selebihnya membutuhkan pembahasan lebih lanjut di masa
mendatang sehingga koordinasi terhadap beberapa iling satelit
belum dapat diselesaikan pada pertemuan ini. Hasil dari koordinasi satelit dengan China dimuat dalam Lampiran 2.
c. Pertemuan koordinasi satelit dengan Administrasi Korea
Pertemuan Koordinasi Satelit antara Administrasi Republik Indonesia danKorea dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 20-24 Mei 2013
di Yogyakarta. Delegasi RI dipimpin oleh Direktur Penataan Sumber Daya dan beranggotakan perwakilan dari Direktorat Penataan Sumber
Daya, Pusat Kerjasama Internasional, Bagian Hukum dan Kerjasama, Kemeterian Luar Negeri dan perwakilan dari 5 lima operator satelit
Indonesia yaitu Telkom, Indosat, CSM, MCI dan PSN. Adapun Delegasi Korea dipimpin oleh
Deputy Director Radio Environment Safety Division, National Radio Research Agency dengan beranggotakan perwakilan
dari National Radio Research Agency dan 3 tiga operator satelit Korea
yaitu: ETRI, KARI dan kt sat. Dalam pertemuan dimaksud, disepakati pembahasan 40 agenda item
koordinasi, general agreement dan 2 agenda other business. Adapun agenda koordinasi tersebut membahas 33
iling satelit Indonesia dan 17
iling satelit Korea. Kedua Administrasi telah menyepakati General Agreement yang menyatakan bahwa dalam hal terdapat koordinasi
antara iling satelit Indonesia dan Korea dengan separasi orbit satelit
lebih besar atau sama dengan 8 derajat untuk C band, 7 derajat untuk Ku band dan 8 derajat untuk Ka band, maka koordinasi dimaksud
dapat dinyatakan selesai complete coordination.
Dari 40 agenda item koordinasi satelit yang dibahas pada pertemuan ini, sebanyak 21 agenda item dapat diselesaikan untuk seluruh
iling satelit complete coordination. Sedangkan untuk 10 agenda masih
terdapat sebagian iling yang belum selesai koordinasi dan 9 agenda
koordinasi lainnya belum selesai koordinasi.Hasil dari koordinasi satelit dengan Korea dimuat dalam Lampiran 3.
92
5.4.5 PENERBITAN HAK LABUH SATELIT
Setiap penggunaan satelit asing di Indonesia harus dilengkapi dengan hak labuh. Hak Labuh
Landing Right Satelit adalah hak untuk menggunakan satelit asing yang diberikan oleh Menteri kepada penyelenggara
telekomunikasi atau lembaga penyiaran. Setiap penyelenggara telekomunikasi atau penyelenggara penyiaran berlangganan yang akan
menggunakan satelit asing wajib memiliki hak labuh. Dasar hukum penerbitan Hak Labuh untuk menggunkana satelit asing adalah :
1.
Permen Kominfo No.13PM.KOMINFO82005 tentang Penyelengga- raan Telekomunikasi yang menggunakan satelit.
2. Permen Kominfo No.37PM.KOMINFO122006 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13PM. Kominfo82005 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi yang
menggunakan satelit.
3. Peraturan Dirjen Pos dan Telekomunikasi No.357DIRJEN2006 tentang Penerbitan Izin Stasiun Radio untuk Penyelenggaraan
Telekomunikasi yang menggunakan satelit Untuk semester I tahun 2013, Ditjen SDPPI telah mengeluarkan 10 sepuluh
hak labuh landing right kepada penyelenggara telekomunikasiyang menggunakan 12 dua belas satelit asing. Dengan demikian, hingga
saat ini Ditjen SDPPI telah menerbitkan 92 hak labuh satelit asing untuk penggunaan 32 satelit asing. Satelit asing yang digunakan berasal dari
13 Administrasi yaitu Belanda, Belarusia, China, Inggris, Jepang, Jerman, Malaysia, Singapura, Thailand, Tonga, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan
Luxemburg.