KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
44
Sejak dibentuknya Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika sampai dengan semester 1-2013, secara total telah diterbitkan
88 peraturan. Dari jumlah tersebut, peraturan yang paling tinggi masih pada Peraturan Presiden namun hanya 1 peraturan yang diterbitkan. Dari
sisi jenis peraturannya, peraturan yang paling banyak diterbitkan adalah untuk jenis Peraturan Menteri dengan proporsi sebesar 48,9, diikuti
Keputusan Menteri dengan proporsi 31,8. Pada semester 1-2013 ini juga lebih banyak Peraturan Menteri di bidang SDPPI yang diterbitkan
sehingga proporsinya lebih besar daripada Keputusan Menteri. Sementara peraturan dalam bentuk Peraturan Direktur Jenderal berjumlah 14 buah
dan Surat Edaran Menteri baru berjumlah 3 buah. Sehingga proporsi untuk kedua peraturan tersebut adalah 14,8 untuk Peraturan Dirjen dan 3,4
untuk Surat Edaran Menteri.
Sejak 2013 Peraturan Dirjen tidak lagi dimasukkan dalam penghitungan dan diganti dengan Surat Edaran Menteri
Dari sisi bidang yang terkait, peraturan terkait bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika yang telah diterbitkan sampai dengan
semester 1-2013, paling banyak adalah peraturan terkait bidang standardisasi alat dan perangkat telekomunikasi dan peraturan yang
terkait bidang penataan sumber daya spektrum frekuensi radio. Proporsi peraturan yang sudah diterbitkan pada kedua bidang tersebut mencapai
42 untuk peraturan terkait bidang standarisasi perangkat pos dan informatika dan 39,8 untuk peraturan terkait bidang penataan sumber
daya. Sementara proporsi peraturan yang terkait dengan bidang operasi sumber daya hanya 8 dari total regulasi yang telah diterbitkan sejak
terbentuknya kelembagaan Direktorat Jenderal SDPPI. Peningkatan jumlah peraturan pada bidang standardisasi perangkat pos dan informatika dalam
setahun terakhir menyebabkan proporsinya meningkat.
Jenis Peraturan Penataan
Sumber Daya
Operasi Sumber
Daya Pengenda-
lian SDPPI
Standari- sasi
PPI Lain-lain
JUMLAH
Undang-Undang Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden 1
1 Peraturan Menkominfo
10 2
1 28
2 43
Keputusan Menkominfo 25
2 1
28 Peraturan Dirjen SDPPI
2 8
3 13
Surat Edaran Menteri 1
1 1
3 JUMLAH
35 7
2 37
7 88
Tabel 4.5 Jumlah Regulasi
menurut bidang dan jenis terkait SDPPI
2011 s.d. semester 1-2013
45
Undang- Undang
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menkominfo
Keputusan Menkominfo
Peraturan Dirjen
SDPPI Surat
Edaran Menteri
Penataan Sumber Daya 10
25 Operasi Sumber Daya
2 2
2 1
Pengenda-lian SDPPI 1
1 Standari-sasi PPI
28 8
1 Lain-lain
1 2
1 3
5 10
15 20
25 30
Gambar 4.3. Jumlah produk
regulasi yang diterbitkan sejak
dibentuknya Ditjen SDPPI
46
47
BAB
48
S
pektrum frekuensi radio dan orbit satelit merupakan sumber daya alam terbatas scarce resources.Sumber daya alam tersebut
perlu dikelola dan diatur penggunaannya agar diperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum
nasional maupun internasional seperti konstitusi dan konvensi
International Telecommunication Union serta Radio Regulation. Penggunaan spektrum frekuensi radio frekuensi harus sesuai dengan
peruntukannya serta tidak saling mengganggu, mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas
wilayah geograis maupun politis batas kabupatenkota, batas provinsi, bahkan batas negara. Dengan semakin berkembangnya teknologi,
pemanfaatan sumberdaya spektrum frekuensi radio yang tersedia menunjukkan minat penggunaan yang semakin tinggi dan pemanfaatan
yang semakin beragam. Penggunaan spektrum frekuensi radio digunakan hampir pada semua bidang seperti telekomunikasi, penyiaran, kebutuhan
pendukung industri, pelayaran, pertahanan, transportasi udara atau laut. Penggunaan frekuensi untuk telekomunikasi dan komunikasi data paling
cepat perkembangannya terutama untuk telekomunikasi nirkabel dan internet, karena penggunaannya yang semakin meluas oleh seluruh
lapisan masyarakat. Pasar pengguna telekomunikasi seluler dan internet
Bab
Bidang Penataan Sumber Daya
5
49
yang besar pada semua kelas masyarakat menyebabkan minat industri operator seluler dan layanan datakoneksi internet terhadap penggunaan
frekuensi juga menjadi tinggi. Hal ini juga berimplikasi pada nilai ekonomi dari frekuensi yang juga semakin tinggi. Untuk itu dibutuhkan pengaturan
terhadap penataan frekuensi agar pemanfaatannya menjadi lebih baik, tidak tumpang tindih sehingga menghasilkan kualitas penggunaan
yang lebih baik. Penataan ini juga untuk mengoptimalkan nilai ekonomi dari sumberdaya frekuensi yang semakin tinggi untuk kepentingan
pengembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.
Pemanfaatan sumber daya orbit satelit ini juga harus ditata sedemikian rupa agar terjadi keteraturan pengelolaan operasional satelit. Orbit
satelit dideinisikan sebagai suatu lintasan di angkasa yang dilalui oleh satelit. Adapun deinisi satelit buatan adalah suatu benda yang beredar
di ruang angkasa dan mengelilingi bumi, berfungsi sebagai stasiun radio yang menerima dan memancarkan atau memancarkan kembali dan atau
menerima, memproses dan memancarkan kembali sinyal komunikasi radio.