189
yang tidak sesuai peruntukkan. Namun sedikit atau tidak adanya temuan pelanggaran penggunaan frekuensi di wilayah lain bisa juga disebatkan
UPT Monfrek di wilayah tersebut belum cukup aktif melakukan penertiban penggunaan frekuensi.
Komposisi jenis pelanggaran penggunaan frekuensi pada semester 1-2013 seperti juga tahun-tahun sebelumnya sangat didominasi oleh pelanggaran
dalam bentuk penggunaan frekuensi secara illegal tidak memiliki izin penggunaan. Sekitar 81,3 dari pelanggaran yang ditemukan adalah dalam
bentuk penggunaan frekuensi secara illegal. Proporsi ini sedikit lebih rendah dibanding semester 1-2012 dimana pelanggaran dalam bentuk penggunaan
frekuensi ollegal mencapai 85,8. Sementara proporsi pelanggaran penggunaan frekuensi dalam bentuk izin yang kadaluarsa dan penggunaan frekuensi yang
tidak sesuai peruntukan masing-masing hanya 7 dan 11,7.
Gambar 7.1A Komposisi Jenis
Pelanggaran semester 1- 2013
Ilegal, 81.3 Izin
Kadaluarsa, 7.0
Tidak sesuai peruntukan,
11.7
Gambar 7.1B. Komposisi Jenis
Tindakan Penertiban oleh UPTsemester
1-2013
Disegel, 10.1
Disita, 20.1
Diperinga tkan,
69.7
190
Sesuai dengan jenis pelanggaran yang banyak dilakukan yaitu pelanggaran penggunaan frekuensi secara illegal, tindakan yang diberikan oleh
UPT Monfrek atas pelanggaran tersebut sebagian besar masih berupa peringatan kepada pengguna frekuensi. Sekitar 69,7dari tindakan yang
diberikan atas pelanggaran penggunaan frekuensi adalah dalam bentuk peringatan. Proporsi ini jauh lebih rendah dibanding semester 1-2012 yang
mencapai 84,2. Sementara proporsi tindakan dalam bentuk penyegelan hanya 10,1 dan dalam bentuk penyitaan mencapai 20,1.
Dari komposisi tersebut juga terlihat bahwa ada pelanggaran penggunaan frekuensi dalam bentuk izin yang kadaluarsa maupunpelanggaran
penggunaan frekuensi yang tidak sesuai peruntukkan dengan tindakan yang diberikan masih sebatas peringatan. Pada beberapa UPT Monfrek
bahkan untuk semua jenis pelanggaran penggunaan frekuensi yang ditemukan, tindakan yang diberikan masih sebatas peringatan seperti
di UPT Monfrek Yogyakarta, UPT Monfrek Batam dan UPT Monfrek Samarinda. UPT-UPT tersebut masih menggunakan pendekatan yang
persuasif dalam melakukan tindakan terhadap pelanggaran penggunaan frekuensi. Sebaliknya, beberapa UPT Monfrek memberikan tindakan yang
cukup tegas meskipun pelanggarannya berupa penggunaan frekuensi secara illegal. UPT Monfrek Medan, UPT Monfrek Semarang, UPT Monfrek
Mataram, UPT Monfrek Kupangdan UPT Monfrek Banjarmasin misalnya memberikan tindakan dalam bentuk penyitaan meskipun pelanggaran
yang ditemukan berupa penggunaan frekuensi secara illegal.
Perbandingan hasil monitoring penggunaan frekuensi antara semester 1-2012 dan semester 1-2013 menunjukkan bahwa secara total, lebih banyak
didapat temuan pelanggaran penggunaan frekuensi oleh UPT Monfrek pada semester 1-2012 daripada semester 1-2013. Temuan pelanggaran
penggunaan frekuensi pada semester 1-2013 ini menurun cukup besar yaitu sebesar 33,6. Padahal temuan pelanggaran pada semester 1-2012
meningkat hampir 300 dibanding semester 1-2011. Namun dari sisi temuan jenis peanggaran tidak sesuai peruntukkan, proporsi di semester
1-2013 ini sedikit lebih banyak dibanding semester 1-2012. Sebaliknya untuk jenis pelanggaran penggunaan frekuensi secarailegal, proporsi di
semester 1-2012 jauh lebih tinggi daripada semester 1-2013.
191
Sejalan dengan distribusi bentuk pelanggaran penggunaan frekuensinya antara semester 1-2012 dan semester1-2013, tindakan terhadap
pelanggaran yang dilakukan juga lebih banyak dilakukan pada semester 1-2012 dibanding semester 1-2013. Tindakan atas pelanggaran dalam
bentuk peringatan juga jauh lebih banyak dilakukan pada semester 1-2012dibandingkan semester 1-2013. Namun untuk tindakan dalam
bentuk penyitaan, jumlahnya lebih banyak pada semester 1-2013daripada semester 1-2012, meskipun jumlah tindakan atas pelanggaran pada
semester 1-2012 jauh lebih banyak daripada semester1-2013. Banyaknya tindakan dalam bentuk peringatan pada semester 1-2012 yang jauh lebih
banyak dibanding di semester 1-2013 menyebabkan secara total jumlah tindakan atas pelanggaran juga lebih banyak dilakukan di semester
1-2012 dibanding semester 1-2013. Namun lebih banyaknya tindakan penyitaan pada semester 1-2013 dibanding semester 1-2012 menunjukkan
penindakan yang dilakukan kini sudah mulai lebih tegas.
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
Ilegal Izin
Kadaluarsa Tidak
sesuai peruntukan
Total Semester 1-2012
815 62
73 950
Semester 1-2013 513
44 74
631
Gambar 7.2. Perbandingan
Jenis Pelanggaran Frekuensi semester 1
Tahun 2012 dan 2013
192
7.4. MONITORING DAN PENERTIBAN PERANGKAT
Selain melakukan monitoring terhadappenggunaan frekuensi, monitoring juga dilakukan terhadap kesesuaian perangkat yang digunakan dengan
standard atau ketentuan yang berlaku untuk tiga aspek yaitu label alat perangkat, keberadaan pemegang sertiikat alatperangkat dan veriikasi
layanan purna jual service
center pemegang sertiikat alatperangkat. Monitoring juga dilakukan terhadap tingkat kepatuhan dalam penggunaan
alatperangkat khususnya perangkat untuk radio siaran dan televisi siaran. Kepatuhan dilihat dari sisi kepemilikan sertiikat perangkat oleh
penyelenggara radio siaran dan televisi siaran.
Pada semester 1-2013 ini tidak dilakukan monitoring dan penertiban terhadap kesesuaian label alatperangkat terminal pos dan informatika,
monitoring terhadap keberadaan pemegang sertiikat alat dan perangkat
dan veriikasi sertiikat dan label perangkat pos dan informatika terhadap penyelenggara radio dan televisi siaran sebagaimana yang dilakukan
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
Disegel Disita
Diperingatkan Total
Semester 1-2012 82
68 800
950 Semester 1-2013
64 127
440 631
Gambar 7.3. Perbandingan
Jenis Tindakan atas Pelanggaran
Frekuensi semester 1 - 2012 dan 2013
Tindakan dalam bentuk penyitaan atas pelanggaran penggunaan frekuensi pada semester 1-2013 yang lebih banyak dibanding semester 1-2012 menunjukkan
penindakan yang dilakukan kini sudah mulai lebih tegas
193
pada semester 1-2012. Sampai semester1-2013 juga belum dilakukan penertiban alat dan perangkat terminal Pos dan Informatika secara
terpadu. Kegiatan monitoring perangkat yang dilakukan adalah veriikasi
sertiikat dan label perangkat pos dan informatikaterhadap para pelaku usaha dan Veriikasi Layanan Purna Jual Service Center Perangkat Pos dan
Informatika dan pengendalian alat dan perangkat pos dan informatika.
7.4.1. MONITORING SERTIFIKASI ALATPERANGKAT TELEKOMUNIKASI
Kegatan veriikasipengecekan terhadap standardisasi perangkat pada semester 1-2013 dilakukan di 21 kota terhadap 128 vendor dan 21 user.
Kegiatan veriikasi terhadap standarisasi perangkat ini tidak dilakukan pada semester1-2012. Kegiatan veriikasi dilakukan di 11 kota yaitu 6
kota di Sumatera, 2 kota di Sulawesi, 1 kota di Jawa, 1 kota di Kalimantan dan 1 kota di Papua. Veriikasi di lima kota dilakukan terhadap vendor
distributor dan user Radio dan TV sementara veriikasi di enam kota lainnya hanya dilakukan terhadap vendor
Berdasarkan hasil veriikasi dan pengecekan yang dilakukan terhadapperangkat yang digunakan oleh vendor dan user, tingkat
kepatuhan terhadap sertiikasi dan labelisasi perangkat yang digunakan cukup tinggi. Secara total, dari 149 penyelenggara vendor dan user
dengan 1005 perangkat yang diveriikasi, tingkat kepatuhan mencapai 88. Artinya 88 alatperagkat yang digunakan oleh penyelenggara
adalah alatperangkat yang bersertiikat atau berlabel. Sementara alat perangkat yang bersertiikat namun tidak berlabel yang digunakan oleh
vendor yang disurvei haya 0,9 dan hanya 11,1 alatperangat yang digunakan penyelenggara yang tidak bersertiikat. Tingkat kepatuhan
penggunaan alatperangkat oleh penyelenggara ini lebih baik dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai 74,4.
Tingkat kepatuhan yang tinggi sertiikasi dan label alatperangkat yang digunakan oleh penyelenggara terdapat di Palembang, Jambi,
Pangkalpinang, Batam, Banten, Gorontalo dan Jayapura. Di daerah-daerah ini tingkat kepatuhan penggunaan alatperangkat oleh penyelenggaa
mencapai diatas 90. Tingkat kepatuhan yang relatif rendah terdapat di Palu dan Medan dimana penggunaan alatperangkat yang bersertiikat
dan berlabel oleh penyelenggara hanya mencapai 74 dan 76,9.
194
Gambar7.4 menunjukkan bahwa ketidakpatuhan dalam kepemilikan sertiikat alat dan perangkat yang paling banyak muncul di daerah adalah
dalam bentuk penggunan alatperangkat yang tidak bersertiikat. Di kota Palu, penggunaan alatperangkat telekomunikasi oleh penyelenggara
yang tidak bersertiikat mencapai 26 dan di kota Medan mencapai 23,4. Secara total, penggunaan alatperangkat sertiikat yang tidak bersertiikat
oleh penyelenggara mencapai 11,1 dari total alatperangkat yang dimonitor. Sementarauntuk ketidakpatuhan dalam bentuk penggunaan
alat dan perangkat yang bersertiikat tapi tidak berlabel hanya muncul di Pangkalpinang, Jambi dan Palu. Jumlah temuan yang signiikan juga hanya
terdapat dalam kegiatan monitoring di Jambi. Secara total, penggunaan alatperangkat sertiikat yang bersertiikat namun tidak berlabel oleh
penyelenggara hanya 0,9 dari total alatperangkat yang dimonitor.
NO LOKASI
JUMLAH PENYELENGGARA
KELOMPOK ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI JUMLAH
TOTAL PERANGKAT
TERMONITOR PROSENTASE
KEPATUHAN BERSERTIFIKAT
BERLABEL BERSERTIFIKAT,
TIDAK BERLABEL TIDAK
BERSERTIFIKAT VENDOR
DISTRIBUT OR
USER RADIO
TV CPE
AKSES JARI
NGAN CPE
AKSES JARI
NGAN CPE
AKSES JARI
NGAN
1 Banda Aceh
16 85
22 107
79,4 2
Palembang 8
7 50
6 1
57 98,2
3 Pangkal Pinang
13 3
102 1
2 3
108 97,2
4 Medan
10 50
15 65
76,9 5
Jambi 18
155 6
4 165
97,6 6
Batam 9
72 4
76 94,7
7 Palu
13 1
73 1
25 1
100 74,0
8 Jayapura
12 3
96 2
8 1
107 91,6
9 Banten
14 77
5 1
83 92,8
10 Gorontalo
6 38
3 41
92,7 11
Palangka raya 9
7 70
2 5
11 5
3 96
80,2 JUMLAH
128 21
868 11
5 6
3 100
8 4
1005 88,0
Tabel 7.6. Veriikasi
pengecekan standarisasi
perangkat pos dan
informatika
20 40
60 80
100 120
79.4 98.2 95.4
76.9 93.9 94.7
73.0 91.6 92.8 92.7
80.2 88.0
Tidak bersertifikat
Bersertifikat tidak
berlabel Bersertifikat
Berlabel
Gambar 7.4. Tingkat kepatuhan
sertiikat dan label alat dan perangkat
oleh vendoruser