164
Rata-rata nilai index FPL untuk penggunaan Frekuensi GSMDCS di seluruh propinsi di Indonesia adalah sebesar 12,6, yang berarti terdapat
12,6 pengguna untuk setiap 100 km2 luas wilayah propinsi.Index FPL ini menurun tajam dibanding semester 1-2012 yang masih berada di angka
42,8. Dengan angka rata-rata ini, maka propinsi yang mempunyai index di atas rata-rata hanya propinsi-propinsi di Pulau Jawa-Bali dan Kepulauan
Riau. Namun ukuran rata-rata ini mungkin juga kurang tepat untuk dijadikan acuan mengingat besarnya indeks FPL propinsi DKI Jakarta yang
jauh di atas propinsi-propinsi lainnya.
Wilayah yang luas belum mendorong terjadinya peningkatan penggunaan frekuensi GSMDCS sehingga perbandingan penggunaan frekuensi GSM
DCS terhadap luas wilayah menjadi lebih rendah. Pada beberapa propinsi dengan wilayah yang luas seperti Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah, penggunaan frekuensi GSM masih rendah, bahkan lebih rendah dari daerah lain yang memiliki luas wilayah lebih kecil. Faktor potensi
pasar yang dicerminkan oleh jumlah penduduk dan tingkat pendapatan yang dicerminkan tingkat kemajuan daerah menjadi pertimbangan
operator dalam menggunakan frekuensi GSM di suatu daerah.Operator juga cenderung tidak maun mengembangkan jaringan BTS pada daerah-
daerah dengan tingkat kepadatan penduduk masih trendah atau bukan kawasan ekonomiaktivitas sosial tinggi.
Deinisi index FPP untuk penggunaan frekuensi GSM juga dibedakan sebagai berikut : jumlah pengguna frekuensi GSM untuk setiap 10.000
penduduk propinsi yang bersangkutan.Nilai rata-rata index FPP untuk penggunaan Frekuensi GSM di seluruh propinsi di Indonesia adalah sebesar
3,5, yang berarti terdapat 3,5 pengguna untuk setiap 10.000 penduduk propinsi.Dengan acuan ini, beberapa propinsi di Pulau Sumatera sudah
memiliki nilai index di atas rata-rata kecuali Jambi, SumateraSelatan dan Bengkulu. Sedangkan di Pulau Jawa, karena jumlah penduduk yang cukup
tinggi, hanya DKI Jakarta dan D.I.Yogyakarta saja yang memiliki index FPP di atas rata-rata. Propinsi lain dengan index FPP di atas rata-rata adalah
Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara.
165
6.5. PENERBITAN IZIN AMATIR RADIO IAR DAN IZIN KOMUNIKASI RADIO ANTAR PENDUDUK KRAP
Salah satu pengaturan dalam penggunaan frekuensi oleh stakeholder adalah melalui penerbitan izinsertiikat bagi penggunaan frekuensi
radio. Terdapat tiga jenis izinsertiikat yang dikeluarkan yaitu Izin Amatir Radio IAR, Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk IKRAP dan Surat
Kecakapan Amatir Radio SKAR. Secara implisit, jumlah ijin terkait dengan pengelolaan spektrum frekuensi radio ini mencerminkan penggunaan
spektrum frekuensi radio yang terjadi.
Sampai dengan semester 1-2013 telah diterbitkan 2310 Izin Amatir Radio IAR di seluruh Indonesia. Jumlah ini baru mencapai 27,9 dari IAR yang
diterbitkan selama tahun 2012 atau menurun proporsinya dibanding semester1-2012. Sementara untuk IKRAP sampai semester 1-2013 telah
diterbitkan sebanyak 3146 yang juga menurun dibandingkan semester 1-2012 yang mencapai 3707 ijin. Jumlah IKRAP yang diterbitkan pada
semester 1-2013 ini baru mencapai 47,2 dari jumlah IKRAP yang diterbitkan selama setahun pada 2012. Jika penerbitan IKRAP pada
semester 2-2012 juga berlangsung linier atau proporsional, maka diperkirakan pada akhir penerbitan ijin IKRAP pada tahun 2013 tidak
akan melebihi penerbitan IKRAP pada tahun 2012. Secara implisit ini
Gambar 6.16B. Index Penggunaan
Per Luas Wilayah FPL dan Index
Penggunaan Per Jumlah Penduduk
FPP untuk Frekuensi GSM per
Propinsi
NA D
Su mut
Su mb
ar Ria
u Ja
mbi Su
ms el
Ben gkul
u La
mp ung
Kep ri
Bab el
Ban ten
DKI Jak
arta Jaw
a Bar
at Jaw
a Ten
gah DI
Yog yak
arta Jaw
a Tim
ur Bali
NT B
NT T
Kal sel
Kal bar
Kalt im
Kalt eng
Sul sel
Sult ra
Sult eng
Sul bar
Sul ut
Gor ont
alo Mal
uku Mal
uku Uta
ra Pap
ua Bar
at Pap
ua Idx FPL 3.7 7.7 4.9 4.5 2.2 2.4 2.7 7.5 16. 3.9 36. 108 34. 26. 56. 22. 42. 8.6 1.4 3.4 1.1 1.0 0.7 3.6 1.4 1.0 0.6 6.7 1.2 0.5 0.2 0.1 0.1
Idx FPP 4.6 4.2 4.2 6.5 3.5 2.9 3.0 3.3 7.3 5.1 3.1 7.4 2.7 2.6 5.0 2.7 6.1 3.4 1.4 3.5 3.5 5.8 4.7 2.4 2.3 2.2 0.8 4.0 1.3 1.6 0.7 1.7 1.5
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0 7.0
8.0
20 40
60 80
100 120
Idx FPL
166
menunjukkan semakin stabilnya pertumbuhan penggunaan frekuensi oleh masyarakat yang tercermin dari relatif tetapnya penerbitan IKRAP yang
pada semester 1-2013 setelah meningkat cukup tajam pada semester1- 2012.
Penerbitan SKAR sampai semester 1-2013 telah mencapai 2789 buah atau sudah mencapai 40,7 dari total SKAR yang diterbitkan selama
setahun di tahun 2012. Jumlah ini menurun dari sisi nilai absolut maupun pencapaiannya dibandingkan semester 1-2012 yang mencapai 2843.
Jumlah ijin penggunaan frekuensi radio menurut propinsi pada semester 1-2012 ini paling banyak masih terjadi di Pulau Jawa dengan terbanyak di
D.I. Yogyakarta, diikuti oleh Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Hal ini sedikit berbeda dengan distribusi penggunaan frekuensi radio dimana
Jawa Timur merupakan pengguna frekuensi terbesar kedua setelah Jawa Barat. Penerbitan izin penggunaan radio di DKI Jakarta menjadi yang
terbanyak ke-5 meskipun memiliki luas wilayah yang lebih kecil seperti ditunjukkan pada diagram pada gambar 6.16. Penerbitan izin yang terkait
dengan operasional radio menunjukkan pola yang bervariasi dan berbeda antar daerah diantara tiga jenis izinsurat yang diterbitkan. Meskipun pada
sebagian besar daerah di Jawa IKRAP menjadi ijin yang paling banyak diterbitkan, namun khusus untuk Jawa Tengah penerbitan IAR lebih
banyak dibandingkan IKRAP dan dibandingkan penerbitan IAR di daerah lain. Penerbitan IAR yang besar di Jawa Tengah ini pula yang menjadikan
total penerbitan ijin kecakapan radio di Jawa Tengah ini terbesar kedua setelah D.I. Yogyakarta.
Pada sebagian besar daerah, IKRAP juga menjadi yang paling banyak dikeluarkan dibanding ijin lainnya. Namun pada beberapa daerah tertentu,
penerbitan IAR jauh lebih banyak daripada IKRAP dan menjadi ijin yang paling banyak diterbitkan di daerah tersebut. Daerah-daerah dimana
penerbitan IAR jauh lebih tinggi dibanding IKRAP diantaranya adalah Sumatera Selatan, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Sementara penerbitan SKAR yang tinggi terdapat di Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Pada sebagian daerah-daerah tersebut SKAR
menjadi ijin yang paling banyak diterbitkan dibanding IAR dan IKRAP.
167
DA T
A ST A
TISTIK DIT
JEN SDPPI SEMESTER 1 T
AHUN 2013
Gambar 6.17
. Sebaran penerbitan
izin amatir radio menurut jenis izin
dan propinsi
NAD Sum
ut Sum
bar Riau
Kep. Riau
Jam bi
Bab el
Ben gkul
u Sum
sel Lam
pun g
Bant en
DKI Jaba
r Jate
ng DIY
Jati m
Bali NTB NTT Kalb
ar Kalt
eng Kalti
m Kals
el Suls
el Sult
eng Sult
ra Sulu
t Gor
onta lo
Mal uku
Mal ut
Pap ua
Bara t
Pap ua
SKAR 62 127 90 28 111 82 62
98 55 112 245 0 131 214 229 0 44
56 177 0 297 0 0 277 0
43 127 0 122 IKRAP 111 103 131 68 12 41 11 15
0 120 69 137 365 269 283 410 137 78 43
58 209 43 45
30 77 19 155 107 IAR
4 33
16 18 20
45 23 32 78 270 300 272 37 263 128 23 60 36 91 102 0 0 142 91 56 36 13
0 121 100
200 300
400 500
600 700
800