156
6.4.3. FREKUENSI TV
Penggunaan spektrum frekuensi TV berkembang sangat pesat di setiap propinsi. Hampir semua propinsi memiliki setidaknya 10 pengguna spektrum
frekuensi TV. Hanya ada beberapa propinsi yang memiliki pengguna kurang dari 10 yang tersebar di Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi dan kawasan
timur Indonesia. Propinsi dengan penggunaan frekuensi TV yang masih kurang dari 10 adalah Bengkulu, NTT, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara dan
Papua Barat. Hal yang menarik adalah bahwa tidak ada propinsi di Kalimantan yang intensitas penggunaan frekuensi TV-nya kurang dari 10. Penggunaan
frekuensi TV yang paling rendah adalah 23 di Kalimantan Tengah.
Rata-rata nilai index FPL untuk penggunaan Frekuensi TV di seluruh propinsi di Indonesia adalah sebesar 10,0, yang berarti terdapat 10 pengguna untuk
setiap 10.000 km2 luas wilayah propinsi. Dengan acuan ini, maka propinsi yang mempunyai index di atas rata-rata adalah Propinsi di Jawa dan Bali,
Kepulauan Riau, dan Sulawesi Utara. Tampaknya ada hubungan antara index FPL ini dengan potensi wisata propinsi yang bersangkutan ataupun
kepadatan kegiatan sosial-ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini cukup masuk akal, karena televisi merupakan media audio-visual yang efektif untuk
mengkomunikasikan keindahan visual yang tidak dimiliki oleh radio dan juga menjadi sumber informasi dan hiburan yang lebih disukai masyarakat.
Sedangkan nilai rata-rata index FPP untuk penggunaan Frekuensi TV di seluruh propinsi di Indonesia adalah sebesar 5,23, yang berarti terdapat
5,2 pengguna untuk setiap 1.000.000 penduduk propinsi. Dengan acuan ini, cukup mengejutkan bahwa semua propinsi di Kalimantan sudah mempunyai
Gambar 6.13A. Jumlah Penggunaan
Frekuensi TV di setiap wilayah
10 15
21 22 20 31
9 15 15 12
28 25 72
61 19
91
15 9
14 28 31
33 23
29 17
36 5
27 4
11 3 6
26 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
N A
D S
u m
u t
Sumbar R
ia u
Jambi Sumsel
B e
n g
k u
lu L
a m
p u
n g
K e
p ri
Babel B
a n
te n
DK I
Jakarta Ja
w a
B a
ra t
Ja w
a T
e n
g a
h D
I Y
o g
ya k
a rt
a Ja
w a
T im
u r
B a
li N
T B
N T
T K
a ls
e l
K a
lb a
r K
a lt
im K
a lt
e n
g Sulsel
S u
lt ra
S u
lt e
n g
Sulbar S
u lu
t G
o ro
n ta
lo M
a lu
k u
Maluku Utara
P a
p u
a B
a ra
t Papua
157
NA D
Su mu
t Su
mb ar
Ria u
Ja mb
i Su
ms el
Be ngk
ulu La
mp ung
Ke pri
Ba bel
Ba nte
n DKI
Jak art
a Jaw
a Bar
at Jaw
a Ten
gah DI
Yog yak
art a
Jaw a
Tim ur
Bali NT
B NT
T Kal
sel Kal
bar Kal
tim Kal
ten g
Sul sel
Sul tra
Sul ten
g Sul
bar Sul
ut Gor
ont alo
Ma luk
u Ma
luk u
Uta ra
Pap ua
Bar at
Pap ua
Idx FPL 1. 2. 5. 2. 4. 3. 4. 4. 18 7. 28 37 20 18 60 19 25 4. 2. 7. 2. 1. 1. 4. 4. 5. 2. 19 3. 2. 0. 0. 0. Idx FPP 2. 1. 4. 3. 6. 3. 4. 1. 8. 9. 2. 2. 1. 1. 5. 2. 3. 1. 2. 7. 6. 8. 9. 3. 7. 12 4. 11 3. 7. 2. 7. 8.
2 4
6 8
10 12
14
10 20
30 40
50 60
70 Idx FPL
Idx FPP
Gambar 6.13B. Index Penggunaan Per
Luas Wilayah FPL dan Index Penggunaan
Per Jumlah Penduduk FPP untuk Frekuensi
TV per Propinsi
index di atas rata-rata. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya TV lokal yang bermunculan di wilayah-wilayah pemekaran yang cukup kaya dengan hasil
pertambanganperkebunan, demikian juga propinsi-propinsi di Sulawesi Sulawesi Tenggara, Tengah dan Utara. Di kawasan timur Indonesia, Maluku
dan Papua juga memiliki index FPP di atas rata-rata sebagaimana indeks FPL. Sedangkan di Pulau Sumatera, Jambi, Kepulauan Riau dan Bangka-Belitung
memiliki index di atas rata-rata. Ini juga menunjukkan intensitas penggunaan frekuensi TV yang semakin tinggi dibanding jumlah penduduk yang ada.
Sebaliknya, semua propinsi di Jawa dan Bali masih memiliki index FPP di bawah rata-rata kecuali D.I. Yogyakarta. Walaupun Jawa Timur dan Jawa
Barat merupakan 2 propinsi dengan jumlah pengguna tertinggi, namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, index FPP kedua propinsi ini
masih di bawah rata-rata, yaitu 2,39 untuk Jawa Timur dan 1,61 untuk Jawa Barat. Artinya, di Jawa Timur hanya ada 2,4 pengguna frekuensi TV untuk setiap
1.000.000 penduduknya. Sedangkan di Jawa Barat hanya ada 1,6 pengguna frekuensi TV untuk setiap penduduknya. Hal ini mencerminkan potensi
pelanggan siaran TV yang masih sangat besar di kedua wilayah tersebut.
Untuk DKI Jakarta, Index FPL dalam graik di atas dikalikan dengan 10, untuk memperjelas skala bagi propinsi-propinsi lainnya.
Intensitas penggunaan frekuensi broadcast TV di pulau Jawa hanya sebesar 2,72 atau masih di bawah rata-rata index FPP sebesar 5,23 pengguna frekuensi untuk
setiap 1.000.000 penduduknya
158
6.4.4. DISTRIBUSI PENGGUNAAN ISR KANAL TV DAN FM UNTUK KEPERLUAN PENYIARAN
Penyajian data distribusi penggunaan ISR kanal TV dan FM bertujuan untuk mengukur tingkat pemanfaatan dari kanal frekuensi yang tersedia untuk
masing-masing jenis kanal ISR di masing-masing wilayah. Berdasarkan data tersebut akan dapat diketahui pada daerah mana kanal ISR TV tertentu
masih berpeluang untuk dioptimalkan utilisasinya. Dari tingkat pemanfaatan utilisasi kanal TV sampai semester 1-2013 seperti ditunjukkan tabel 6.6
menunjukkan masih rendahnya utilisasi di hampir sebagian besar propinsi. Tingkat utilisasi yang tinggi hanya terjadi di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
sudah mencapai 100. Tingkat utilitas ini hampir sama dengan situasi pada semester 1 tahun 2012 dimana di kedua propinsi ini pemanfatan
kanal frekuensi sudah penuh. Daerah yang memiliki tingkat utilisasi yang juga relatif tinggi diatas 60 adalah Kepulauan Riau yang mencapai 75,
Banten 64,7, Jawa Barat 63,8, Jawa Tengah 76,4, Jawa Timur 63,1, Bali 71,4 dan Sulawesi Utara 64,3.
DKI Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan bisnis, sementara D.I. Yogyakarta adalah daerah dengan wilayah propinsi yang tidak terlalu luas
namun menjadi daerah wisata dan pusat industri kreatif. Kepulauan Riau dan Bali adalah daerah yang mengalami pertumbuhan yang cepat dalam
beberapa tahun terakhir dimana keduanya juga cukup mengandalkan kegiatan pariwisata dan mulai mengembangkan TV Lokal.
Tabel 6.6. Utilisasi Kanal TV
Menurut Propinsi
No Propinsi
Jumlah Ter-
sedia Jumlah
Ter- pakai
Utili- sasi
No Propinsi
Jumlah Ter-
sedia Jumlah
Ter- pakai
Utili- sasi
1 NAD
97 10
10.3 17
Bali 21
15 71.4
2 Sumut
90 15
16.7 18
NTB 34
9 26.5
3 Sumbar
77 21
27.3 19
NTT 96
14 14.6
4 Riau
84 21
25.0 20
Kalbar 68
31 45.6
5 Jambi
63 20
31.7 21
Kalteng 46
23 50.0
6 Babel
28 12
42.9 22
Kaltim 90
33 36.7
7 Bengkulu
35 9
25.7 23
Kalsel 56
28 50.0
8 Sumsel
63 31
49.2 24
Sulsel+Sulbar 128
34 26.6
9 Lampung
60 15
25.0 25
Sulteng 61
36 59.0
10 Kep. Riau
16 12
75.0 26
Sultra 42
17 40.5
11 Banten
17 13
76.5 27
Sulut 42
27 64.3
12 DKI Jakarta
14 14
100.0 28
Gorontalo 21
4 19.0
13 Jawa Barat
69 44
63.8 29
Maluku 41
11 26.8
14 Jawa Tengah
55 42
76.4 30
Maluku Utara 21
3 14.3
15 DI Yogyakarta
14 14
100.0 31
Papua 91
32 35.2
16 Jawa Timur
84 53
63.1 32