123 kecurigaan antar nelayan bila suatu waktu salah satu dari jaring mereka terjadi
kerusakan atau kehilangan. Hal tersebutlah yang biasa dilakukan untuk mencegah terjadinya keributan.
E. 2. 2. Konflik Antar Nelayan Tradisional Dan Nelayan Moderen
Persaingan yang sangat menonjol dalam pengelolaan sumberdaya laut terlihat antara nelayan tradisional dengan mereka yang menerapkan teknologi penangkapan
moderen nelayan moderen. Daya jelajah yang tinggi memungkinkan bagi nelayan moderen untuk leluasa beroperasi pada seluruh wilayah penangkapan baik lokasi
penangkapan tradisional dan lokasi penangkapan bebas. Nelayan-nelayan bagan boat, pukat cincin, dan pukat trawl pukat harimau sering kali melakukan aktifitas
penangkapan yang sebenarnya melanggar aturan yang berlaku. Menurut nelayan di dua wilayah ini, perilaku tersebut merupakan unsur kesengajaan meskipun telah beberapa
kali mendapat keluhan dan protes dari nelayan-nelayan tradisional yang melihat langsung aktifitas mereka.
Nelayan sangat mengeluh akan beroperasinya kelompok-kelompok nelayan moderen karena dirasa dapat berpengaruh mengurangi produksi penangkapan, dimana
ikan-ikan terhambat, terlebih dahulu dieksploitasi dan lebih banyak kepada nelayan moderen sehingga nelayan tradisional yang beroperasi agak kepinggir dengan
mengaplikasikan teknologi apa adanya kalah bersaing dalam memperoleh sumberdaya ikan yang memadai.
Protes-protes keras berdatangan dari para nelayan tradisional. Mereka pernah melakukan protes kepada pihak-pihak yang berwenang seperti polisi laut, hingga ke
Universitas Sumatera Utara
124 pemerintah setempat dan DPRD. Mereka meminta agar pengusaha yang
mengoperasikan pukat harimau hendaknya di usut secara hukum, menghentikan operasionalnya pada wilayah tradisional karena melanggar hukum serta dapat merusak
kelestarian laut yang akan berpengaruh terhadap mata pencaharian komunitas nelayan tradisional. Pertama mereka menyikapi protes tersebut dengan sikap positif dan terbuka.
Namun karena banyaknya faktor-faktor kepentingan dari nelayan moderen, pihak-pihak yang memiliki otoritas selalu saja tidak mampu berlaku di lapangan. Permasalahan
pelanggaran zona penangkapan selalu saja mewarnai pemanfaatan pengelolaan sumberdaya laut dan nelayan tradisional menduka hal tersebut merupakan bentuk kerja
sama antara pihak nelayan moderen dengan pihak polisi laut dan pihak-pihak terkait lainnya sehingga pelanggaran-pelanggaran wilayah operasi tersebut hingga saat ini tetap
ada.
E. 3. Kepercayaan Nelayan Terhadap Mitos Laut