Sarana Dan Prasarana Serta Infra Struktur Sosial 1 Sarana Perumahan

42 lautnya memuncak, namun sebaliknya bila hasil laut menurun maka segala bentuk aktifitas tampak drastis menurun. D. Sarana Dan Prasarana Serta Infra Struktur Sosial D.1 Sarana Perumahan Perumahan di desa Pekan Tanjung Beringin dan Pantai Cermin Kanan saat ini sudah terbilang memenuhi kriteria sehat dan layak. Hal ini terlihat dengan keadaan rumah para penduduk yang rata-rata sudah setengah permanen dan permanen. Tipe rumah sangat sederhana yang terbuat dari bahan kayu dan papan, yang beratapkan rumbia atau nipah, berlantaikan papan sudah sangat jarang terlihat. Rumah sederhana yang bagian bawahnya terbuat dari beton dan bagian atasnya terbuat dari papan lebih banyak dijumpai di dua desa ini. Rumah ini rata-rata berada pada areal penduduk yang berada di belakang pasar besar. Dan rumah yang berada di pasar besar hampir semuanya adalah rumah permanen. Sarana untuk MCK Mandi, Cuci, Kakus sudah dimiliki oleh hampir semua warga di rumahnya. Di Pekan Tanjung Beringin terkadang masyarakat menggunakan aliran sungai untuk kebutuhan Mandi dan mencuci. Bila untuk mandi biasanya yang terlihat mandi di sungai hanya anak-anak saja. Jarang terlihat warga yang dewasa menggunakan sungai untuk mandi. Dan untuk mencuci biasanya, menurut penduduk mereka menggunakan sungai hanya untuk mencuci sampankapal mereka ketika sedang tidak dipergunakan atau untuk mencuci pakian yang biasa mereka gunakan melaut. Tidak ada yang menggunakan sungai sebagai tempat mencuci pakian untuk harian mereka dirumah. Karena menurut penduduk sungai tersebut tidak steril. Biasannya Universitas Sumatera Utara 43 mereka mencuci pakian harian dan mandi bagi para warga yang dewasa menggunakan fasilatas air dari PDAM. Fasilitas air bersih untuk wilayah kecamatan Tanjung Beringin khususnya desa Pekan Tanjung Beringin sepenuhnya masyarakat menggunakan air PDAM. Dan untuk desa yang lainnya menggunakan fasilitas sumur bor yang dibangun oleh pemerintah. Pembangunan sumur bor ini menurut mereka adalah salah satu program pemerintah dalam menyediakan air bersih. Rata-rata desa yang ada di Kecamatan ini pembangunan sarana sumur bor ini sudah sejak 15 tahunan. Sementara untuk wilayah desa Pantai Cermin Kanan, sarana yang mereka gunakan untuk MCK adalah sungai dan sebahagian besar menggunakan sarana sumur bor yang telah dibangun oleh pemerintah sekitar 20 tahun yang lalu. Sumur bor diwilayah ini merupakan salah satu fasilitas bagi warga untuk mendapatkan air bersih selain dari air PDAM. Hanya sebagian kecil saja masyarakat mengunakan air yang berasal dari PDAM untuk kebutuhan, biasanya yang menggunakan fasilatas PDAM ini adalah warga yang mampu secara ekonomi. Dan bagi warga yang merasa kurang mampu mereka menggunakan fasilitas sumur bor ini untuk keperluan air bersih. Biasanya rata-raya penduduk bila rumahnya dekat dengan lokasi sumur bor mereka lebih memilih mengangkat airnya untuk mengisi bak mandi mereka. Namun bila mereka merasa lokasi sumur bor jauh maka mereka rata-rata memakai sambungan pipa yang di tarik memakai pompa untuk mengisi bak mandi mereka. Namun diwilayah ini sumur bornya memiliki bangunan sendiri berupa kamar mandi umum yang seluruh bangunanya terbuat dari beton yang atapnya terbuat dari Universitas Sumatera Utara 44 seng. Tidak jarang terlihat beberapa ibu-ibu rumah tangga yang mencuci di sumur tersebut dan juga banyak terlihat yang memakai ruangan khusus berupa kamar untuk mandi. Dahulu sumur bor ini tidak seperti itu kondisinya. Dahulu kondisinya masih sangat sederhana hanya berupa tiang-tiang beton yang beratapkan seng, maka atas swadaya masyarakat dinding dan ruangan berupa kamar sumur bor tersebut dibangun, pembangunan tersebut sudah sekitar 10 tahun yang lalu. Keberadaan aliran sungai di wilayah ini merupakan dermaga bagi sampan atau kapal mereka ketika sedang tidak digunakan. Mereka juga terkadang membuat membersihkan sampankapal mereka disungai ini. Namun tidak jarang juga pelataran para toke sering menggunakan aliran sungai ini sebagai tempat buang air bagi mereka. Biasanya mereka membuat suatu ruangan kecil yang terbuat dari rumbia atau nipah. Namun air yang digunakan adalah air sumur bor yang diangkat atau dialirkan memakai pipa. Pada kedua wilayah desa ini, hampir semua warga yang posisi rumahnya tepat berada dipinggir sungai atau pantai membuang sampah rumah tangga mereka kedalam sungai atau langsung ke pantai. Menurut mereka sampah tersebut tidak akan bertumpuk disana, karena ketika air pasang tiba maka sampah-sampah tersebut akan terbawa dan akan hilang ditelan air. Sementara warga yang berada jauh dari tepi sungai atau pantai, mereka membuang sampah rumah tangga mereka dengan sembarangan. Biasanya warga membuat suatu lubang ditanah halaman rumah mereka untuk pembuangan sampah tersebut. Dan bila sudah menumpuk maka mereka akan membakarnya. Namun ada pula Universitas Sumatera Utara 45 warga yang membangun tempat pembuangan sampah mereka berupa bak yang terbuat dari beton tepat di depan rumah. D.2 Sarana Komunikasi Sarana komunikasi di kedua wilayah ini sudah berkembang, hal ini terlihat dari jumlah pengguna Handphone telepon genggam HP sebagai alat komunikasi. Keberadaan HP bukan lagi menjadi barang yang langka bagi mereka, dari keterangan warga desa, hampir 75 orang dewasa dan remaja di desa ini telah memiliki HP dan menggunakannya sebagai alat komunikasi. Meskipun layanan telepon rumah sudah masuk kedesa ini, namun warga mengaku lebih senang dengan penggunaan HP, hal ini dikarenakan HP dapat dengan mudah dibawa kemana saja. Sebelum penggunaan HP belum banyak, wartel warung telepon merupakan satu-satunya alat komunikasi jarak jauh yang cepat bagi warga, namun dari pendapat para pemilik wartel, setelah warga banyak mengunakan fasilitas HP pendapatan mereka tidak bertambah dan tidak pula berkurang. Hal ini dikarenakan warga masih ada yang tetap mau berkomunikasi dengan yang lain bila pulsa mereka habis dengan memakai jasa wartel. Selain sarana berupa telepon, di dua wilayah ini juga ada surat kabar, pos, giro, radio televisi yang telah masuk ke desa. Layanan telepon rumah yang ada di wilayah ini adalah layanan Telkom. Menurut masyarakat, yang memiliki akses telepon rumah di wilayah tersebut masih sangat minim jumlahnya. Hal ini dikarenakan layanan pemasangan baru telepon rumah tersebut terkesan sangat lama, hingga memakan waktu berbulan-bulan. Bila ingin menggunkan layanan pos dan giro masyarakat harus ke Universitas Sumatera Utara 46 ibukota kabupaten atau ke kota yang lebih besar, karena di desa-desa dikedua wilyah ini belum ada yan memiliki akses tersebut. Media massa atau surat kabar yang beredar adalah koran nasional dan koran lokal yaitu SIB Sinar Indonesia Baru, Waspada, harian Analisa, dan lainnya. Pembaca koran biasanya berada di warung-warung kopi atau kedai nasi, daripada diperumahan sebab pelanggan koran dominan adalah warung dan kedai nasi tersebut. Hanya media televisi dan radiolah yang dimiliki oleh masing-masing rumah penduduk. D.3 Sarana Pendidikan Fasilitas pendidikan yang menampung penduduk usia sekolah di desa Pekan Tanjung Beringin cukup beragam meskipun secara jumlah masih sedikit. Diantaranya adalah sekolah Taman Kanak-kanak ada 3 unit, Sekolah Dasar dan sederajat ada 7 unit, untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ada 3 unit, dan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ada 2 unit. Sementara untuk desa Pantai Cermin Kanan fasilitas untuk pendidikan anak-anak usia sekolah berada tersebar diseluruh wilayah di 12 desa kecamatan Pantai Cermin. Taman Kanak-kanak 7 unit, Sekolah Dasar Negeri 24 unit, Sekolah Dasar Swasta 2 unit, Madrasah Ibtidaiyah 10 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 1 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta 1 unit, Mts 2 unit, Sekolah Menengah Kejuruan 1 unit, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 1 buah. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 1: Sarana Pendidikan Desa Pekan Tanjung Beringin Sekolah Jumlah unit Taman Kanak-kanak 3 SD Sederajat 7 SLTP 3 SLTA 2 Sumber: Data Balai Desa Pekan Tanjung Beringin 2006 Tabel 2: Sarana Pendidikan di Kecamatan Pantai Cermin Sekolah Jumlah unit Taman Kanak-kanak 7 SD Negeri 24 SD Swasta 2 Madrasah Ibtidaiyah 10 SLTP Negeri 1 SLTP Swasta 1 Mts 2 SMK Negeri 1 SLTA Swasta 1 Sumber: Data Kecamatan Pantai Cermin 2006 Pada umumnya anak-anak di desa Pekan Tanjung Beringin dan desa Pantai Cermin Kanan ketika masih tingkat dasar bersekolah di SD yang ada di desa ini. Namun ketika memasuki jenjang SLTP kebanyakan dari mereka bila mempunyai uang yang cukup akan bersekolah ke SLTP yang ada di Ibukota Kabupaten, begitu pula setelah mereka memasuki SLTA sebagian besar malah akan memilih bersekolah di Sumatera Utara yaitu Medan. Hal tersebut dilakukan oleh mereka karena mereka yang mempunyai kemauan dan uang untuk bersekolah maka mereka akan memilih sekolah yang lebih baik kualitasnya. Untuk tingkat yang lebih tinggi lagi jumlah yang melanjutkan pendidikannya hanya terbatas pada anak yang mempunyai orang tua yang mempunyai dana yang cukup. Dan bila mereka melanjut ke perguruan tinggi maka para Universitas Sumatera Utara 48 orang tua tersebut harus merelakan anak-anaknya berpisah jauh dari mereka. Karena di Ibukota kabupaten sekalipun tidak ada memiliki universitas. Setiap pagi dan sore hari di desa Pekan Tanjung Beringin terlihat pulang dan pergi sekolah dengan menggunakan angkutan umum yang sepanjang hari ada. Hal tersebut dilakukan oleh mereka yang bersekolah jauh dari desanya atau yang bersekolah di Sei Rampah. Namun untuk anak yang mempunyai sekolah masih berada di desa tempat tinggal mereka biasanya hanya berjalan kaki atau bersepeda. Sama halnya dengan desa Pantai Cermin Kanan, biasanya anak-anak mereka yang bersekolah jauh dari desanya seperti ke Perbaungan misalnya mereka menggunakan sarana becak motor atau ojek yang biasanya selalu ada lalu lalang dengan ongkos sekitar Rp 2000-3000,- Bila jarak sekolah mereka tidak jauh dari desa mereka hanya berjalan kaki atau dengan sepeda dayung saja. Berbeda dengan keadaan sekarang dimana penduduk yang berusia muda khususnya penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan rata-rata telah memiliki pendidikan yang tamatan SLTA atau sederajatnya serta ada pula yang tamat dari perguruan tinggi. Namun untuk penduduk yang berusia dewasa kira-kira diatas 25 tahun masih ada yang hanya tamatan Sekolah Dasar saja ataupun hanya sebatas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Menurut mereka hal tersebut dikarenakan dahulu para orang tua mereka tidak begitu mengerti arti pendidikan sepenuhnya. Disamping itu para orang tua tidak memiliki cukup dana untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Namun tidak jarang juga saat ini terlihat masih ada juga anak-anak usia sekolah telah putus sekolah. Apalagi bagi para nelayan dan masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang Universitas Sumatera Utara 49 cukup. Anak-anak mereka hanya bersekolah sampai setingkat SLTP dan sedejarat saja, hal tersebutpun terjadi baru saat-saat ini saja, karena adanya program sekolah gratis dari pemerintah. Alasan para orang tua yang tidak menyekolahkan anak-anaknya adalah karena ketidakadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan bagi anaknya. Apalagi saat ini harga-harga kebutuhan pokok yang sudah sangat mahal. Disamping itu pula ada anak yang pada dasarnya tidak ingin bersekolah akibat pengaruh lingkungan. Anak tersebut merasa bahwa bersekolah adalah kegiatan yang menjemukan, apalagi dalam lingkungan nelayan untuk mendapatkan uang sangat banyak caranya, hanya tinggal membantu membersihkan perahu ataupun membantu merapikanmenggulung jaring yang baru digunakan oleh para nelayan akan mendapatkan upah yang lumayan bagi anak-anak tersebut sehingga mereka melupakan pendidikan sekolahnya. Orang tua anak-anak tersebut juga tidak terlalu memaksakan anaknya untuk bersekolah. Malah ada sebagian orang tua anak-anak tersebut mengatakan bahwa bilapun anak-anak mereka sekolah tinggi-tinggi tetap saja nantinya mereka pasti kelaut. Dengan cara tersebut malah para orang tua tersebut merasa terbantu secara ekonomi karena bila anak-anak mereka telah tahu bagaimana mendapatkan uang maka mereka tidak perlu repot lagi membiayai makan anak tersebut. D.4 Sarana Keagamaan Kehidupan beragama di kedua desa ini cukup beragam, dimana yang mendominasi adalah agama Islam. Didalam masyarakatnya ada beberapa jenis agama yang dimiliki seperti Islam, Kristen, Katholik, Buddha. Adapun sarana peribadatan di Universitas Sumatera Utara 50 kedua desa tersebut terdiri dari Mesjid, Mushola, Gereja, dan Viara. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3: Sarana Peribadatan Di Kedua Desa Desa Mesjid Mushola Gereja Vihara Protestan Katolik Pekan Tanjung Beringin 4 18 5 1 - Pantai Cermin Kanan 2 2 - - 3 Sumber: Monografi Kabupaten Serdang Bedagai 2006 Suasana kehidupan beragama di kedua desa ini cukup kondusif. Dimana menurut masyarakat sekitar tidak pernah terjadi suatu kejadian yang dapat membuat kehidupan beragama di desa tersebut menjadi ricuh. Masyarakat menyadari arti perbedaan didalam beragama bukanlah menjadikan antar umat beragama saling bermusuhan. Agama adalah urusan masing-masing individu, asalkan saling menghargai, menghormati dan tidak saling menjatuhkan maka tidaklah penting arti perbedaan tersebut didalam bermasyarakat. Malah mereka akan saling menjaga dan saling berinteraksi demi kedamaian desa. D.5 Sarana Kesehatan Untuk sarana kesehatan di kedua desa tersebut masih terbilang sangat sedikit dan terbatas. Fasilitas yang mendukung sarana tersebut masih sangat sederhana dan terbatas. Sarana kesehatan yang tersedia di desa Pekan Tanjung Beringin diantaranya adalah puskesmas ada 1 unit, balai pengobatan sekitar 7 unit, apotik juga sudah tersedia sekitar 2 unit, posyandu 15 unit, toko obat 1 unit, dengan ahli-ahli yang telah ada diantaranya adalah dokter praktek 1 orang, dokter umum 1 orang, dokter gigi 1 orang, bidan desa 6 orang, dan ambulance 1 buah. Sementara untuk desa Pantai Cermin Kanan Universitas Sumatera Utara 51 fasilitas sarana kesehatan antara lain puskesmas 1 unit, praktek dokter sebanyak 3 unit, praktek bidang sebanyak 3 unit. Walupun keterbatasan dalam sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di desa tersebut cukup membuat masyarakat kerepotan bila ada masyarakat yang menderita penyakit yang serius namun tidak membuat warga menanggapi ataupun protes yang berlebihan terhadap pemerintah daerah mereka. Karena menurut mereka pemeritah kabupaten sering mengadakan program-program kesehatan ke desa mereka. Peranan medis telah mampu menyadarkan dan menambah wawasan masyarakat tentang gizi anak atau dewasa, perawatan balita, KB, kesehatan lingkungan dan pemberian imunisasi pada tahap dini. Tidak jarang di kedua desa ini mempersepsikan tentang penyakit dengan cara- cara yang masih tradisional. Pandangan tentang penyakit dan pengobatannya masih ada yang memilih kepada hal-hal yang gaib. Menurut mereka pandangan mereka itu tidaklah salah karena memang masih ada saja penyakit-penyakit tradisional berbentuk guna-guna yang dipercayai dapat menyerang mereka. Tetapi pada dasarnya mereka lebih mendahulukan pengobatan moderen terlebih dahulu, bila mereka telah berusaha keras berobat secara medis namun tidak mempunyai hasil maka mereka menggunakan jasa pengobatan tradisonal. D.6 Sarana Perekonomian Sektor ekonomi semakin berkembang di dua wilayah ini sejak pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004. Dimana program-program pemerintah kabupaten mulai dicanangkan dan di operasikan. Sarana perekonomian berupa took- Universitas Sumatera Utara 52 toko kelontong, atau grosir-grosir yang menjual barang keperluan sehari-hari warga mulai dari kebutuhan pokok sampai elemen-elemen kebutuhan rumah tangga lainnya serta ditambah dengan para pedagang ikan segar, ikan asin, sayur mayor dan rempah- rempah. Di wilayah desa Pekan Tanjung Beringin tidak terdapat pasar tradisional yang buka tiap hari, yang ada hanya pasar tradisional yang buka mingguan hari onan tepatnya pada hari rabu untuk wilayah Pekan Tanjung Beringin. Sebagian besar pedagang yang berjualan berasal dari luar daerah yang berdatangan menjajakan berbagai jenis barang dagangan. Sementara untuk wilayah desa Pantai Cemin Kanan sama sekali tidak ada fasilitas pasar tradisional. Hal tersebut dikarenakan keberadaan pantai yang dikhususkan sebagai tempat wilayah wisata pantai. Di Kecamatan ini yang ada hanya berupa toko-toko kelontong dan restaurant-restauran yang berkualitas wisata. Untuk kebutuhan harian berupa sayur-sayuran, beras, atau lainnya warga Pantai Cermin mendapatkannya dari kedai sampah yang menyediakan bahan-bahan tersebut, atau mereka dapat berbelanja ke kota perbaungan yang mempunyai fasilitas pasar tradisional yang lebih lengkap dan lebih besar. Sarana untuk perbankkan tidak terdapat di kedua wilayah ini. Hal tersebut dikarenakan jarak antara Pekan Tanjung Beringin dengan ibukota Kabupaten Serdang Bedagai yang dekat, dan untuk Pantai Cermin Kanan yang dekat pula dengan Kecamatan Perbaungan. Sehingga menurut para warga walaupun tidak ada fasilitas jasa bank mereka tidak perlu kawatir, karena sudah ada angkutan yang dapat digunakan untuk menuju ke kota. Warga Pekan Tanjung Beringin bila ingin menggunakan jasa Universitas Sumatera Utara 53 bank maka mereka akan pergi ke kota Sei Rampah yang nota bene mempunyai fasilitas bank yang lebih lengkap lagi. Sementara warga Pantai Cermin kanan lebih memilih kota Perbaungan sebagai tempat untuk memakai jasa bank yang ada disana. Hal tersebut dikarenakan kota Perbaungan adalah salah satu kota besar yang ada di Serdang Bedagai yang memiliki fasilitas Bank yang lengkap pula. Dan untuk menuju kesana mereka cukup naik Becak Motor dengan ongkos yang dapat disesuaikan.

E. Keadaan Penduduk

Dokumen yang terkait

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

1 15 100

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 5 100

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 24

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 3 3

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 11