Pandangan Dan Sikap Nelayan Terhadap Kerusakan Ekosistem Mangrove, Dan Ekosistem Trumbu Karang.

139 untuk wilayah pesisir pantai yang lain yang ada disekitarnnya tidak mereka perdulikan. Hal tersebut akan mengakibatkan kecemburuan sosial bagi masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah tersebut. Dan penagruh dunia pertanian darat seperti sawah dan ladang yang dimiliki oleh sebagian masyarakat menurut mereka tidak mempengaruhi ekosistem lautan dan pesisir, karena menurut para petani ini tingkat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang mereka gunakan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sering. Hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan sungai yang mereka gunakan untuk mengaliri sawah mereka. Mereka bisa saja menggunakan aliran sungai setiap hari namun tidak terjadi apa-apa dengan kesehatan mereka. Bilapun terjadi suatu pencenaran itu adalah akibat pera pemilik pabrik yang membuang limbah mereka ke sungai tampa di sterilkan terlebih dahulu.

B. Pandangan Dan Sikap Nelayan Terhadap Kerusakan Ekosistem Mangrove, Dan Ekosistem Trumbu Karang.

Kehidupan nelayan baik secara sosial dan ekonomi dipengaruhi secara langsung oleh kualitas dan kuantitas ekosistem laut, terutama nelayan tradisional yang hari demi hari jumlah hasil tangkapnya semakin berkurang akibat potensi laut, ikan dan biota- biota laut sudah tidak mendukung lagi kelestariannya. Situasi kerusakan ekosistem ditanggapi berbeda-beda oleh komunitas nelayan secara khususnya dan masyarakat pesisir pantai umumnya. Sebagian menanggapi kurangnya hasil penangkapan dikarenakan kerusakan tersebut, sebagian lagi menanggapi dengan menekankan kepada kurang layaknya mempertahankan pemakaian ternologi tradisional yang terbatas kemampuannya dan ada juga beralasan bahwa kemerosotan produksi hasil tangkap Universitas Sumatera Utara 140 dikarenakan persaingan pemanfaatan sumberdaya laut yang semakin ramai dan kompetitif. Perubahan lahan hutan mangrove menjadi lahan-lahan perumahan, pertambakan, perkebunan dan lainnya dianggap menjadi faktor utama nelayan yang beroperasi di lokasi hutan kehilangan lahan yang menjadi sumber kehidupan, berkurangnya stok biotaikan akan mempengaruhi hasil tangkapan. namun banyak pula masyarakat di dua wilayah ini yang mempercayai bahwa rusaknya hutan bakau bukan menjadi alasan utama karena menurut mereka bahwa tidak semua ikan yang ada di perairan laut bebas bertelur dan berkembang biak di hutan mangrove tersebut. Karena menurut sebagian masyarakat yang paling merusak adalah nelayan dengan alat tangkap pukat harimau dan sejenisnyalah yang paling berperan penting dalam pengrusakan eksosistem. Pengerusakan ekosistem laut sebagian disadari nelayan dapat menimbulkan efek-efek sampingan kepada lingkungan setempat seperti bahaya abrasi laut, kerusakan hutan mangrove dapat mengakibatkan masuknya air laut kedalam tanah sehingga akan menyebabkan air sumur akan asin dan bila terjadi pasang maka tidak ada lagi yang menahan gelombangnya. Tepi pantai terancam terimbas air laut yang meruntuhkan rumah-rumah, pohon-pohon kelapa yang masih berproduksi dan lainnya, serta kerusakan itu lambat laun akan mematikan kelangsungan sumber mata pencahrian nelayan. Namun untuk mencegah perilaku-perilaku pengerusakan setiap individu warga masyarakat nelayan rasanya tidak mampu karena pertimbangan rasa perihatin atas nasib situasi perekonomian nelayan yang hanya menggantungkan pendapatannya dengan mengambil dan menjual hasil-hasil laut. Universitas Sumatera Utara 141 Dan di pihak lain ada pula nelayan yang tidak percaya terhadap kerusakan terhadap eksosistem laut baik itu hutan mangrove dan trumbu karang dapat berpengaruh langsung kepada kehidupan makhluk-makhluk laut, ikan, ataupun biota-biota lainnya. Seperti yang diutarakan oleh bapak Muslim Pekan Tanjung Beringin: “Ikan, dan bahan-bahan laut yang ada di perairan laut tidak mungkin akan punah atau berkurang akibat dari rusaknya hutan ataupun hancurnya terumbu karang sebab perairan laut itu masih sangat luas untuk dijadikan pertumbuhan ataupun perkembangan ikan-ikan dan lainnya. Kalaupun sekarang hasil tangkapan berkurang itu karena bertambahnya jumlah orang-orang yang menangkap ikan, terus karena teknologi yang digunakankan pun sudah maju sekarang. Jadi harus bisa bersaing lah dengan alat yang lebih canggih itu” Menurut masyarakat yang tidak mempercayai bahwa rusaknya hutan mangrve dan hancurnya terumbu karang tidak akan mempengaruhi berkurangnya hasil laut namun yang mengakibatkan hasil laut sangat berkurang saat ini adalah dikarenakan semakin banyaknya jumlah nelayan sehingga persaingan semakin banyak. Bila ada orang yang mempercayai bahwa hancurnya hutan mangrove dan terumbu karang tidak lebih adalah orang-orang yang tidak bisa bersaing secara alat tangkap. Mereka tidak lebih hanya dapat menggunakan alat-alat tangkap yang masih dapat dikatakan tradisional. Bila mereka melarang penggunaan alat tangkap tersebut maka itu artinya mereka tidak mempercayai kebesaran Tuhan sebagai pencipta alam. Lagi pula laut bukan hanya milik nelayan tradisional semata. Universitas Sumatera Utara 142 Pendapat nelayan yang tidak mempercayai adanya hubungan antara kerusakan ekosistem hutan mangrove dan terumbu karang dengan kurangnya ikan dan biota-biota laut ditanggapi oleh nelayan tradisional yang percaya saat ini denbgan sikap pasrah. Pernah memang di antara kedua belah pihak berkonflik akibat dari beda pendapat ini, namun nelayan yang merasa lebih kecil dan tidak mampu secara ekonomi menjadi putus asa akibat perilaku-perilaku nelayan moderen tersebut. Saat ini mereka hanya bersikap bertahan saja atas kondisi ini. Beragam pengaruh dari penggunaan alat tangkap dan beragam aktifitas masyarakat nelayan dapat dirangkup kedalam tabel 8 berikut: Universitas Sumatera Utara 143 Kegiatan Alat Atau Bahan Yang Dipergunakan Dampak Terhadap Ekosistem Solusi Mangrove Pesisir Dan Laut Sosial Budaya Dan Ekonomi Kebijakan Pengembangan SDA Dan SDM A. Kegiatan yang dilakukan di ekosistem mangrove dan pesisir pantai. - Tebang habis - Konversi menjadi lahan pertanian, perikanan, pemukiman - Pembuangan sampah cair dan sampah padat - pencemaran minyak tumpahan - pengalihan aliran air tawar, misalnnya pembangunan irigasi. - Pengerukan yang berkaitan dengan pembangunan pemukiman pinggir laut, Alat-alat yang digunakan untuk mengeksploitasi hutan mangrove: - Parang, - Guris, - Cangkul, - Pisau, - Dan benda- benda keras lainnya. Alat-alat yang digunakan untuk pembangunan industri dan pertanian: - Logam-logam berat. - Bahan kimia berupa Semen. - Pestisida untuk pertanian. - Pupuk berbahan kimia. - Berubahnya komposisi tumbuhan mangrove. - Peningkatan salinitasi hutan mangrove. - Menurunnya tingkat kesuburan hutan. - Penurunan kandungan oksigen terlarut. - Kematian pohon mangrove akibat pengendapan sedimen dan tumpahan minyak. - Kerusakan total ekosistem mangorve daerah mencari makanan dan asupan. - Lapisan minyak dapat menghalangi proses fotosintesis daun hutan mangrove. - Pengerusakan habitat dilokasi pembuangan hasil - Mengancam regenerasi stok ikan dan udang si perairan lepas pantai yang memerlukan hutan. - Terjadinya pencemaran laut oleh bahan pencemar yang sebelumnya diikat oleh substrat hutan mangrove. - Pendangkalan perairan pantai. - Erosi garis pantai dan intrusi air garam. - Perembesan bahan- bahan pencemar dalam sampah padat. - Pengerusakan total padang lamun. - Pencemaran pestisida dapat mematikan hewan yang bersosiasi dengan padang lamun. - Hasil tangkapan nelayan yang beroperasi di sekitar hutan mangrove berkurang secara drastis. - Sering terjadi banjir bila pasang naik hingga ke daerah pemukiman dan pertanian. - Dengan berkembangnya industri di wilayah pesisir maka para nelayan akan segera merubah mata pencaharian sebagai buruh pabrik, akibatnya jumlah nelayan untuk penghasil ikan akan berkurang. - Melarang Penebangan dan pengunaan bahan kimia di sekitar hutan mangrove - Membuat program pengelolaan pesisir secara berkelanjutan berupa penanam kembali hutan mangrove. - Mempertegas kepada para pengusaha untuk membuat program perlindungan pesisir. - Membuat program perlindungan konservasi hutan sebagai wilayah keanekaragaman hayati dan hewani. - Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan fungsi penting hutan mangrove. - Menyediakan tempat yang relatif tidak terganggu untuk observasi dan monitoring jangka panjang. - Meningkatkan pendidikan masyarakat berkaitan dengan pentingnya konservasi laut dan dampak aktifitas manusia terhadap keanekaragaman hayati laut. Universitas Sumatera Utara 144 pelabuhan, industri, saluran navigasi. - Pencemaran limbah industri terutama logam berat, dan senyawa kimia. - Pembuangan sampah organik. - Pencemaran oleh limbah pertanian. B. Kegiatan penangkapan dan pengoperasian alat tangkap. 1. Pencarian biota laut di hutan mangrove. Nelayan penangkap ketam, kepiting, kerang dll. Alat yang digunakan: - Parang - Pisau - Jaring kepiting dll Bahan-bahan pengerukan. - Para nelayan sering melakukan pemotongan akar bakau ketika pencarian sehingga bakau menjadi rusak. - Pengerukan lumpur untuk mencari biota dengan menggunakan alat keras dapat mengakibatkan air keruh. - Bahan-bahan bila rusak akan dibuang begitu saja oleh nelayan. Maka akan mengakibatkan pencemaran sampah padat di wilayah - Bila air keruh maka biota-biota laut ikan, udang dll tidak akan berkembang biak di lokasi mangrove itu lagi. - Dengan penggunaan alat keras tersebut maka bibit-bibit biota yang ada akan mati akibat terbentur benda keras tersebut. - Limbah tersebut termasuk kedalam limbah yang sulit busuk. Maka akan berefeksamping kepada trumbu karang dan padang - Penghasilan nelayan yang melakukan penangkapan akan berkurang. - Dibuat sebuah peraturan lokal berupa peringatan bagi nelayan yang melakukan pengrusakan akan diberikan hukuman atau ganjaran yang setimpal atas pengrusakan yang dilakukannya. - Pemerintah setempat kiranya perlu membuat sebuah program kebersihan lingkungan pesisir dan laut bersama dengan masyarakat nelayan. - Nelayan yang melakukan pencarian biota laut diberi pengetahuan bahwa bila beroperasi tidak perlu merusak pohon mangrove. - Peningkatan pengetahuan kepada nelayan bahaya dari sampah padat tersebut terhadap ekosistem laut dan pesisir. Universitas Sumatera Utara 145 2. Nelayan yang menggunakan alat tangkap: - Jaring ikan - Jala dan -Pancing tradisional. 3. Nelayan yang menggunakan alat tangkap: - Pukat Tepi pukat pantai - Jaring udang - Pancing acarcumi- cumi - Jaring Gembung 4. Nelayan yang jaring tersebut adalah terbuat dari: - Benang Nilon, - Pelampung pelastik, gabus, sendal jepit. Bahan-bahan jaring terbuat dari: - Benang nilon. - Pelampung Pelastik - Kayu sebagai alat pancang. - Timah Pemberat. - Lampu Penerangan. - Boat bermesin tempel. Bahan-bahan pukat terbuat dari: - Kapal Besar hutan mangrove. - Minyak pembuangan dari mesin Boat akan mempengaruhi pertumbuhan pohon-pohon mangrove. - Pembuangan limbah padat dan cair minyak oleh para nelayan saat alat ini dioperasikan akan mengakibatkan bertambahnya limbah yang dapat mempengaruhi eksosistem mangrove. - Pengoperasian kapal yang kadang- kadang dekat dengan wilayah lamun juga. - Akan menambah sampah padat akibat pembuangan alat- alat yang rusak oleh nelayan. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang dan hutan mangrove. - kayu dan besi panel yang digunakan untuk pemberat, pengeruk dan pembuka mulut jaring akan mengakibatkan trumbu karang yang ada di dasar laut rusak. - Lumpur dasar laut akan terkorek dan mengakibatkan air menjadi keruh. - trumbu karang yang rusak akan membuat habitan ikan dan - Penghasilan nelayan yang melakukan penangkapan akan berkurang. - Perebutan dan persaingan teknologi alat tangkap akan memicu konflik antar nelayan. Perebutan ini terjadi akibat kurangnya bahan-bahan laut yang diperoleh. - Dan juga akan menimbulkan eksploitasi berlebihan terhadap penangkapan ikan over fishing. - Keberadaan kapal ini akan membuat nelayan - Perlunya penegasan wilayah tangkap. - Perlunya kebijakan penegasan wilayah tangkap yang lebih tegas lagi. - Pengontrolan oleh pemerintah atas pelanggaran yang sering dilakukan oleh nelayan alat tangkap ini. - Penanganan serius oleh pemerintah atas kerusakan pesisir dan laut di wilayah ini. - Penyadaran terhadap nelayan oleh pemerintah setempat agar saling menghargai ketika melakukan penangkapan. - Meberi tahu kepada nelayan akibat dari over fishing. - Pemberian hukuman atas pelanggaran, berupa tindakan ikut andil dalam memperbaiki wilayah laut yang telah mereka rusak. - Kerjasama masyarakat dan pemerintah setempat dalam bentuk yang lebih erat dalam melarang beoperasinya alat ini di perairan mereka. Universitas Sumatera Utara 146 Menggunakan alat tangkap: - Bagan Boat. - Pukat Ikan PI, trawl, harimau mini. - Pukat Langgai. - Pukat cincinpukat tongkol. C. Kegiatan lainnya: 1. Pengerukan sekitar terumbu karang 2. Kepariwisataan 40-60 GT. - memiliki jaring yang kuat dan memiliki diameter yang kecil. - kayu berbentuk segi empat sebagai pengeruk. - Besi panel sebagai pembuka mulut jaring dan pengaman dari rintangan karang atau benda lain yang ada di dasar laut. - Memiliki fasilitas komunikasi, komputer sebagai alat pelacak keberadaan ikan, fiber, kulkas papan dll. - Memiliki lebih dari 10 awak Bahan yang dipergunakan: - Bahan-bahan kimia untuk pembangunan mangrove akan mengakibatkan kerusakan habitat di mangrove akibat pembungan minyak kapal. - Pelanggaran wilayah tangkap. - Pambangunan wilayah Pariwisata dan pembuatan tambak udang dilakukan dengan cara menebang habis hutan mangrove. - Tambak udang yang dibiarkan kosong akan menimbulkan banjir dan penyakit demam berdarah. biota yang berinteraiksi disana akan pindah lokasi. - Bibit ikan akan ikut tertangkap oleh jaring karena memiliki jaring yang kecil. - Meningkatkan keruhnya air sehingga menggangu pertumbuhan karang. - Rusaknya pesisir pantai akibat limbah yang di buang oleh para pengunjung. - tradisional kehilangan lahan dan penghasilan. - Terjadi konflik yang mengakibatkan jatuhnya korban. - Persaingan yang akan menimbulkan over fishing. - Mengakibatkan ikan tidak lagi dapat berkembang biak dan akhirnya lama – kelamaan - Penanganan serius dari pemerintah dalam mengadakan komunikasi kepada pihak pengusaha secara terbuka dengan masyarakat. - Pengusaha ikut andil dalam melestarikan wilayah pesisir yang mereka kelola. Universitas Sumatera Utara 147 3. Pembuatan Tambak udang wilayah pariwisata dan pembangunan tambak udang. - Benda keras yang dipakai untuk penghancur karang. Dan lainnya. penghasilan mereka akan menurun Universitas Sumatera Utara 148

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

1 15 100

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 5 100

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 24

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 3 3

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 11