13
Kemampuan kognitif : Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan
kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir.
b. Faktor Eksternal siswa 1 LingkunganSosial, meliputi :
a Lingkungan sosial Sekolah Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para
tenaga kependidikan kepala sekolah dan wakil-wakilnya, dan teman-taman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa.Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri
teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan siswa. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan
tetangga juga
teman-teman sepermainan
di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak
putus sekolah, misalnya akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga itu sendiri.sifat-
sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga, dan letak rumah,
semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2 Lingkungan Nonsosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah letaknya siswa dan letaknya alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor –faktor ini dipandang turut menentukan
14
tingkat keberhasilan belajar siswa.
12
Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar study time preference seperti pada
pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J.Biggers1980 berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada
waktu-waktu lainnya. namun menurut penelitian beberapa ahli Learning style gaya belajar, hasil belajar itu tidak bergantung
pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa Dunnetal, 1986, Akan
tetapi, menurut hasil penelitian mengenai kinerja baca reading performance sekelompok mahasiswa di sebuah universitas di
Australia Selatan, tidak ada perbedaan yang berarti hasil antara hasil membacapada pagi hari dan hasil membaca pada sore
hari.selain itu keeratan korelasi antara study time preference dengan hasil membaca pun sulit dibuktikan. Bahkan mereka yang
lebih senang belajar pada pagi hari dan dites pada sore hari, ternyata hasilnya tetap baik. sebaliknya, ada pula di antara
mereka yang lebih suka belajar pada sore hari dan dites pada saat yang sama, namun hasilnya tidak memuaskan Syah, 1990.
c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat ddifahami keefektifan segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu
Lawson, 1991
13
5. Kajian Pembelajaran IPS
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
12
Muhibbin Syah. Op.Cit. h.135
13
Muhibbin Syah. Op.Cit. h.136
15
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis untuk tujuan pendidikan Soemantri, 2001;92.
14
Ruang lingkup IPS meliputi a substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan b gejala, masalah, dan
peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya
menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat.
15
Tujuan Pendidikan IPS adalah : 1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan. 2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai –nilai sosial dan kemanusiaan.
4 Memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global.
16
Keberhasilan Pembelajaran IPS adalah : pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ditetapkan yang
mencirikan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diamati dan diukur.
17
Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli, maka dalam penelitian tindakan ini dimaksudkan
bahwa hasil belajar IPS adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar IPS sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan..Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan gambaran hasil belajar setelah mengikuti proses belajar.
14
Sapriya, Op.Cit. h.9
15
Iwan Purwanto, Op.Cit. h.6
16
Sapriya, loc.Cit. h.161.
17
Iwan Purwanto, Loc.Cit. h.46
16
B. Tinjauan Tentang Pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share 1.
Pengertian Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerjabelajar kelompok yangterstruktur.yangtermasuk di dalam struktur
ini adalah lima unsur pokok, Menurut Johnson Johnson, 1993 yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi
personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok.
18
Pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerjasama
dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah.
19
2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share
Pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran sederhana yang sangat
bermanfaat dikembangkan oleh Frank Lyman dari University of Mryland. Ketika guru menyampaikan pelajaran kepada kelas, para siswa duduk
berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru memberikan pertanyan kepada seluruh siswa. Siswa diminta untuk memikirkan thinking sebuah
jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan pairing dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban.
Akhirnya, guru meminta para siswa untuk berbagi sharing jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh siswa.
Think Pair Share TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Think
Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman et.al, dari University of Maryland pada tahun 1985.Lyman menyatakan bahwa Think Pair Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini memberi
18
Masitoh dan Laksmi .Op.Cit.h.232
19
Rusman, Model-Model Pembelajaran Jakarta, Pt. Raja Grafindo Persada, 2013 cetakan 2013 h.208.