24
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Class Room Action Research, karena dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan
penyelesaian masalah dengan metode pembelajaran, dan akan diukur sampaidimana tingkat keoptimalan tindakan dengan metode tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS. Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama
1
. Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan: Masalah dan tujuan penelitian menuntut tidakan
reflektif, kolaboratif, dan partisipatif antara Guru, Kepala Sekolah, dan Siswa
berdasarkan situasi kelas dalam pelaksanaan pembelajaran IPS.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda,namun secara garis besar terdapat empat tahapan
yang lazim dilalui,yaitu1 perencanaan, 2 pelaksanaan 3 pengamatan,dan 4 refleksi.
2
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
1
Suhairsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007 cetakan 2007. h.3
2
Ibid. h. 16,17,18 dan 19.
Perencanaan
SIKLUS
I
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
?
25
Tahap 1:Menyusun rancangan tindakan Planning
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap
menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,kemudian membuat
sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlansung.
Tahap 2:Pelaksanaan Tindakan Acting
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar,tidak dibuat-buat.
Tahap 3 :Pengamatan Observing
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan,karena hatinya sedang
menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus
sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Tahap 4:Refleksi Reflecting
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris
reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan Istilah refleksi di sini sama dengan”memantul”, seperti halnya memancar dan
menatap kena kaca.” dalam hal ini,guru pelaksana sedang memantulakan
pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan.