25
perilaku sebagai tujuan dari tahap akhir belajar ini dikelompokkan ke dalam tiga domain bidang, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
35
1 Domain Kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti mengingat dan
kemampuan memecahkan masalah. Menurut Bloom, domain ini terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi , analisis,
sintesis, dan evaluasi. Semakin tinggi tingkat kognitif maka semakin kompleks, selain itu juga penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan
penguasaan tingkat sebelumnya.
36
Gambar 2. 2. Tujuan Aspek Kognitif
2 Domain Afektif
Domain afektif adalah domain yang berkenaan dengan sikap, nilai- nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan kelanjutan dari domain
kognitif. Krathwohl menyebutkan tingkatan domain afektif sebagai berikut; penerimaan, respons, dan menghargai.
35
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011, Cet. 4, hal. 125-133.
36
Purwanto, op. cit., hal. 50
Evaluasi Sintesis
Analisis Penerapan
Pemahaman Hafalan
26
Gambar 2. 3. Tujuan Aspek Afektif
3 Domain Psikomotorik
Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang menggunakan syaraf dan otot badan. Domain ini merupakan domain yang
berhubungan dengan keterampilan atau skill seseorang. Ada lima tingkatan dalam domain ini, di antaranya: keterampilan meniru,
menggunakan, ketepatan,
merangkaikan, dan
keterampilan naturalisasi.
Gambar 2. 4. Tujuan Aspek Psikomotorik
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan manusia dalam memperoleh pengetahuan baru dengan
adanya interaksi antara guru dengan pembelajar serta interaksi antara media yang menyajikan informasi baik informasi verbal maupun non-
verbal dalam pembelajaran dan lingkungan belajar yang memberikan kontribusi untuk memudahkan para pembelajar dalam mencari, mengolah
Penerimaan Merespon
Menghargai Organisasi
Pola Hidup
Meniru Menggunakan
Merangkaikan Ketepatan
Naturalisasi
27
dan mengorganisir pengetahuan barunya untuk menwujudkan sebuah perubahan yang diukur dengan alat evaluasi yang dapat memberikan
keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi
tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.
37
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar. Ada tiga aspek kompetensi yang harus
dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
38
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan
sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali
informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi
dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah.
39
Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi
beberapa tingkat dan jenjang. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan
37
Purwanto, op.cit , h.46
38
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama,. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006 Cet. 1, h. 13.
39
Purwanto, loc. cit., hal. 50
28
paling sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Hal ini sesuai dengan pembahasan pada sub bab sebelumnya.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
40
1 Faktor Internal faktor dari dalam siswa
Faktor internal merupakan suatu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswai. Aspek jasmani atau fisiologis adalah aspek yang melihat kondisi
kesehatan organ-organ pada siswa khususnya pada organ indera pendengaran dan penglihatan. Sedangkan aspek psikologis adalah aspek
yang dapat memepengaruhi kuantitas dan kualitas siswa dalam memperoleh hasil belajar. Misalnya dari sisi IQ, EQ, dan SQ siswa tersebut.
2 Faktor Eksternal faktor dari luar siswa
Faktor eksternal merupakan kondisi lingkungan luar disekitar siswa. Kondisi lingkungan ini terdiri atas dua macam, yaitu: lingkungan sosial dan
non-sosial. Lingkungan sosial adalah lingkungan belajar yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan lingkungan
nonsosial adalah lingkungan yang melihat pada kondisi sarana prasarana baik di lingkungan rumah maupun sekolah, cuaca, waktu dan lain-lain.
3 Faktor Pendekatan Belajar approach to learning
Faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran, atau dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan
keefisienan proses pembelajaran materi tertentu.
40
Purwanto, Ibid., hal. 145
29
4. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Lain ladang, lain ikannya, Lain orang, lain pula gaya belajarnya. Pepatah tersebut menjelaskan fenomena bahwa setiap insan yang diciptakan memiliki
perbedaan.
41
Perbedaan muncul karena banyaknya spesies dan interaksi yang terjadi di dalamnya serta asal usul atau induk yang berbeda, dari perbedaan
induk itu lah menjadikan manusia beragam jenis dan tingkah lakunya. Masing-masing individu membawa sifat yang berbeda, perbedaan ini bisa
dilihat dari fenotip dan genotipnya. Fenotip merupakan sifat keturunan yang bisa dilihat secara kasat mata, misalnya; warna kulit, bentuk hidung, rambut
dan lain-lain, sedangkan genotip adalah sifat keturunan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata dalam hal ini contohnya adalah golongan darah dan
tingkat kecerdasan. Kecerdasan manusia merupakan salah satu faktor keturunan yang bersifat
genetik, itu lah mengapa pada akhirnya setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Istilah kecerdasan itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai suatu kemampuan individu dalam proses belajar, mencari, mengolah dan menyampaikan suatu informasi baru yang mereka
dapatkan.
42
Pada hakikatnya setiap manusia adalah pembelajar, namun dalam hal ini cara atau karakteristik manusia dalam proses belajar berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kecerdasan yang mereka miliki. Perbedaan cara atau karakteristik dalam belajar ini lah yang disebut atau dikenal dengan gaya
belajar Learning Style. Gaya belajar kerap kali menjadi pembahasan yang menarik dan selalu menjadi bahasan pokok dalam dunia pendidikan. Hasil
riset menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes akan mencapai nilai yang
41
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hal. 180
42
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, op. cit., hal. 83
30
jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.
43
Gaya belajar merupakan sebuah kunci siswai dalam mengembangkan kinerja siswa baik dalam pekerjaan rumah, sekolah, maupun pekerjaan
pribadi.
44
Mengetahui beragam gaya belajar siswa dapat membantu guru maupun oranng tua untuk dapat mengenal dan membantu siswa dalam
menemukan jati diri, bakat serta minatnya dalam mengembangkan pengetahuan dan kecerdasannya. Bagi guru khususnya, dapat menemukan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar siswa yang beragam tersebut.
Adi W. Gunawan menjelaskan bahwa ada tujuh pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda dalam mengenali dan
mengkategorikan cara manusia belajar dan cara manusia memasukan, mengolah dan menyampaikan informasi ke dalalam otak.
45
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Paul Ginnis sejak tahun 1970-an, Ia telah
menggolongkan berbagai perbedaan alami yang dapat terlihat secara kasat mata, tujuh pendekatan yang dipaparkanya antara lain adalah:
46
1 Pendekatan berdasarkan pemrosesan informasi – yang menjelaskan
berbagai cara menerima dan memproses materi baru. 2
Pendekatan berdasarkan kepribadian – yang menjelaskan berbagai jenis karakter.
3 Pendekatan berdasarkan modalitas indera – yang menjelaskan berbagai
tingkat ketergantungan atau indera khusus. 4
Pendekatan berdasarkan ingkungan – yang mendeskripsian beragai respon terhadap kondisi-kondisi fisik, psikologis, dan instruksional.
43
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: PetunjukPraktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012 Cet. 6, hal. 139.
44
Bobbi DePorter Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa Learning, 2013, hal. 110
45
Adi W. Gunawan, loc. cit. hal 139
46
Paul Ginnis, Trik Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas, Jakarta: Indeks, 2008, hal. 41