8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakekat Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan “sebagai proses perubahan
prilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan prilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar jika
ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya ”.
5
Belajar adalah ”kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamentalis dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan”.
6
Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Winkel, seperti yang dikutip Riyanto 2009 Belajar adalah ”suatu
aktifitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, keterampilan, dan nilai- sikap”.
7
Gagne mendefinisikan belajar adalah ”perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang
secara alamiah”. Sedangkan menurut Travers belajar adalah ”proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”.
8
5
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran Bandung : CV Wacana Prima, 2009, hal. 38
6
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. 16, hal. 87
7
Agus Suprijono, Cooperative Learning Yogyakarta : Pustaka Pelangi, 2012, Cet. VII, hal. 2
8
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009, hal. 5
Dari beberapa pendapat di atas belajar merupakan proses perubahan prilaku seseorang, meliputi: kemampuan, sikap, keterampilan, cara
berfikir, berjalan secara bertahap dan berkelanjutan dari lahir sampai akhir hayat sebagai hasil pengalaman interaksi dengan lingkungan sehingga
dapat menghadapi berbagai situasi. Tidaklah semua perubahan prilaku diperoleh dari hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya,
karena proses perkembangan dan pertumbuhan, seperti halnya kematangan atau maturation. Tapi itu merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan seperti inipun bukan hasil belajar
melainkan kematangan atau maturation. Ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Artinya, belajar akan memperoleh hasil baik
jika ia telah matang melakukan hal itu. Oleh karenanya belajar itu merupakan suatu proses, tentu membutuhkan waktu. Hasil belajar tidak
terjadi secara tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha.
a. Unsur-unsur Belajar
Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan
aliran teori belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dipahami dan dilakukan agar belajar
benar-benar belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme menyatakan dalam Sukmadinata adanya tujuh unsur utama dalam
proses belajar, yang meliputi: 1
Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila
diarahkan kepada tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu. 2
Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis,
maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.