Dakwah bil Qalam sebenarnya sudah dikembangkan oleh Rasulullah SAW. Sejak awal  kelahiran  dan  kebangkitan  umat  Islam  melalui  pengiriman  surat-surat
dakwah  kepada  para  kaisar,  raja,  dan  para  pemuka  masyarakat.  Menyangkut dakwah bil Qalam, Rasulullah SAW, bersabda :
“Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para
syuhada”.
35
BAB III BIOGRAFI PROF. DR. KH. SAID AQIL SIROJ
A. Latar Belakang Keluarga KH. Said Aqil Siroj
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA terlah terlahir pada tanggal 03 Juli 1953 dari pasangan KH. Aqil Siroj dan Hj. Afifah Harun. Dari sejak lahir beliau tinggal
di Kempek, Palimanan, Cirebon. Namun, sejak tahun 1991 karena tuntutan profesi dan karir mengharuskan beliau untuk berdomisili di daerah Jalan Sadar Raya No.
3-A  Rt  08  Rw  04  Ciganjur  Jakarta  Selatan  12630.  Kang  Said  begitulah  sapaan akrabnya  tumbuh  berkembang  dari  keluarga  yang  memilki  religius  tinggi  dan
terlahir  dari  keluarga  kyai  karena  ayahnya  sendiri  adalah  pengasuh  Pondok
Pesantren yang juga sebagai tokoh masyarakat terkemuka di daerahnya.
Sejak  masa  kecil,  beliau  sudah  berada  di  lingkungan  pesantren  yaitu Pondok Pesantren
Tarbiyatul Mubtadi’ien yang dikenal dengan sebutan pesantren “Kempek”  karena  lokasinya  bertepatan  di  daerah  Kempek  Palimanan  Cirebon
Jawa Barat. Pesantren ini dirintis sekitar tahun 1908 oleh kakek beliau KH. Harun yaitu seorang ulama terkemuka di daerah Cirebon. Sejarah Pesantren Kempek ini,
perjuangannya  diteruskan  oleh  ayah  beliau  yaitu  KH.  Aqil  Siroj  yang  awalnya Kiai  Aqil  adalah  salah  satu  santri  di  pondok  pesantren  Kempek  itu  sendiri.
kecerdasan  dan  kearifaan  yang  dimiliki  oleh  KH.  Aqil  membuat  KH.  Harun memilih untuk menikahkan dengan salah satu putrinya  yaitu Nyai  Afifah Harun.
Semenjak  menikah  dengan  keluarga  Kempek,  Kiai  Aqil  mulai  ikut  serta mengefektifkan  seluruh  kegiatan  pesantren  dan  pada  tahun  1960-an  sampai
sekarang  pondok  ini  masih  tetap  eksis  dalam  mempertahankan  kesalafiannya
dengan  berfokus  pada  kitab  kuning  klasik  khususnya  Nahwu  Shorof  juga konsentrasi  Al-Quran.  Dan  sekarang  pesantren  Kempek  ini  menjadi  pesantren
terbesar di wilayah Tiga Cirebon.
1
Kang  Said  adalah anak  kedua  dari  lima bersaudara.  Beliau  memiliki  satu kakak dan tiga adik putra. Kakaknya bernama KH.
Ja’far Shodiq Aqil Siroj yang se
karang menjadi pengasuh Majlis Tarbiyatul Mubtadi’ien Pesantren Kempek dan sekaligus  menjabat  sebagai  ketua  umum  MUI  kabupaten  Cirebon.
KH.  Ja’far dikenal  sebagai  sosok  yang  paling  tegas,  cerdas  dan  teguh  pendirian.  Adik
pertamanya  yaitu  KH.  Musthofa  Aqil  Siroj  seorang  mubaligh  kondang  yang professional dikenal sebagai da’i dengan tutur kata lembut serta bersahaja.  Adik
keduanya  yaitu  KH.  Ahsin  Syifa  Aqil  Siroj  sosok  ulama  yang  alim  cerdas  dan Istiqomah  dalam  mengajar  santri-santri  Majlis  Tarbiyatul  Mubtadi
’ien.  Yang ter
akhir adalah KH. Ni’amillah Aqil Siroj dikenal dengan sosok yang cerdas, gaul, sopan santun, tegas, bijaksana dan mudah bergaul dengan siapa  saja. Dari kelima
putra  KH.  Aqil  Siroj  hanya  Kang  Said  lah  yang  berlama-lama  menerpa  ilmu  di kota  Mekkah  Al-Mukarromah  sampai  berkeluarga  pun  beliau  masih  tinggal  di
kota  kelahiran  Nabi  itu.  Barulah  pada  tahun  1994  beliau  memutuskan  tinggal  di Indonesia  untuk  mengabdi  pada  negrinya  sendiri.  pilihan  Kang  Said  kembali  ke
tanah  air  tentunya  memiliki  implikasi  yang  lebih  luas.  Seolah,  ia  mengambil resiko dari pilihannya sebagai agen perubahan sosial dalam batas tertentu. Pilihan
yang mengandung konsekuensi tidak ringan, setiap berbaur bersama masyarakat, merancang  program  bervisi  ke-Indonesian,  melakukan  identifikasi,  konseling,
1
Mohammad Dawam Sukardi, NU sejak Lahir Dari Pesantren Untuk Bangsa; Kado Buat Kyai Said, Jakarta: SAS Center, 2010