Karya Tulis KH. Said Aqil Siroj
                                                                                Bagi KH. Said Aqil Siroj, pila r utama bagi seorang da’i yaitu:
1 Ash-Shidqu wal Amanah
Artinya da’i harus jujur dan tanggung jawab terhadap mandat yang dipikul
oleh  seora ng juga seorang da’i. Prinsip ini ditegaskan dalam ayat ke-8 surat Al-
mu’minun:
 
 
 
Artinya: “  Dan  orang-orang  yang  memelihara  amanat-amanat  yang  dipikulnya
dan janjinya”. Dan juga pada surat Al-baqarah ayat 283 :
 
 
 
 
 
 
Da’i  harus  faham  betul  mengenai  tanggung  jawab  dalam  mengemban tugasnya  untuk
mensyi’arkan  amar  ma’ruf  nahi  munkar.  Sebagaimana  kisah Sayyidina  Umar  ibn  Khattab  tatkala  memangku  jabatan  sebagai  ‘ulama  dimana
beliau  selalu  amanah  dalam  mengedepankan  tanggung  jawab  dalam memperjuangkan umatnya.
4
2 Asy-Syura Permusyawaratan
Pada  urgensinya  prinsip  ini  disampaikan  Nabi  Muhammad  SAW, meskipun beliau dalam kapasitas sebagai seorang  yang
ma’shum, ternyata masih diperintah  oleh  Allah  untuk  bermusyawarah  dengan  baik.  Untuk  itu  sebagai
seorang  da’i  perlu  mengedepankan  asas  Asy-syura  dalam  strategi  dakwahnya.
4
KH. Said Aqil Siroj, Islam Kebangsaan Fiqh Demokratik Kaum Santri, Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999 h. 40
Antara da’i dan mad’u disini harus selalu sama-sama mencari titik terang dalam setiap  permasalahan.  Musyawarah  secara  baik  dan  berkualitas.  Karenanya,
bukanlah  pada  tempatnya,  seseorang  yang  mengaku  muslim,  tetapi  selalu mengedepankan arogansi kekuasaan.
5
3 Al-musawamah Egalitarian
Nabi  Muhammad  saw  dan  para  khulafa’  ar-Rasyidin  telah  memberikan contoh  sikap  egalitarian  dalam  semua  sektor  kehidupan  baik  ekonomi,  sosial,
politik, dan budaya. Sebagaimana dalam Al-baqarah ayat 256:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya: “Tidak  ada  paksaan  untuk  memasuki  agama  Islam;  Sesungguhnya
telah  jelas  jalan  yang  benar  daripada  jalan  yang  sesat.  karena  itu Barangsiapa  yang  ingkar  kepada  Thaghut    dan  beriman  kepada  Allah,
Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang  tidak  akan  putus.  dan  Allah  Maha  mendengar  lagi  Maha
mengetahui
”.
6
4 Yatafaqqahu fiddin dan Liyundiru qaoumahum
Menurut KH. Said Aqil Siroj  Yatafaqqahu fiddin yaitu seorang da’i harus
memahami,  mendalami  dan  menguasai  agama  Islam  secara  sempurna  dan keseluruhan Kaffah. Namun pada prinsipnya, a
ktivitas da’i atau mubaligh bukan hanya memahami Islam tetapi juga harus mampu mengaktualisasikan pemahaman
keislamannya  dalam  kehidupan  sehari-hari.  KH.  Said  Aqil  Siroj  mencontohkan
5
KH. Said Aqil Siroj, Islam Kebangsaan Fiqh Demokratik Kaum Santri, Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999 h. 40
6 6
KH. Said Aqil Siroj, Islam Kebangsaan Fiqh Demokratik Kaum Santri, Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999 h. 41
                                            
                