c. Menjadi pembicara atau pemateri dalam kegiatan dakwah, antara lain
38
: 1
Pembicara dalam Seminar Nasional dengan tema: Rekonsiliasi Tasawuf dan Syari’at: Perspektif Sejarah di Bengkulu pada tanggal 3-4 Desember 1996.
2 Pembicara dalam forum Simposisium DIKBUD RI dengan tema Peringatan
hari AIDS se-Dunia di Jakarta pada tanggal 29 November 1997. 3
Pembicara dalam Seminar Nasional dengan tema Temu Tahunan Jaringan Penelitian IAIN se-Indonesia di Palembang pada tanggal 17 sampai 19 Juni
1997. 4
Pembicara dalam Seminar Badan Musyawarah Antar Gereja dengan tema Wawasan Kebangsaan II dan III di Malang pada tanggal 6 sampai 7 Agustus
1997 dan 4 sampai 6 Agustus 1998. 5
Pemateri dalam Dialog Nasional Forum Mahasiswa Syari’ah se-Indonesia dengan tema Formasi Hukum dan Pluralisme Politik di Jakarta pada tanggal
17 Februari 1999. 6
Pembicara dalam Dialog Kerukunan Antar Umat Beragama dengan tema Menjalin Persaudaraan Sejati yang Terbuka di Jakarta pada tanggal 27
Februari 2000. 7
Pembicara dalam Seminar Nasional Depdiknas dengan tema Reformasi Pendidikan Nasional di Yogjakarta 16 sampai 17 Maret 2001.
8 Pembicara dalam Musabaqoh Al-Qur’an tingkat V TELKOM dengan tema
Implementasi Akhlaq Qur’ani di Jakarta 23 April 2002.
38
Wawancara dengan Muhammad Idris Mas’udi, Jakarta 14 Juni 2013 yang dimuat pada curriculum vitae KH. Said Aqil Siroj
9 Pembicara dalam Halaqoh Nasional Departemen Agama dengan tema
Musyawarah Kerja Ulama-Ulam a Alhi Qur’an di Jakarta pada tanggal 28
sampai 30 April 2003. 10
Pembicara dalam Simposium Nasional PATRIA dengan tema Nasionalisme, Profesionalisme, Pers Indonesia di Jakarta pada tanggal 25 sampai 27
Februari 2004. 11
Pembicara dalam Konferensi Internasional dengan tema Asian Gathering of Muslim Ulama and Christian Bishops di Manila pada tanggal 18 sampai 21
Agustus 2003. 12
Pembicara dalam forum International Conference of Islamic Scholar I dengan tema Daur al-
Ma’ahid al-Islamiyah fi bina’i Hadhoroh al-Syu’bi Indonesiya di Jakarta pada tanggal 23 sampai 25 Februari 2004.
13 Pembicara dalam forum International Conference of Islamic Scholar II
dengan tema Al Mujatama’ al-Islami wa masuliyyatiha alhadhoriyyah di
Jakarta pada tanggal 19 sampai 22 Juni 2006. Aktivitas dakwah bil-lisan KH. Said Aqil Siroj tersebut, menggambarkan
bahwa beliau telah memberikan kontribusi yang cukup luar biasa bagi perkembangan umat Islam di Indonesia saat ini. Sosok beliau yang moderat,
terbuka, toleran, komunikatif dan adaptip menjadikan mad’u sebagai saudaranya
sendiri, membuat dakwahnya mudah diterima di semua kalangan.
39
39
Wawancara dengan Muhammad Idris Mas’udi Sekretaris Pribadi KH. Said Aqil Siroj,
Jakarta 14 Juni 2013
2. Dakwah Bil-hal
Menurut KH. Said Aqil Siroj dakwah bil-hal yaitu dakwah itmamul khuluq yang berarti tindakan nyata dalam memiliki moralitas luhur dan di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dakwah yang di contohkan nabi Muhammad dalam sosok kepribadian serta tingkah lakunya. Sebagai contoh
menurut KH. Said Aqil Siroj nabi Muhammad pernah beranjak dari tempat duduknya saat jenazah non-Muslim diusung melintas dihadapannya. Sikap ini
merupakan satu bentuk penghormatan kepada non-Muslim meski sudah meninggal. Praksis dakwah Islam seperti ini merupakan bagian dari proses
pembangunan image, yakni untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi moralitas.
40
Urgensi a khlakul karimah harus hadir pada karakter setiap da’i karena
akhlakul karimah merupakan karakteristik ketuhanan yang melekat pada diri manusia. Akhlak yang mulia atau moralitas merupakan sesuatu yang dilakukan
bukan hanya di ucapakan, tindakan bukan tulisan, pelaksanaan bukan kekuasaan, pengamalan bukan hafalan, kenyataan bukan penataran, essensi bukan teori,
realitas bukan identitas, afektif bukan kognitif, aplikatif bukan normatif, amaliyah bukan ilmiyah.
41
. Berikut paparan wawancara KH. Said Aqil Siroj: “Ya bil hal itmamul khuluq perilaku para kiai para ulama perilaku sehari-
harinya merupakan dakwah bil-hal, amal nyata, karena memberikan contoh yang baik. Dakwah secara akhlak mahmudah, akhlak terpuji. Atau
syi’ar mendirikan lembaga-lembaga Islam memberantas kebodohan, disitu kita lebih leluasa dalam berdakwah membina generasi muda dalam ber
akhlak karimah .”
40
KH. Said Aqil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Jakarta: Yayasan KHAS, 2006, h. 28
41
KH. Said Aqil Siroj, Islam Kebangsaan, Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999, h. 2
Dakwah bil-hal dilakukan sebagai solusi kebutuhan umat Islam sehingga dakwah ini berupa tindakan nyata. Menurut KH. Said Aqil Siroj Dakwah bil hal
ini adalah tidakan para ulama, para kyai. Dakwah bil-hal yaitu terjun langsung mengubah jalannya sejarah kehidupan sosial masyarakat menuju kondisi yang
diharapkan, diidealkan, dicita-citakan sesuai dengan bangunan pikirannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Muhammad Idris Mas’udi, Namun, untuk lebih luasnya peran beliau dalam dakwah bil hal diantaranya:
a. Mendirikan Pondok Pesantren Luhur Said Aqil Siroj SAS Al-Tsaqafah
Yayasan Islam ini terdiri dari Madrasah Aliyah MA yang didirikan langsung oleh KH. Said Aqil Siroj beserta keluarga, merupakan sekolah yang
berkhas Islam. Sangat berbeda dengan sekolah umum lainya. Yayasan ini didirikan dengan mengacu pola pesantren salafi yang dipadu padankan dengan
keilmuan umum. Yayasan ini diperuntukkan bagi semua santri ataupun murid dari penjuru Indonesia, semata-mata untuk investasi akhirat beliau dan keluarga.
Bertujuan untuk menciptakan kader-kader yang berkualitas secara kelimuan dan akhlakul karimah. Karena, Islam mengajarkan kita bagaimana memberikan
pencerahan kepada umat Islam agar kreatif dan produktif.
42
b. Mendirikan Pusat Studi Tsaqafah PST-SAS
Pusat Studi Tsaqafah atau kita lebih familiar dengan sebutan kajian Tasawuf ini dikhususkan untuk kalangan akademisi baik mahasiswa ataupun
dosen. Mereka akan diberikan paparan materi tasawuf falsafi secara referentif sehingga dapat memahami penguasaan ilmu tasawuf secara komprehensif. PST-
42
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Idris Mas’udi, Jakarta: 14 Juni, 2013
SAS ini didirikan di dekat kediaman beliau tepatnya di daerah Ciganjur Jakarta Selatan.
43
c. Mendirikan Said Aqil Siroj Center SAS CENTER
SAS CENTER lahir pada tanggal 09 Septermber 2009 yaitu roda organisasi Islam basis perjuangan sekaligus model dakwah yang didirikan sebagai
wujud kepedulian dari semangat para aktivis Islam, seniman, budayawan, serta para pemerhati kaum Nahdhiyyin yang memiliki harapan, mimpi, cita-cita, Islam
ideal ke depan untuk memecahkan persoalan umat. SAS CENTER merupakan wadah wadah bagi para kaum santri, kaum akademisi, kaum profesi perkotaan,
birokrat, sipil dan militer serta kelompok-kelompok lainnya. Berikut ini agenda kegiatan SAS CENTER
44
: 1
SAS PEDULI Adalah aksi kemanusiaan terhadap perbaikan sarana dan tempat ibadah,
perbaikan lingkungan, tata transportasi, kebijakan tata ruang public, pemberian santunan bagi yatim piatu, faqir miskin, dhuafa, janda, gelandangan,
pengangguran, korban gempa, dll. 2
SAS AWARD Adalah wujud apresiasi dan penghargaan bagi para tokoh Islam dan tokoh
moderat Indonesia lintas profesi budayawan, seniman, actor film, penulis. 3
SAS DIALOG ISLAM MODERAT ON AIR Adalah gerakan dakwah melalui media televisi dan radio seluruh
Indonesia yang berwawasan Islam kebangsaan Rahmatan Lil’alamin. Materi yang
43
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Idris Mas’udi, Jakarta: 14 Juni, 2013
44
SAS Center, Dari Pesantren untuk Bangsa: Kado buat Kyai Said, h. 165
tersajikan, di desaign untuk memenuhi kebutuhan riil keumatan di Indonesia khususnya, sekaligus sebagai program konseling bagi masyarakat umum.
45
4 SAS DISKUSI TEMATIK
Adalah kegiatan dialog dan diskusi menyangkut permasalahan aktual yang terjadi di negeri ini, yang diselenggarakan di wilayah Indonesia koordinasi dengan
PCNU dan PWNU se-Indonesia. Fokus kegiatan diutamakan di kantor NU seluruh Indonesia sekaligus berfungsi sebagai gerakan silaturrahmi antar elemen
warga NU. Hasil diskusi tersebut, secara berkala akan diterbitkan dalam bentuk compact disk, bulletin, majalah, dan disebarluaskan kepada masyarakat luas.
5 SAS PENERBITAN
Adalah kegiatan penerbitan karya Tokoh-tokoh NU baik di dalam maupun luar negeri, terutama karya-karya klasik dan penerbitan bografiautobiografi
Ulama-ulama Nusantara. Bagi KH. Said Aqil Siroj ini, langkah berdakwah melalui pendidikan
pesantren dan pendidikan umum berbasis Islam adalah untuk pengembangan Sumber Daya Manusia SDM generasi Islam saat ini. Agar dapat berkualitas
secara pribadi dan memberikan perubahan sosial di masyarakatnya kelak. Terutama agar mereka dapat bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.
46
Menurut KH. Said Aqil Siroj dakwah bil hal dalam tindakan nyata merupakan langkah konkret dalam berdakwah. Aktivitas dakwah seperti ini
merupakan dakwah yang bertujuan untuk memberantas kebodohan, kemiskinan,
45
SAS Center, Dari Pesantren untuk Bangsa: Kado buat Kyai Said, h. 166
46
SAS Center, Dari Pesantren untuk Bangsa: Kado buat Kyai Said, h. 167