b.  Lakukan  rekapitulasi  tentang  frekuensi  penggunaan  jenis-jenis  bahan makanan  terutama  bahan  makanan  yang  merupakan  sumber-sumber  zat
gizi tertnetu selama periode tertentu pula Kelebihan metode food frequency adalah:
a.  Relatif murah dan sederhana b.  Dapat dilakukan sendiri oleh responden
c.  Tidak membutuhkan latihan khusus d.  Dapat  membantu  untuk  menjelaskan  hubungan  antara  penyakit  dan
kebiasaan makan Kekurangan metode food frequency adalah:
a.  Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari b.  Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
c.  Cukup menjemukan bagi pewawancara d.  Perlu  membuat  percobaan  pendahuluan  untuk  menentukan  jenis  bahan
makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner e.  Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.
2.6 Kerangka Teori
Masalah  gizi  buruk  secara  langsung  disebabkan  oleh  konsumsi  makanan sehari-hari,  pola  asuh  dan  penyakit  infeksi  penyerta  yang  terdapat  pada  balita.
Karakteristik anak dapat berpengaruh  langsung terhadap keadaan gizi  balita, tetapi dapat juga berpengaruh terhadap kesehatan balita terlebih dahulu dengan terkenanya
penyaki  infeksi  yang  akhirnya  berakibat  pada  masalah  gizi.  Karakteristik  keluarga secara  umum  berhubungan  dengan  konsumsi  makanan  yang  bila  tidak  mencukupi
atau tidak tepat akan berakibat kepada masalah gizi. Gangguan stunting pada balita dapat juga disebabkan faktor genetik dari orang tua yang menurun kepada anaknya
Hauvast et all.,2000 seperti adanya penyakit metabolisme bawaan. Dimana faktor genetik tersebut bersifat klinis.
Dari  penjelasan  sebelumnya  maka  disusunlah  sebuah  kerangka  teori  yang merupakan  modifikasi  teori  dari  Unicef  1998;  Azwar  2004  :  Karakteristik
Keluarga, Pola Asuh, Konsumsi Makanan dan Penyakit Infeksi santitasi, Mutiara 2006 : Karakteristik Anak dan Konsumsi Makanan serta teori Sediaoetama 2006:
Metabolisme  Bawaan.  Sehingga  disusunlah  kerangka  teori  dalam  bagan  2.1 dibawah ini:
Sumber:  Modifikasi Unicef, 1998; Azwar, 2004, Mutiara, 2006 dan Sediaoetama, 2006
Bagan 2.1 Kerangka Teori Faktor- Faktor yang Berhubungan  dengan Status Gizi Balita
Penyakit Infeksi sanitasi
Pola Asuh:
- ASI Eksklusif
- Lama ASI
- Jenis MP-ASI
- Frekuensi Pemberian MP-ASI
Karakteristik Anak:
- Imunisasi
- Penimbangan
Status Gizi Balita Karakteristik Keluarga:
-
Pendidikan Ibu
-  Pendapatan Keluarga
Konsumsi Makanan
Asupan Zat Gizi
Metabolisme Bawaan
53
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan  kerangka  teori  gabungan  yang  ada  di  tinjauan  pustaka mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita dari Unicef 1998;
Azwar  2004,  Mutiara  2006  dan  Sediaoetama,  2006,  maka  variabel  dalam penelitian  ini  terdiri  atas  variabel  independen  variabel  bebas  dan  variabel
dependen variabel terikat. Variabel  independen  yang  akan  diteliti  terdiri  atas  pola  asuh,  riwayat
penyakit  infeksi, dan pola  konsumsi  makan. Pola  asuh  meliputi pemberian  ASI Eksklusif  dan  lamanya  pemberian  MP-ASI  Kemenkes.  Sedangkan  untuk
variabel  dependen  yaitu  berat  badan  tidak  naik  2T.  Sehingga  dalam menentukan  kerangka  konsep  dipilih  yang  berpengaruh  secara  langsung
terhadap  berat  badan  tidak  naik  2T  pada  baduta  dengan  kata  lain  variabel independen yang dialami langsung oleh baduta.