seperti adanya penyakit metabolisme bawaan. Dimana faktor genetik tersebut bersifat klinis.
2.4.5 Faktor Makanan Asupan Zat Gizi
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat-zat gizi esensial. Asupan zat gizi makanan diperoleh dari makanan sehari-hari seperti: makanan pokok, lauk, sayuran, buah, dan susu
Almatsier, 2001.
2.4.6 Riwayat Penyaki Infeksi Sanitasi
Penyakit infeksi
merupakan penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti virus, bakteri, parasit pathogen yang berkembang biak dalam tubuh dan menyebabkan penyakit seperti TBC, Malaria, Diare dan
sebagainya Hull, 1994. Telah lama diketahui adanya interaksi sinergis antara malnutrisi dan
infeksi. Derajat infeksi atau apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Malnutrisi walaupun masih ringan, mempunyai pengaruh negatif terhadap
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Hubungan ini sinergis, sebab malnutrisi
disertai infeksi pada umumnya dapat memperburuk keadaan gizi Pudjiadi, 1997 dalam Mutiara, 2006.
Kehadiran penyakit infeksi dalam tubuh anak mengakibatkan anak kehilangan nafsu makan, sehingga anak sering menolak makanan yang
diberikan ibunya. Penolakan terhadap makanan berarti berkurangnya pemasukan zat gizi ke dalam tubuh anak Moehyi, 1988. Infeksi juga
menyebabkan penghancuran jaringan tubuh, baik oleh bibit penyakit maupun oleh tubuh sendiri untuk memperoleh protein untuk daya tahan tubuh.
Jelasalah kalau infeksi dalam bentuk apapun akan memperburuk status gizi anak ke arah gizi buruk. Keadaan gizi buruk tadi melemahkan kemampuan
anak untuk melawan infeksi, kuman-kuman yang tidak berbahaya pun menyerang anak akan menimbulkan penyakit yang berbahaya bahkan
kematian pada anak yang menderita gizi buruk Moehyi, 1988. Riwayat penyakit infeksi berhubungan dengan sanitasi lingkungan dan
personal hygiene. Lingkungan dan personal hygiene merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan. Meningkatnya industrialisasi,
emisi kendaran bermotor, pariwisata, dan lain sebagainya menyebabkan degradasi lingkungan. Kualitas udara di daerah perkotaan dan industrial jauh
melebihi standar yang telah ditentukan. Air di permukaan dan di dalam tanah di beberapa daerah tercemar oleh sisa air industri yang tidak diolah. Masalah
lingkungan yang besar telah menyebabkan masalah kesehatan, termasuk
sistem pernapasan, kulit, dan penyakit perut WHO, 2000 dalam Mutiara, 2006.
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, kecacingan, dan infeksi
saluran pencernaan Supariasa, 2001. Salah satu ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu penyediaan air bersih. Kebutuhan manusia akan air sangat
kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, cuci-mencuci, dan sebagianya Notoatmodjo, 2003.
Berdasarkan penelitian Sukmadewi 2003, menunjukkan bahwa anak yang berstatus gizi buruk lebih banyak disertai dengan riwayat penyakit buruk
pernah menderita penyakit ISPA, diare, atau demam dalam satu bulan terakhir yaitu 7,6 daripada anak yang gizi buruk dengan riwayat penyakit
baik tidak pernah menderita penyakit ISPA, diare, atau demam dalam satu bulan terakhir yaitu sebesar 2,3 dan terdapat hubungan yang bermakna
antara status gizi balita dengan riwayat penyakit p.value 0,0017.
2.5 Penilaian Konsumsi Makanan