Pola Asuh a. Pemberian ASI

2.4.2 Pola Asuh a. Pemberian ASI

Air Susu Ibu ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun susu hewan seperti susu sapi. Air susu ibu sangat menguntungkan ditinjau dari berbagai segi, baik segi gizi, kesehatan, ekonomi, maupun sosio-psikologis Suharyono,dkk. 1992. ASI merupakan makanan yang sempurna untuk bayi dan tidak ada produk makanan pengganti ASI yang kualitasnya menyamai ASI. Hal ini disebabkan karena ASI sehat, tidak mengandung kuman, memenuhi sebagian kebutuhan metabolik bayi dan dapat mengurangi kemungkinan sakit perut dan peradangan secara umum Yenrina, 2006. Menurut Depkes 1992, ASI mampu melindungi bayi dari penyakit infeksi terutama diare karena ASI mempunyai kelebihan dibandingkan dengan makanan pengantinya yaitu: 1. ASI bebas kontaminasi sehingga aman dikonsumsi bayi 2. Mengandung immunoglobulin yang dapat melumpuhkan bakteri E.coli 3. Mengandung sel darah putih 4. Mengandung faktor bifidus, yaitu sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen dan berperan untuk menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga juga keasaman usus bayi dan berguna menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan Komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lemak ASI maupun susu sapi mengandung lemak yang cukup tinggi yaitu sekitar 3,5. Namun, keduanya mempunyai susunan lemak yang berbeda. ASI lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh. Selain itu ASI mengandung asam lemak omega-3 yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Alat pencernaan bayi akan lebih cepat menyerap asam lemak tak jenuh dibandingkan menyerap asam lemak jenuh. Oleh karena itu, lemak ASI lebih cepat diserap oleh usus bayi dibandingkan lemak susu sapi Pudjiadi, 2000. 2. Protein Kualitas protein dalam makanan tergantung pada susunan asam amino dan mutu cernanya. Berdasarkan hasil penelitian, protein susu, telur, daging dan ikan memiliki nilai gizi yang paling tinggi. Protein susu dibagi menjadi dua golongan yaitu caseine dan whey. Kebutuhan protein ASI pada bayi sekitar 1,8kg berat badan. Sekitar 80 susu sapi terdiri atas caseine yang sifatnya sangat mudah menggumpal di lambung sehingga sulit untuk dicerna oleh enzim proteinase Yenrina, 2006. 3. Karbohidrat Peranan karbohidrat terutama diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Laktosa merupakan salah satu sumber karbohidrat yang terdapat dalam ASI maupun susu sapi. ASI mengandung laktosa sekitar 70 sedangkan kandungan laktosa dalam susu sapi hanya sekitar 4,4 kadar laktosa yang tinggi mengakibatkan terjadinya pertumbuhan Lactobacillus yang terdapat dalam usus utuk mencegah terjadinya infeksi Soetjingsih, 1997. 4. Mineral Kandungan mineral dalam ASI lebih kecil dibandingkan dengan kandungan mineral dalam susu sapi 1:4. Karena kandugan mineral yang tinggi pada susus akan menyebabkan terjadinya beban osmolar yaitu tingginya kadar mineral dalam tubuh Pudjiadi, 2000. 5. Vitamin Kadar vitamin dalam ASI diperoleh dari asupan makanan ibu yang harus cukup dan seimbang. Kekurangan vitamin tersebut dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan dan dapat menimbulkan penyakit tertentu Almatsier, 2001. Kegunaan ASI dikarenakan kandungan zat kekebalan dan zat gizinya bagi bayi, sehingga bisa mencegah anak dari gizi buruk atau infeksi. Zat gizi dalam ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan sesuai dengan saluran pencernaan, tidak ada bahaya alergi dan komposisi sesuai untuk bayi. Bayi yang baru lahir sampai beberapa bulan pertama kehidupan belum dapat membuat kekebalan sendiri secara sempurna. ASI merupakan subtansi bahan hidup yang memberikan perlindungan baik secara aktif maupun melalui pengaturan imunologis yang menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan alergi serta menstimuli perkembangan sistem imunologi bayi itu sendiri serta bayi yang diberikan ASI jarang sakit WHO, 1999. Terjadinya kurang gizi, erat kaitanya dengan produksi ASI maupun lamanya pemberian ASI. Tidak diberikannya atau terlalu cepatnya bayi disapih akan memperbesar kemungkinan keadaan gizi kurang. Bayi hanya diberi ASI saja pada usia 0-6 bulan karena produksi ASI pada periode tersebut sudah dapat mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat Depkes, 2003. Pada keadaan normal, ASI mampu memberikan zat gizi yang cukup bagi pertumbuhan bayi sampai umur enam bulan. Tetapi untuk mengetahui cukup tidaknya kemampuan produksi ASI, tidak hanya menggunakan ukuran volume atau banyaknya ASI. Tanda-tanda lapar atau kepuasan anak khususnya,dengan melihat laju pertumbuhan berat badan merupakan indikator yang lebih baik untuk mengetahui cukup tidaknya ASI Yenrina, 2006. Menurut WHO 1998 dalam Mutiara 2006, bayi sampai umur enam bulan tetap tumbuh normal dan sehat dengan hanya diberi ASI. Setelah bayi umur enam bulan MP-ASI harus diberikan karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan tidak dapat dipenuhi hanya dari ASI. Bentuk MP-ASI harus disesuaikan dengan kemampuan pencernaan bayi dan harus mengandung cukup energi, protein serta vitamin dan mineral secara cukup.

b. ASI Eksklusif