Mengadakan Bimbingan dan Pembinaan

82 Informan Penuturan W.07.KJ.06.32-38 Kepala laboratorium itu adalah jantungnya di laboratorium, La kalau jantungnya kropos, gimana mau sehat W.12.KL.05.03-04 elas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya W.12.KL.03.38-46 Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari Laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab W.13.KL.21-27 Penanggung jawab laboratorium ....kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya kimia. W.02.PJL.04.33-35 Jadi motivasinya adalah kita memberdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di Perguruan Tinggi, yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik di masa mendatang. W.02.PJL.04.37-41 Dosen Pengampu Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu tiga kali ya tidak terlalu mewah W.06.DP.1.04.24-26 Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera mata setahun sekali W.06.DP.1.04.29-33

3. Mengadakan Bimbingan dan Pembinaan

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa pembinaan dapat dilakukan dengan cara mengikusertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. Pembinaan teknisi dan laboran ke UPI dan ITB selama satu, dua atau tiga bulan mengenai pelatihan pengelolaan alat, bahan dan praktikum. Tahun 2005 direncanakan untuk Kepala Laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Dosen dan Penanggung Jawab Laboratorium studi banding ke laboratorium yang lebih maju sehingga dapat mengembangkan laboratorium ke arah mana. Sedangkan pembinaan 83 seperti yang dituturkan kepala laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si dilakukan empat kali dalam satu semester. Demikian juga bimbingan secara formal misalnya pada seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat. Sedangkan dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan selama praktikum bimbingan dilakukan dengan membetulkan hal-hal yang tidak benar. Pembinaan dari Diknas Jakarta, kemudian ke UGM, bagaimana menyambung, mengelas, dan membuat kaca. Sayangnya setelah pulang karena di Laboratorium Kimia Organik tidak punya bengkel gelas maka kemampuan tersebut tidak dapat dimanfaatkan. Sedangkan Dr. Supartono, MS dosen pengampu praktikum menuturkan bahwa untuk mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aqua bromata dilakukan asisten dipandu dosen. Untuk membuat larutan garam mahasiswa membuat sendiri karena cukup aman. Penempatan zat-zat dilakukan laboran pak Wiji sesuai dengan bentuk maupun sifat zat-zat tersebut. Zat-zat yang bersifat asam ditaruh di lemari asam. Pembuangan limbah untuk logam berat dibuang di bak penampungan, zat yang tidak berbahaya dibuang di bak air diguyur air. Untuk minyak dibersihkan dengan etanol teknis. Bahan-bahan kasar, dedaunan ditempat sampah. Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Sedangkan untuk tenaga dosen dan asisten di bawah 84 laboratorium atau kepala laboratorium. Pembinaan dilakukan di ITB dan UPI yaitu semacam pelatihan. Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini : Tabel 19 Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan Informan Penuturan Ketua Jurusan ...misalnya pak Wiji laboran mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium, kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. W.07.KJ.04.22-25 ... Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno teknisilaboran. Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. W.07.KJ.05.09-21 ... Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masing-masing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. W.07.KJ.05.23-39 Kepala laboratorium Dalam keadaan formal kita sering misalnya pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab laboratorium. Secara teknik sehari-hari banyak masalah. Setiap semester paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir. Dari itu juga yang insidental, ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. W.13.KL.02.45- 46; W.13.KL.03.01-04 Bimbingan secara formal termasuk pembenaran secara formal misalnya pada : seminar-seminar, pelatihan, rapat-rapat. W.13.KL.03.16-17 Dosen pengampu praktikum Selama praktikum asisten dan dosen pengawasan jalannya praktikum. Selama pengawasan, apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan. 85 Informan Penuturan W.11.DP.4.01.27-29 Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir W.06DP.1.01.23-38 Pembinaan dari dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhan-kebutuhan mereka W.05.DP.1.02.41-46; W.05.DP.1.03.01-02 Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu. Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah W.06.DP.1.02.21-23 Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu secukupnya W.06.DP.1.01.42-43 Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2 tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia Organik W.06.DP.1.05.42-44 Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas W.10.DP.4.04.32-41 Penanggung jawab laboratorium Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga-tenaga dosen atau asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium. W.02.PJL.04.40-43 Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas W.02.PJL.05.07-13 86

4. Melaksanakan Koordinasi dan Menciptakan Hubungan Kerja yang Harmonis