128
B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang 6.
Mengidentifikasi pekerjaan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
Identifikasi pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu inventarisasi alat dan bahan, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk
praktikum, penataan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja, kegiatan praktikum, penelitian dosen maupun mahasiswa, tugas akhir mahasiswa,
layanan masyarakat. Belum terlihat identifikasi pengelolaan dana khusus Laboratorium Kimia Organik termasuk dana layanan masyarakat.
Sedangkan Winardi 2000 mengatakan pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-
komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan. Apa yang dikatakan
Winardi ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi kegiatan untuk mencapai tujuan.
7. Mengelompokkan jenis pekerjaan
Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut Laboratorium Kimia Organik menggunakan fasilitas Kelompok Bidang
Keahlian, bidang Kimia Organik. Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan, Penanggung Jawab Labo-
ratorium, Dosen Pengampu Praktikum, Teknisi, Laboran. Layanan Masya-
129
rakat apa yang harus dilakukan. Karena layanan masyarakat merupakan sumber pendanaan maka perlu pengelolaan khusus layanan masyarakat
untuk Laboratorium Kimia Organik. Hal ini perlu identifikasi pekerjaan layanan masyarakat bidang Kimia Organik untuk pengembangan Labora-
torium Kimia Organik. Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,
mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas,
menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas
tersebut Hasibuan, 1990.
8. Menyusun struktur organisasi
Struktur organisasi dirasa idealnya kalau mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu teknisi, satu laboran dan
kemudian dibantu oleh asisten Kimia Organik. Dan satu laboratorium dikepalai oleh kepala laboratorium yang hanya membawahi satu labora-
torium. Kemudian tidak ada penanggung jawab laboratorium, jadi yang ada Kepala Laboratorium Kimia Organik.
Struktur organisasi laboratorium menurut Tim Supervisi Ditjen Dikti, 2002 bahwa susunan organisasi laboratorium terdiri atas Kepala
Laboratorium dibantu oleh teknisi dan asisten dibantu oleh tenaga laboran,
130
jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium langsung bertanggung jawab pada laboratorium.
Kenyataan yang sekarang satu Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium dan masing-masing dibantu satu penanggung jawab
laboratorium. Hal itu kurang sehat atau kurang efektif. Apalagi teknisi merangkap laboran. Jadi struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik
hanyalah merupakan unsur organisasi. Dikemukakan oleh Foster yang dikutip oleh Moekijat 1992 : 2
bahwa tidak tersedianya tenaga kerja dari jenis apapun akan membuat bagian itu tidak mampu melaksanakan hal yang sebenarnya mungkin
dilaksanakan. Dengan tidak adanya teknisi di Laboratorium Kimia Organik membuat Laboratorium Kimia Organik tidak mampu melaksanakan per-
baikan alat-alat, instrumen. Apalagi belum ada bengkel gelas. Dengan belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik dan Penanggung Jawab
Laboratorium Kimia Organik kedudukannya masih semi formal, maka hal ini akan menghambat kemajuan Laboratorium Kimia Organik.
9. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas