6
7. Penggerakan
Kegiatan penggerakan orang agar secara sadar dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah
direncanakan dalam Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
8. Pengawasan
Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat Laborato-rium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
G. Asumsi dan Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa : 1. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik atas dasar pengalaman
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat menunjang keefektifan manaje- men laboratorium yang mereka lakukan.
2. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik telah dibekali pula pengetahuan praktis tentang manajemen laboratorium melalui penataran
atau pelatihan tersebut meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam melaksanakan manajemen laboratorium.
3. Pengalaman perolehan penataran atau pelatihan dilengkapi pula buku pedoman praktis, para pengelola laboratorium dapat dengan lancar dan
mencapai hasil yang optimal dalam manajemen laboratorium.
7
Lingkup penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang tidak dapat diatasi oleh peneliti. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai
berikut : 1. Substansi penelitian ini adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik
FMIPA-UNNES Semarang. Substansi yang lebih luas tidak termasuk jangkauan penelitian ini dan perlu diadakan penelitian tersendiri.
2. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu situs yaitu di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang. Hasil penelitian lebih dari satu situs
mungkin hasilnya akan berbeda. 3. Peneliti sebagai instrumen penelitian tidak dapat terhindar dari adanya
kemungkinan bias. Untuk mengatasi bias tersebut digunakan triangulasi keabsahan data, baik melalui metode atau sumber data.
4. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu tahun 20042005. Implikasinya kemungkinan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kurun
waktu tersebut.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen 1.
Pengertian Manajemen
Manajemen memiliki berbagai arti dan definisi, tergantung dari siapa yang mendefinisikan dan kapan mendefinisikannya. Istilah manajemen sen-diri
berasal dari bahasa Inggris ‘management’, yang berasal dari kata kerja ‘to manage’ yang artinya: ‘to handle’ mengurus, menangani, to control
menguasai, mengawasi, to make and keep submissive menjaga agar tetap patuh, tunduk, to organize mengorganisir, to alter by manipulation
me-ngubah dengan cara memanipulasi, to carry out a purpose melaksanakan tujuan.
2. Manajemen sebagai Seni
Sebagai suatu seni manajemen berarti melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas organisasi melalui orang. Pelaksanaannya menggunakan berbagai
teknik, misalnya : 1 melalui hubungan antar manusia human relations; 2 mendelegasikan wewenang, menugaskan atau membagi tugas dan
tang-gung jawab dengan orang lain; 3 berkomunikasi, termasuk di dalamnya mengambil keputusan dan memecahkan masalah; 4 mengelola
perubahan; 5 manajemen sebagai ilmu pengetahuan; 6 manajemen di sini berkaitan dengan membangun filsafat, hukum-hukum, teori, prinsip,
9
proses dan praktek, yang bisa diterapkan di berbagai situasi termasuk di sekolah.
3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi
Sebagai suatu organisasi, manajemen menciptakan struktur formal dan struktur tersebut didasarkan pada misi, tujuan, target, fungsi dan tugas.
Misalnya, departemen pertahanan dan keamanan dapat menunjuk pada pengelolaan militer dan polisi juga masalah dalam dan luar negeri,
sedang Menteri Ekonomi menangani keuangan, perdagangan, koperasi, dan lain-lain.
4. Manajemen sebagai Orang
Manajemen dapat dilihat sebagai orang atau sekelompok orang. Misalnya, seorang guru mengatakan “Manajemen sekolah telah mengubah jadwal di
pertengahan semester” ini bisa berarti anda sendiri, atau pimpinan sekolah, atau guru senior, atau mungkin tim seperti menteri koordinator di
kabinet.
5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu
Dalam pengertian ini, manajemen sebagai suatu bidang kajian yang terdiri dari berbagai subjek atau topik. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam manajemen bisa diperoleh melalui belajar, pengataman, atau pendidikan yang memberikan ijazah atau sertifikat.
10
6. Manajemen sebagai Proses
Manajemen sebagai kumpulan proses, termasuk misalnya, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, atau perencanaan aksi. Semua proses ini
melibatkan pesan sumber-sumber seperti manusia, barang, dana, dan waktu. Sering proses-proses ini disebut sebagai fungsi-fungsi manajer.
Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh Stoner 1990 sebagai berikut
“Managemen adalah perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para pengawas, usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang lebih ditetapkan”.
B. Fungsi-fungsi Manajemen
G.R. Terry, H. Albers, Richard D. Anderson, Henry Fayol, Herbert G. Hicks, Luther Gulick, Ernest Dale dalam Winardi. 2000 : 161-163 G.R. Terry
Principles organ Management menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut : Planning Perencanaan,
Organizing Pengorganisasian, Actuating Menggerakkan, Controlling Mengawasi. Ingat singkatan P.O.A.C.
H. Albers Management, The Basic Concepts mengemukakan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Directing, Controlling.
11
Richard D. Anderson Management Practice membagi manajemen dalam 5 elemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Staffing, Excecuting,
Appraising. Henry Fayol Bapak Konsepsi Proses memasukkan fungsi-fungsi berikut
dalam aktivitas manajemen : Planning, Organization, Command, Coordination, Control.
Herbert G. Hicks The Management of Organizations mengemukakan pembagian berikut : Planning, Organizing, Motivating, Communicating,
Controlling, Creating. Luther Gulick yang pada tahun 1930 mengemukakan istilah singkatan : P O S
D C O R B. Didalamnya terkandung 7 buah fungsi yaitu : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.
Ernest Dale dalam bukunya : Management Theory and Practice membagi fungsi-fungsi manajemen dalam : Planning, Organizing, Direction,
Innovation, Representation. Beberapa fungsi manajemen dari beberapa pakar tersebut, peneliti
menggunakan fungsi manajemen yang diutarakan oleh G.R. Terry yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
1. Perencanaan Planning
Menurut Terry 1998 perencanaan meliputi tindakan memilih dan menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsi-
asumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta
12
merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Graves dalam Sarwoto 1998 : 70 membedakan tiga tingkatan dalam perencanaan menurut tingkatannya dalam organisasi sebagai berikut :
a. Tingkat atas top level
Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin directive, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala
hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan.
b. Tingkat menengah midle level
Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative manajerial yaitu sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara
bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya.
c. Tingkat bawah bottom level
Yaitu tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih bersifat
operatif operational yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada
tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara menjalankan sesuatu agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar
mungkin.
13
Menurut Handayaningrat 1988 perencanaan adalah proses berfikir yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi perencanaan meliputi serangkaian keputusan yang berupa menentukan
tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode yang akan dicapai, dan prosedur serta menyusun jadwal pelaksanaan.
2. Pengorganisasian Organizing
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan, mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk
mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas, menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas tersebut Hasibuan, 1990. Sedangkan Winardi 2000 mengatakan
pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk
mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.
3. Penggerakan actuating
Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan dominan dalam proses manejemen. Penggerakan directing = actuating = leading
amat rumit dan kompleks karenanya sangat sulit diterapkan apabila karyawan tidak dapat dikuasai sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa
penggerakan tidak ada output yang konkrit. Terry 1998 : 313 actuating merupakan usaha untuk penggerakan anggota-anggota kelompok
14
sedemikian rupa supaya mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu
ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Siagian 2000 mengatakan penggerakan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan
kepada bawahan untuk bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Pada bagian lain
Handoko 1991 : 25 memberikan istilah, penggerakan adalah pengarahan dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk
membuatmendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu
dipahami adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan.
a. Motivasi
Menurut faham behaviourisme motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan
sebuah kondisi yang memberi arah atau ketahanan persistence pada tingkah laku tersebut. Sedangkan faham kognitif motivasi
didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkunganya. Suciati 1997 : 4 1.
Motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut dengan faktor instrinsik
yaitu dapat berupa sikap, kepribadian, serta pengalaman sebagai harapan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor
dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber yang dapat
15
datang lingkungan kerja dimana manusia, itu beraktivitas atau lingkungan dimana ia tinggal, bisa karena pemimpin, kolega atau
faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi dapat dikatakan bahwa faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul oleh karena
ada rangsangan Wahjosumidjo 1994 174, 175.
b. Kepemimpinan
Blanchard dkk 1986 99 kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi adalah
pengikut. Kepemimpinan juga dapat dikatakan suatu usaha mempengaruhi orang antar perorangan interpersonal lewat proses
komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan Gibson 1990 : 263. Dari kedua pendapat diatas dapat dirumuskan definisi
kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan.
c. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini
memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Gibson 1990 kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya dengan
16
kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak atas dasar informasi. Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa
komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung secara efektif.
4. Pengawasan controlling
Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam Subagio 2000 : 175 adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Handoko 1991:25 mendefinisikan pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah pengukuran dan
koreksi atas pelaksanaan kerja dengan maksud untuk mewujudkan kenyataan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana
yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik. Dari berbagai pernyatan-pernyataan mengenai perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan manajemen dapat disimpulkan sebagai berikut :
C. Laboratorium
Laboratorium, pengertiannya dapat disimak dari kata “Laboratory” seperti pada kamus Welester’s yaitu “A building or room in which scientific experiments are
conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested and compounded”.
17
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 013401983, tentang organisasi dan tata kerja lnstitut keguruan dan Ilmu
Pendidikan Bandung, tanggal 5 Maret 1983, Pasal 57 ayat 1 yang dimaksud laboraorium adalah sebagai berikut: Laboratoriumstudio adalah sarana
penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan, dan unit
sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Keputusan Mendiknas RI Nomor 22502000: Statuta UNNES Pasal 39
1 LaboratoriumStudio merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan
akademik dan profesional. 2 LaboratoriumStudio dipimpin oleh seorang dosen yang
keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya
serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.
Pasal 40 Laboratoriumstudio mempunyai tugas melakukan kegiatan
dalam cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan
sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan.
18
Pasal 41 ayat 2 Penambahan dan penutupan laboratorium studio ditetapkan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jurusan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laboratorium Kimia Organik adalah suatu ruangan atau kamar tempat dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya
seperangkat alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap termasuk fasilitas air, listrik, gas Ditjen Dikti,
2002. Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempet proses belajar mengajar
melalui metoda praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum di dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metoda mendidik untuk
belajar dan mempraktekan segala aktivitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian.
Komponen-komponen laboratorium pendidikan kimia dapat dikatego-rikan ke dalam lima komponen yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasi-litas
laboratorium, alat-alat laboratorium, zat chemical, dan personil pengelo-la laboratorium.
1. Personil Pengelola
Laboratorium
Suatu komponen yang penting dalam pengelolaan laboratorium adalah para personelnya, yaitu yang akan melaksanakan tugas pengelolaan
19
laboratorium. Para personel akan terdiri dari beberapa orang yang jumlahnya akan tergantung pada keadaan lab, jumlah praktikan, dan tujuan
para praktikan yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di laboratorium itu. Yang ideal personel-personel yang akan terlibat
langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki tanggung jawab bidang kerja yang harus ditanganinya akan terdiri dari: 1 kepala laboratorium, 2
penanggung jawab laboratorium, 3 pembimbing praktikum asisten, 4 tenaga teknisi dan analis, 5 tenaga pembantu juru laboratorium.
Masing-masing personel harus memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
lembaganya dan selalu berorientasi kepada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya. Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur
vertikal secara administrasi harus terbina suatu hubungan yang harmonis, dan masing-masing dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan
komponen-komponen dari sistem dalam pendidikan. Pembinaan personel secara teknis dan administrasi dari waktu ke waktu agar selalu
ditingkatkan dan dibina sehingga pelaksananan kerjanya mencapai tujuan yang optimal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keberhasilan tugas
dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium akan ditentukan oleh para personilnya, dan lembaga yang membinanya.
2. Bangunan laboratorium
Bangunan laboratorium diantaranya terdiri dari : 1 lokasi dan bentuk bangunan laboratorium, 2 ruang praktikum, 3 ruangan tempat alat
20
gudang alat, 4 ruangan tempat zat gudang zat, 5 ruang alat optik, 6 ruangan komputer, 7 ruangan persiapan praktikum, 8 ruang timbang,
9 ruang pembimbing, asisten, 10 ruang gelap fotografi, 11 ruang bengkel laboratorium, 12 W.C.
3. Fasilitas Laboratorium
Fasilitas laboratorium diantaranya terdiri dari : 1 meja praktikum dan kursi bulat, 2 meja mimbar, 3 papan tulis, 4 rak lemari alat, 5 rak
lemari zat, 6 instalasi air, bak air, kran-kran air, dan bak cuci, 7 instalasi jaringan listrik, 8 lemari asam, 9 alat-alat penangkal
kebakaran, 10 kotak obat-obatan dan alat PPPK, 11 sumber apigas dan pembakar, 12 alat-alat bengkel yaitu gunting, pisau, cetok, kikir, palu,
tang, gergaji, obeng, testpen, kunci pembuka kran, kuas, cat pembuat etikel botol, pelubang sumbat, sablon huru, kelengkapan alat-alat
pengerjaan gelas, 13 jam dinding, 14 kipas angin blower, 15 lemari es, 16 alat pembuat aquades, 17 barometer, 18 termometer ruangan,
19 buku-buku rujukan materi praktikum, 20 teleponalat komunikasi lainnya, 21 papan pengumuman.
4. Alat-alat laboratorium , alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan
praktikum kimia. Alat-alat laboratorium kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-
sifatnya, keadaannya bentuknya fungsinya harganya, dan frekwensi penggunaannya, serta kondisinya. Dalam pengelolaan alat-alat
laboratorium cara pengelompokkan alat-alat itu dapat dilakukan sebagai
21
berikut: alat-alat ukur, alat-alat gelas, alat-alat yang terbuat dari logam, alat-alat yang terbuat dari kayu.
5. Zat Chemicals : zat yang bersifat racun keras, asam kuat dan larutan
basa yang mudah menguap, zat cair senyawa organik, zat berbentuk gas, dan zat padat, misalnya macam-macam asam basa, garam dan unsur.
D. Manajemen Laboratorium
Manajemen adalah suatu proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium akan mencakup kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut diantaranya mengatur dan memelihara alat
dan bahan, menjaga disiplin di laboratorium dan keselamatan laboratorium serta mendayagunakannya.
Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengemba-
ngannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam melaksa- nakannya selalu berorientasi dibinanya faktor-faktor keselamatan yang terlibat
didalam laboratorium dan lingkungannya. Pelaksanaan manajemen laboratorium bertujuan agar dapat menunjang
kegiatan belajar-mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar berlangsung secara optimal. Dari sisi lain pengetahuan laboratorium
merupakan usaha yang diarahkan kepada sarana dan prasarana serta serta personil yang terlibat dalam peran dan kegiatannya.
22
Dalam manajemen laboratorium, lima macam komponen laboratorium seperti yang telah dikemukakan di atas, dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok,
yaitu kelompok pengelola sebagai sumber daya manusia, dan kelompok yang dikelola yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat
laboratorium, dan zat chemicals. Dalam uraian disini, akan dicoba meninjau fungsi dan aspek dari masing-masing kelompok itu.
1. Kelompok Pengelola
Beberapa hal mengenai personil pengelola laboratorium, akan dicoba dikemukakan landasan, tugas, fungsi dan aspek dari para personel
laboratorium dalam pelaksanaannya. Para personel laboratorium sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya
agar memiliki ketrampilan, dan pemahaman tentang laboratorium, fasilitasnya, alat-alatnya dan zat-zatnya. Para personel laboratorium agar
mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi dari laboratorium berdasarkan peraturan dan tugas dari lembaga institusinya.
Para personil dalam melaksanakan tugas dan fungsi laboratorium untuk mencapai tujuannya, agar memahami dan mempelajari penjelasan-
penjelasan dan penjabaran dari keputusan dan peraturan yang ada diantaranya mengenai hal-hal seperti berikut ini:
23
a. Struktur organisasi laboratorium.
DEKAN
PD II PD III
PD I
JURUSAN JURUSAN
JURUSAN
LAB LAB
LAB
ASISTEN ASISTEN
ASISTEN
Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium
Keterangan : Dibantu oleh Lab. Teknisi Dibantu oleh tenaga laboran
Tim Supervisi, Ditjen Dikti, 2002
b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
Rincian tugas, tanggung jawab, dan wewenang bidang kerja dan masing-masing personil pengelola dan hubungannya secara vertikal
dan horizontal, serta hak-haknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan ketenaga kerjaan yang berlaku.
Selain mengerjakan hal itu para personel laboratorium akanharus mengerjakan pekerjaan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Untuk
menyempurnakan pelaksanaan pengelolaan laboratorium para personel laboratorium pada setiap kesempatan, agar selalu meneliti berbagai
aspek dari komponen-komponen laboratorium, sehingga peranan
24
laboratorium hasilnya optimum dalam segi pencapaian tujuan instruksional, dan tujuan institusional, serta terbinanya suatu
profesionalisme dalam melaksanakan kerja. Suatu sistem pembinaan ketatalaksanaan kerja dan pembinaan dari para personil laboratorium
perlu diperhatikan oleh pihak yang berwenang baik secara teknis atau administratif, karena pelaksanaan bekerja di laboratorium baik segi
waktu pelaksanaan kerja, disiplin yang diperlukan, atau hal-hal yang dapat merugikan kesehatan dirinya, merupakan sesuatu yang tidak
dapat dielakkan pada waktu mereka melaksanakan tugasnya. Karena itu untuk semua orang yang bekerja di laboratorium agar mempelajari
dan memahami berbagai bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan dari laboratorium, dan juga selalu harus memperhatikan faktor-faktor untuk
membina keselamatan safety dalam bekerja di laboratorium.
2. Kelompok yang Dikelola
Kelompok ini terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium, zat, dan lingkungannya serta praktikan. Untuk
pengelolaan masing-masing komponen tersebut dapat menerapkan berbagai macam sistem yang sesuai dengan landasan, fungsi, dan tujuan
penggunaan laboratorium dari instansi atau lembaga yang membawahinya. Suatu sistem laboratorium di UNNES diantaranya sebagai berikut ini :
a. Komponen bangunan laboratorium dan fasilitasnya b. Manajemen laboratorium Kimia
25
Berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya manajemen laboratorium dan uraian dalam tesis ini diarahkan kepada manajemen laboratorium
kimia yang dapat diterapkan untuk menyempurnakan pengelolaan Laboratorium Kimia Organik di FMIPA-UNNES.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alami natural setting sebagai sumber data langsung mengenai manajemen
laboratorium Kimia Organik. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen 1998 yang
dikutip oleh Sonhadji 1994. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari
penjajagan ke lokasi penelitian yaitu Laboratorium Kimia Organik, studi orientasi, kegiatan praktikum, penelitian, pelayanan masyarakat dan dilanjut-
kan dengan studi secara terfokus mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.
Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh personel laboratorium pada awalnya bersifat pasif, kemudian beranjak menjadi aktif.
Pengamatan secara pasif dilakukan dengan hanya melihat-lihat hal-hal yang dilakukan personel laboratorium tanpa memberi komentar maupun
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan kecurigaan. Pengamatan secara aktif dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, misalnya kegiatan praktikum penelitian, pelayanan masyarakat.
Peneliti juga mengadakan wawancara hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Laboratorium Kimia Organik. Wawancara dilengkapi
dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang relevan.
27
Semua data dikumpulkan sendiri oleh peneliti sebagai instrumen utama dan dilakukan pada latar yang alami. Peneliti sendiri yang mengadakan
pengamatan, wawancara, mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
B. Rancangan Penelitian