Menetapkan Rencana dan Memprediksi Hambatan Serta Hal-Hal

50 Informan Penuturan praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal, jadi tidak kita keluarkan. W.04.DP.1.03.38-42 Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia ini menuju ke satu septitank. W.04.DP.1.07.10-12 Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi memerlukan mantel heater untuk pemanasannya. W.04.DP.1.07.06-08 AC alam jadi tidak ada AC nya. W.04.DP.1.07.14 Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masing- masing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri. Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada. w.11.dp.4.02.33-40

7. Menetapkan Rencana dan Memprediksi Hambatan Serta Hal-Hal

Yang Mendukung a. Menetapkan Rencana Seperti yang dituturkan Ketua Jurusan dan Kepala Laboratorium dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengemba- ngan jurusan pada lingkup bidang studi. Rencana Laboratorium Kimia Organik juga didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosen- dosen pengampu. Perencanaan tersebut berkaitan dengan SDM; alat- alat, bahan-bahan, serta perawatannya. Pengembangan laboratorium dilaksanakan setiap tahun. Kepala Laboratorium Kimia menuturkan bahwa setelah melihat perkembangan penelitian, maka kelihatan laboratoriumnya hanya segini tok, masih sangat kurang. 51 Kemudian mengenai pengembangan Laboratorium Kimia Organik sudah lama direncanakan yaitu penambahan Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Pangan. Apalagi setelah Dr. Supartono, MS masuk Laboratorium Kimia Organik kelihatan beliau ingin mengembangkannya. Sedangkan Dosen Pengampu menuturkan bahwa ruang sudah cukup untuk praktikum, tapi kalau untuk penelitian perlu tambahan ruang. Alat-alat canggih perlu dimiliki, untuk memperlancar kegiatan Laboratorium Kimia Organik misalnya spektroskopi, IR, MS, NMR. Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik Informan Penuturan Ketua Jurusan Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum. W.01.KJ.04.07-12 Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan maintenance, untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas. W.01.KJ.03.14-18 Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. W.08.KJ.01.34-42 Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. W.01.KJ.02.12-15 Kepala Laboratorium Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan lab. Paling tidak sembilan laboratorium yang dua atau tiga justru berkembang dari Laboratorium Kimia Organik, yaitu laboratorium Biokimia, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium pangan. KL.12.W.01.43-44 sd KL.12.W.02.01-02 Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu 52 Informan Penuturan penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. W.12.KL.03.23-33 ahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin Kamis 14-04-2005 akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit. Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya. W.12.KL.02.20-28 Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu. W.13.KL.02.27-30 Dosen Pengampu Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. W.10.DP.4.02.18-24

b. Memprediksi hambatan yang ada dengan akan dilaksanakannya

perencanaan Laboratorium Kimia Organik Seperti yang dituturkan oleh Ketua Jurusan,Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si bahwa hambatan terletak pada manajemennya. Selama ini laboratorium dikembangkan berdasar Kelompok Bidang Keahlian yaitu Kimia Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Komputasi, Proses Belajar Mengajar Kimia, dan Kimia OrganikBiokimia. Tapi kenyataannya enam laboratorium hanya dipimpin satu kepala laboratorium dan dibantu satu penanggung jawab laboratorium. Belum punya teknisi hanya ada satu laboran yaitu Bp. Wiji yang merangkap teknisi. 53 Alat-alat yang besar canggih masih terbatas, terutama mengenai pengadaannya sulit kalau tidak dibantu pemerintah masih terbatas yang bergelar Prof, Dr, dan beliau sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat sehingga kegiatan laboratorium ditinggalkan bahkan cenderung meninggalkan laboratorium, itu yang diprihatinkan. Penanggung Jawab Laboratorium, Bp. Dr. Supartono, M.Si menuturkan bahwa peralatan gelas dan bahan belum mencukupi untuk kebutuhan praktikum maupun penelitian. Volume kegiatan terlalu padat yaitu setiap praktikum terdiri dari 35 – 40 mahasiswa, padahal kapasitas laboratorium hanya untuk 20 mahasiswa. Beberapa zat dan peralatan yang diusulkan tidak terpenuhi, sehingga beberapa materi praktikum tidak bisa dijalankan mungkin dana kurang, tetapi kan ada skala prioritasnya kalau begini keadaannya seperti terbelenggu. Layanan masyarakat masih di bawah seksi layanan masyarakat jurusan kimia, belum spesifik. Misalnya untuk bidang Kimia Orgnaik di bawah seksi Kimia Organik. Kerusakan pada lemari asam yaitu blowernya tidak jalan. Pintu laboratorium apabila dibuka, akan menutupi ruang Penanggung Jawab Laboratorium. Kepala Laboratorium menuturkan bahwa hambatan yang paling besar adalah dana yaitu 70 juta dan penerimaannya bertahap, pertama 30 juta, dan berikutnya 40 juta. Tahun ini 160 juta per tahun, DIK rutin 7 juta setahun dan kemudian kebijakan dari pusat. Letak kantor dan laboratorium 54 yang terpisah. Akhirnya dosen senangnya di kantor sehingga tidak tahu perkembangan laboratorium. Laboratorium Kimia Organik akan dihargai oleh rakyat, oleh masyarakat sekitar, menginginkan universitas jadi Universitas Rakyat tetapi karena kualitasnya seperti ini, dimana posisi laboratorium. Karena rakyat mencari universitas yang bonafit, tidak lepas dari alat, fasilitas, manajemen yang modern. Sepuluh tahun ke depan kita akan tenggelam atau yang kualitasnya rendah SPMB nilai rendah 20 – 70 dari kalangan menengah ke bawah. Tidak ada tangga darurat, tentunya laboratorium punya tangga samping sebagai tangga darurat, bila terjadi kecelakaan untuk menanggulanginya. Justru ruang kuliah ada tangga daruratnya, sama-sama lantai tiga, pada awalnya pembangunan gedung ini sudah tidak bener. Tentang dana yang terbatas, dengan adanya layanan masyarakat ada masukan dana sedikit-sedikit tanpa minta tambahan dana dari pusat. Dosen Pengampu, Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si. menambahkan bahwa untuk biokimia sekali praktikum mahasiswa jumlah 46 orang, karena biasanya kelas atas masih ikut. Sehingga satu kelompok 6 orang, ada 8 kelompok padahal efektif 1 kelompok terdiri dari 3 orang. Belum mempunyai bengkel gelas, sehingga teknisi yang sudah dilatih dan sudah trampil tidak dimanfaatkan, sayang. Hambatan adalah dana, untuk membeli alat misalnya kompresor gurinda mahal, sebetulnya terjangkau hanya pejabat belum siap. Padahal memecahkan alat kecil saja, bila beli sepuluh ribu, tetapi kalau diperbaiki hanya lima ribu. Kalau listrik 55 mati airnya macet, air mengambil dari kamar mandi. Letak Laboratorium Kimia Organik yang jauh dari ruang dosen, sehingga kalau habis mengajar mau ke laboratorium kesulitan terutama apabila habis hujan. Ibu Dra. Nanik Wijayati, M.Si menuturkan bahwa UGM Laboratorium Kimia Organik satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Di Laboratorium Kimia Organik asisten satu atau dua, masih kurang. Sedangkan Bapak Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa Laboratorium Kimia Organik belum punya pintu emergensi, untuk menanggulangi bila terjadi kecelakaan. Air sering macet, pusat perlu membuat reservoar yang mudah mengalir ke lantai tiga. Listrik bila mati maka akan mengganggu kebutuhan air, padahal Laboratorium Kimia Organik banyak membutuhkan air. Ada ruang timbang tetapi karena belum punya neraca elektrik, maka ruangannya untuk kegiatan penelitian. Tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop, sehingga mantel heater harus diperbaiki di UGM. Mestinya pelayanan masyarakat bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Untuk praktikum Akademi Kebidanan, Dosen Pengampu praktikum Kimia Organik terlibat. Siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Laboratorium Kimia Fisik, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat. Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik Informan Penuturan Ketua Jurusan Kalau hambatan pada manajemen dulu, selama ini laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian KBK : Kimia Dasar, Kimia 56 Informan Penuturan Anorganik, Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di jurusan Kimia ini enam laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. ... W.01.KJ.02.36-41 Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masing- masing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. W.01.KJ.03.08-13 Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran. W.01.KJ.03.20-23 Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas W.07.KJ.05.42-44; W.07.KJ.06.01-05 Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu. W.07.KJ.06.08-15 Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan. W.07.KJ.06.19-28 Penanggung jawab laboratorium Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium, sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi, destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan kendala alat. W.02.PJL.02.27-36 Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu kendala- 57 Informan Penuturan kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 – 40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20 orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel. W.02.PJL.02.36-45 Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatan-hambatan. Seperti usulan- usulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau begini ini seperti kita terbelenggu. W.03.PJL.02.42-46; W.03.PJL.03.01-08 Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium. Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masing-masing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik, Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia Anorganik. W.03.PJL.02.33-40 Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik. W.03.PJL.03.21-29 Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana. Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya. W.03.PJL.05.21-27 Kepala laboratorium Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat UNNES mungkin bukan karena bahan di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga saya itu dengar dari Bapak Rsektor saat workshop lokakarya kepala laboratorium tahun 2004 itu juga menjadi kendala memang dana. W.12.KL.04.01-05 mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES. lah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa 58 Informan Penuturan lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern. n mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan. Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo sambil ketawa. Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu. W.12.KL.04.01-27 Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tanggajalan daruratnya. malah DI sd D4 ruang kuliah ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga tingkat tiga. Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”. Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena Laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya Laboratorium. W.14.KL.01.34-44; W.14.KL.02.01-06 Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. W.12.KL.02.36-46 Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis hmmmmmm. Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES. W.12.KL.03.01-11 Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ? 59 Informan Penuturan Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja sekitar itu kan sulitnya bukan main. Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. W.12.KL.04.28-35 Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta. W.13.KL.04.14-19 Dosen Pengampu Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. W.11.DP.4.01.35-37 Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini. Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang berwenang. Ha ... ha ... W.10.DP.4.05.07-11 Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap. Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang W.10.DP.4.05.13-22 Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi. Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya, tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar W.11.DP.4.04.19-27 Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar 60 Informan Penuturan praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau W.10.DP.4.02.03-06 Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya asisten mahasiswa lebih dari satu Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu. Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya. W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-04 Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu kanan kiri atau depan dan belakang hanya pemanfaatannya kalau ada kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki. Jadi masih perlu pembenahan. W.04.DP.1.05.12-15 Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu sebaiknya air tidak boleh terganggu. W.04.DP.1.08.34-37 Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet. W.05.DP.1.01.17- 21 Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya W.09.DP.3.04.24-26 Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku enam putaran . W.04.DP.1.06.01-09 Yaa … mestinya yang ada diujung sana sambil menunjuk ruangan neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum, mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian. W.04.DP.1.08.25-32 Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya W.05.DP.1.01.31-38 Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau jasa praktikum dari 61 Informan Penuturan Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak W.05.DP.1.03.31-41 Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri. Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik. Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai. Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat W.04.DP.1.03.44-46; W.04.DP.1.04.01-08

c. Memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan

perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan pengembangan laboratorium mulai terarah. Doktor-doktor muda seperti Bapak Dr. Supartono, MS masih konsens terhadap penelitian, dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium. Demikian pula dosen muda yang melakukan penelitian melibatkan mahasiswa laboran maka dengan sendirinya Laboratorium Kimia Organik akan berkembang. Dana yang ada adalah dana Sardik dan SPL. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia dimana dosen pengampu kimia organik rata-rata sudah S2 dan muda-muda, kalau tidak diwadahi eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua, kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir 62 sepuh terus tetapi berpikir muda berpikir dengan paradigma berbeda jangan berpikir jaman dulu lagi. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, M.Si menuturkan bahwa pendukung utama adalah sumber daya manusia yaitu dosen maupun asisten cukup baik. Dosen pengampu praktikum Bapak Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan bahwa laboran yang ada di Laboratorium Kimia Organik adalah yang paling senior, paling bagus, dan paling sering dikirim pelatihan walaupun ia lulusan ST, tahu bahan kimia. Pelayanan masyarakat untuk jurusan biologi, UNDIP dengan adanya alat AAS. KIT seperangkat alat yang dipesan SMA. Kerja sama dengan instalasi lain, Akademi yang tidak punya laboratorium, praktikum di Laboratorium Kimia Organik. Misalnya mahasiswa Akper Ungaran, Purwodadi, Jepara, Akademi Kebidanan. Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik Informan Penuturan Ketua Jurusan Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktor- doktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudah- mudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya W.07.KJ.06.41- 44; W.07.KJ.07.01-06 Kepala laboratorium Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang 63 Informan Penuturan mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi. Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya W.12.KL.04.35-46 Penanggung jawab laboratorium ...Paling dari SDMnya. Kalau dari dosen dan asisten cukup baik. Di samping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa W.02.PJL.03.10-12 Dosen Pengampu Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik W.11.DP.4.02.05-12 Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik W.11.DP.4.03.37-47; W.11.DP.4.04-06 Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid W.11.DP.4.03.18-31

8. Menentukan Beberapa Alternatif Yang Akan Ditempuh Dalam