Model Konvensional Model Group Investigation

2.4.5.4 Perbedaan pembelajaran group investigation dan model konvensional dalam Mata Pelajaran Membuat Hiasan Busana materi sulaman aplikasi Tabel 2.4 Perbedaan pembelajaran model konvensional dan model group investigation pada materi sulaman aplikasi No Konvensional Group investigation 1 Guru membuka kelas dengan berdoa Guru membuka kelas dengan berdoa 2 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sulaman Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sulaman aplikasi 3 Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan siswa duduk rapi mendengarkan Guru membagi jumlah siswa menjadi 3 kelompok belajar dan selama pembelajaran berlangsung guru bertugas menjadi penasehat dan fasilitator buat semua kelompok 4 Selama pembelajaran siswa diberi kesempatan bertanya Salah satu siswa dalam kelompok menjadi ketua untuk memimpin kelompok tersebut 5 Guru memberi tugas semua siswa untuk membuat sulaman pada tatakan gelas Guru membagi jobsheet agar mudah mengerjakan prakteknya tersebut Guru membagi tugas perkelompok untuk mendiskusikan materi sulaman aplikasi, misal; kelompok 1 menerangkan pengertian sulaman apliksi; kelompok 2 menerangkan macam-macam tusuk; kelompok 3 cara penerapan tusuk hias pada sulaman aplikasi 6 Siswa mengerjakan tugas dengan bantuan jobsheet dan guru memantau Siswa menyusun tugasnya untuk dipresentasikan ke depan kelas dan guru mengawasi dan menjadi penasehat selama pembelajaran berlangsung 7 Siswa mengumpulkan tugas tersebut ke depan dan guru memerikasa satu persatu Guru menyuruh maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya 8 Guru mengevaluasi Selama presentasi guru menjadi fasilitator dan mengevaluasi hasil diskusi 9 Guru menutup pembelajaran Guru menutup pembelajaran

2.6 Kerangka Berpikir

2.6.1 Belajar Mengajar

Menurut Zainal Aqib 2013: 66-67 proses belajar mengajar adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efesien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, sedangkan mengajar adalah kemampuan mengondisikan situasi yang dapat dijadikan proses belajar siswa, mengajar tidak harus terikat oleh tempat dan waktu. Guru harus memiliki kemampuan membuat situasi siswa nyaman dan menyiapkan strategi dalam menyampaikan materi agar mudah ditanggap oleh siswa. Proses belajar mengajar siswa dan guru untuk hasil belajar yang baik harus mempunyai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam materi yang sesuai. Peran guru sebagai pendidik professional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.