Hasil perhitungan korelasi biserial dengan angka kasar tersebut yaitu nilai r
xy
= 0,510r
hitung
kemudian di konsultasikan dengan tabel r produt moment dengan taraf signifikansi 5 : 22 = 0,432. Apabila harga r
hitung
r
xy
r
tabel
, maka dapat dikatakan soal itu valid.
Hasil perhitungan r
hitung
adalah 0,510 r
tabel
0,432 maka alat ukur tersebut valid. Perhitungan validitas butir dapat dilihat di lampiran 7 hal 104. Jumlah soal
yang diuji coba sebanyak 30 butir soal dan diperoleh 25 soal yang valid dan 5 soal tidak valid. Jumlah soal valid dan tidak valid dapat dilihat pada lampiran 6 hal
101.
3.5.2 Reliabilitas Soal Tes Objektif
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap Suharsimi, 2005: 86. Uji reliabilitas tes menggunakan rumus KR-21 karena instrumen ini memiliki skor yaitu angka 1 dan 0. Rumus yang
digunakan yaitu:
Gambar 3.4 Rumus Reliabilitas KR-21 Suharsimi, 2010: 232
Keterangan: r
11
= Reliabilitas instrumen k
= Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan. M
= Skor rata-rata V
t
= Varians total Suharsimi, 2010: 232.
Harga r
11
kemudian dikonsultasikan dengan tolak ukur reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas Tes Objektif Indeks
Kriteria 0,00 ≤ r 0,20
0,02 ≤ r 0,40 0,40 ≤ r 0,60
0,60 ≤ r 0,80 0,80 ≤ r 1,00
Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi
Derajat reliabilitas sangat tinggi Suharsimi, 2010: 232
Hasil perhitungan
tersebut kemudian
dibandingkan dengan
menggunakan harga r
tabel
product moment dengan taraf signifikan 5 dan k = 30. Jika harga r
11
r
tabel
maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan reliabel atau dapat dipercaya untuk mengambil data penelitian.
Hasil perhitungan r
11
= 0,849 kemudian dibandingkan dengan harga r 5: 22= 0,432 yaitu, r
11
0.849 0,432 maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan reliabilitas insrumen dapat dilihat
pada lampiran 8 hal 105.
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal, maka perlu menentukan besarnya P menggunakan rumus sebagai berikut;
Gambar 3.5 Rumus Tingkat Kesukaran Soal Suharsimi Arikunto, 2013: 223
Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Kriteria
P 0,00 sampai 0,30 P 0,31 sampai 0,70
P 0,71 sampai 1,00 Soal sukar
Soal sedang Soal mudah
Suharsimi Arikunto, 2013: 225 Hasil uji coba dari 30 soal semuanya masuk dalam kategori soal sedang.
Perhitungan tingat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 10 hal 107.
3.5.4 Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan bahwa seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang pandai
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
= P
A
-P
B
Gambar 3.6 Rumus Daya Pembeda Suharsimi Arikunto, 2013: 228