Konjungsi 1 Aditif Peranti Kohesi

e Tipe Kelima Tipe kelima adalah pengembangan maju dengan loncatan dari tema sebelumnya. Penulis tidak lagi mengambil tema atau rema yang ada dalam kalimat sebelumnya, tetapi loncat ke tema baru dengan syarat pembaca memahami teks sesuai dengan konteks yang ada. Pengembangan tipe kelima ini tidak lepas dari konteks dan pengetahuan bersama antara penulis dengan pembaca. T1 – R1 Sabtu besok adalah pembagian rapor. elipsis: Setelah pembagian rapor biasanya langsung liburan. T2 – R2 Ruri siap-siap merencanakan ke mana ia akan liburan. Kelima tipe pada dasarnya selalu digunakan penulis untuk mengambangkan teks. Dari kelima tipe tersebut terdapat kemiripan, yakni tipe pertama dan keempat. Sekilas kedua tipe ini memiliki kesamaan karena pengembangan pada kalimat selanjutnya berasal dari tema kalimat sebelumnya. Akan tetapi, terdapat perbedaan cara pengembangannya, yakni tipe keempat mengalami perluasan dengan menyisipkan klausa sebagai informasi tambahan, sedangkan tipe pertama hanya pengacu tema sebelumnya tanpa perluasan informasi.

D. Penelitian yang Relevan

Salah satu penelitian yang relevan adalah penelitian yang dimuat di jurnal Logat Volume IV No. 1 April Tahun 2008 yang ditulis oleh Abdurrahman Adisaputra yang berjudul “δinguistik Fungsional Sistemik: Analisis Teks Materi Pembelajaran di Sekolah Dasar SD ”. Penelitian ini membandingkan dua buku ajar dari dua mata pelajaran yang berbeda, yakni Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial, dari sudut pandang unsur pengalaman dalam klausa dan struktur pengembangan teks yang dianalisis berdasarkan teori linguistik sistemik fungsional model Halliday yang nantinya dilihat keefektifan dan kepaduan teks yang digunakan sebagai bahan ajar siswa. Analisis dilakukan dengan beberapa kriteria: 1 membandingkan transitivitas dua mata pelajaran yang dijadikan sumber data, 2 menentukan pengembangan pola tema-rema teks dua mata pelajaran, 3 kepaduan teks dengan analisis Peranti gramatikal dan leksikal, 4 konteks dan inferensi teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa sirkumstan pada teks mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya ditemukan 7 sirkumstan, sedangkan teks IPA ditemukan 20 sirkumstan dan hal inilah yang membedakan kedua teks dari segi unsur transitivitas. Kedua, pola pengembangan teks pada umumnya dengan mengembangkan rema pada klausa sebelumnya. Ketiga, kepaduan makna dijalin dengan adanya Peranti gramatikal; pengacuan persona, pengacuan demonstratif, dan konjungsi, dan Peranti leksikan; repetisi, kolokasi, dan hiponimi. Keempat, teks kurang universal karena sirkumstan yang muncul merupakan kota yang hanya sebagian siswa di Indonesia yang tahu. Berdasarkan hasil ini, Adisaputra menyimpulkan teks bahan ajar Bahasa Indonesia dan IPA merupakan teks yang utuh dan padu, tetapi berdasarkan analisis kontekstual dan inferensi kedua teks dianggap bukan merupakan teks yang dapat digunakan secara universal sebagai bahan pembelajaran. Penelitian ini dipandang relevan dengan penelitian di atas karena sama- sama menganalisis teks yang ditinjau dari makna pengalaman klausa dan kepaduan teks yang dibangun yang menggunakan pendekatan linguistik sistemik fungsional. Adapun faktor yang membedakannya terletak pada subjek penelitian, penelitian di atas mengkaji teks dalam buku ajar Bahasa Indonesia dan IPS, sedangkan penelitian ini mengkaji teks yang diproduksi siswa kelas rendah sekolah dasar data lapangan. Selain itu, perbedaan terletak pada penulis teks itu sendiri, penelitian ini menggunakan teks yang ditulis oleh siswa kelas rendah sekolah dasar, sedangkan penelitian Adisaputra menggunakan teks dari buku ajar yang ditulis oleh orang dewasa penulis profesional. Dengan mengaitkan penelitian ini dengan penelitian Abdurrahman Adisaputra diharapkan mampu memberikan pandangan baru tentang analisis karangan siswa sekolah dasar menggunakan teori sistemik fungsional.

E. Kerangka Berpikir

Perkembangan sintaksis siswa pada sebuah karangan dapat ditinjau dengan beberapa aspek yakni dari sintaksis itu sendiri yang berdasarkan teori linguistik sistemik fungsional, pemerolehan bahasa kedua, dan teks penceritaan ulang. Dalam hal ini teks yang ditulis oleh siswa merupakan keterampilan berbahasa yang dilakukan dalam kondisi sadar akan tata bahasa yang digunakan. Teks yang dihasilkan oleh siswa tersebut dapat ditelaah beberapa aspek yakni jenis kalimat yang meliputi kalimat mayor dan minor, dan kalimat simpleks dan kompleks, transitivitas yang terbagi menjadi proses material, proses mental, proses verbal, proses eksistensional, proses relasional, dan proses perilaku, piranti kohesi yang terbagi menjadi piranti gramatikal, leksikal, dan konjungsi, dan pengembangan tema-rema yang memiliki beragam cara dalam mengembangkan kalimat menjadi wacana.

Dokumen yang terkait

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 1 13

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 1 21

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

1 5 154

Perbedaan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat tidak menggunakan media audiovisual dan menggunakan media audiovisual siswa kelas V : studi di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta - USD Repository

0 0 142

Kesalahan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V, SD Kanisius Demangan Baru dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 189

Interferensi sintaksis Bahasa Jawa dalam karangan narasi siswa kelas V dan VI SD Negeri Merdikorejo Tempel Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 93

Analisis kesalahan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Duwet dan SD Negeri Nogotirto, Sleman, Yogyakarta, tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository

0 3 181

Peningkatan keaktifan dan kemampuan kognitif materi perkalian pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS kelas V SD Kanisius Klepu Sleman - USD Repository

0 3 287

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif penjumlahan pecahan kelas V SD Kanisius Klepu Sleman - USD Repository

1 5 351