Kelas 2 Jenis dan Tipe Kalimat dalam Karangan Penceritaan Ulang Siswa Kelas Rendah

. 2 Kalimat 1 SPC 48 Kalimat 26 SPCC 3 Kalimat 2 SPCA 17 Kalimat 9 SPCAA 1 Kalimat 1 SAP 1 Kalimat 1 SAPC 2 Kalimat 1 ASP 10 Kalimat 5 ASPC 5 Kalimat 3 ASPA 11 Kalimat 6 ASPAA 2 Kalimat 1 APS 3 Kalimat 2 2. Kalimat Kompleks Koordinatif 30 Kalimat 14 3. Kalimat Kompleks Subordinatif 15 Kalimat 8 4. Kalimat Kompleks Ganda 5 Kalimat 2 Jumlah 372 Kalimat 100 Sama halnya dengan temuan pada karangan penceritaan ulang siswa kelas 1 dan 2, kalimat simpleks lebih banyak ditemukan daripada kalimat kompleks. Kalimat simpleks minor yang tetap lebih sedikit ditemukan daripada kalimat mayor memiliki struktur yang tidak menghadirkan konstituen S. Kalimat simpleks mayor pada kelas 3 terjadi peningkatan jumlah ragam tipe struktur kalimat. Pada kelas 3 konstituen A tidak hanya terdapat di belakang C atau di depan S, melainkan di antara S dan P. Konstituen A memang memiliki sifat fleksibel dalam penempatannya, sehingga dapat berada di mana saja. Tipe struktur kalimat yang terdapat pada karangan siswa kelas 3 mengandung tiga A. Berbeda pada kelas 1 dan 2 yang hanya menghadirkan paling banyak dua A dalam satu kalimat simpleks. Selain itu, kalimat kompleks koordinatif pada karangan penceritaan ulang siswa kelas 3 paling banyak ditemukan daripada kalimat kompleks subordinatif dan ganda. Pada kelas ini ditemukan kalimat kompleks koordinatif yang mengandung tujuh klausa. Tujuh klausa adalah jumlah yang paling banyak ditemukan pada setiap kalimat kompleks yang ada. Semakin beragamnya tipe struktur dan banyaknya jumlah klausa pada kalimat-kalimat yang dihasilkan siswa kelas 3 ini menunjukkan bahwa kompetensi komunikasi tulis siswa kelas 3 sudah berkembang dengan sempurna seperti layaknya tulisan orang dewasa.

2. Transitivitas Kalimat dalam Karangan Penceritaan Ulang Siswa Kelas Rendah

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap transitivitas pada kalimat yang dihasilkan siswa kelas 1, 2, dan 3, terdapat perbedaan yang signifikan. Terlebih jumlah kalimat yang dihasilkan tiap kelas berbeda-beda maka unsur pengalaman yang muncul juga berbeda-beda. Oleh karena siswa kelas 3 lebih banyak menghasilkan kalimat daripada siswa kelas 1 dan 2, jumlah proses yang ditemuakan juga jauh lebih banyak. Tabel 7 berikut menunjukkan persentase kelima proses yang terdapat dalam karangan siswa kelas rendah. Tabel 7. Transitivitas Klausa yang Terdapat dalam Karangan Penceritaan Ulang siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar No. Proses Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1. Material 61 55 51 108 74 298 2. Mental 22 20 30 64 5 19 3. Verbal 17 15 12 24 7 28 4. Relasional - - 3 6 8 31 5. Eksistensional - - 4 9 6 24 Total Frekuensi 100 90 100 211 100 400 Tabel 7 menunjukkan bahwa unsur pengalaman yang paling banyak ditemukan dalam karangan penceritaan ulang siswa kelas rendah adalah proses material, kedua proses mental, ketiga proses verbal, keempat proses relasional, dan yang paling sedikit muncul proses eksistenional. Pada kelas 1 proses materia muncul paling banyak, lalu proses mental, dan yang paling sedikit proses verbal. Sedangkan, proses relasional dan eksistensional tidak ditemukan pada tingkat ini. Pada kelas 2 proses material tetap berada di peringkat pertama, kedua proses mental, ketiga proses verbal, keempat proses eksistensional, dan kelima proses relasional. Pada kelas 3 proses yang paling banyak yakni proses material, lalu diikuti oleh proses verbal, proses mental, keempat proses relasional, dan kelima proses eksistensional. Dari semua proses yang ada, proses material kemunculannya mendominasi di dalam karangan di kelas 1, 2, dan 3. Hal ini dikarenakan proses material memungkinkan siswa untuk mengungkapkan sebuah keadaan dan pekerjaan yang dilakukan. Terlebih gambar seri yang menjadi media menulis siswa menceritakan kejadian-kejadian dengan berbagai tindakan dari tokoh yang ada di dalam gambar tersebut. Secara umum penutur lebih mudah mengungkapkan suatu keadaan baik pekerjaan, perasaan, dan situasi daripada mendefinisikan sesuatu.

3. Peranti Kohesi dalam Karangan Penceritaan Ulang Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 1 13

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 1 21

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

1 5 154

Perbedaan hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat tidak menggunakan media audiovisual dan menggunakan media audiovisual siswa kelas V : studi di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta - USD Repository

0 0 142

Kesalahan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V, SD Kanisius Demangan Baru dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 189

Interferensi sintaksis Bahasa Jawa dalam karangan narasi siswa kelas V dan VI SD Negeri Merdikorejo Tempel Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 93

Analisis kesalahan ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Kanisius Duwet dan SD Negeri Nogotirto, Sleman, Yogyakarta, tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository

0 3 181

Peningkatan keaktifan dan kemampuan kognitif materi perkalian pecahan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS kelas V SD Kanisius Klepu Sleman - USD Repository

0 3 287

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif penjumlahan pecahan kelas V SD Kanisius Klepu Sleman - USD Repository

1 5 351