untuk mengetahui kadar keeratan hubungan kedua unsur yang dipisahkan. Kalimat
“kakak membeli gunting” apabila dilakukan penyisipan akan menghasilkan kalimat baru seperti di bawah ini:
4 Kakak yang membeli gunting. 5 Kakak membeli yang gunting.
Kadar keberterimaan klausa 4 lebih tinggi daripada klausa 5. Penyisipan kata yang di antara predikat dan komplemen membuat klausa tidak
dapat dimengerti secara semantik. Ini menunjukkan bahwa keeratan membeli dengan gunting, sedangkan kakak dengan membeli tidak erat.
Teknik pembalikan adalah membalikkan letak satu satuan lingual ke posisi lainnya. Teknik ini berguna untuk mengetahui kadar ketegaran satuan
lingual yang dibalik tersebut. Satuan lingual yang mudah dibalik menunjukkan satuan lingual tersebut tidak kuat di posisinya.
F. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang konkret dan benar perlu adanya pengecekan keabsahan data. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam
pengecekan keabsahan data, yakni pertama melakukan analisis secara terus- menerus sehingga mendapatkan hasil jenuh dan akurat. Pengecekan dengan
menganalisis ulang data penting dilakukan, terlebih apabila terdapat data yang terlewatkan. Kedua, berdiskusi dengan teman sebidang studi mengenai
penelitian yakni Lisna, Aisa, dan Tia. Berdiskusi akan memberikan masukan apabila peneliti mendapatkan kesulitan di tengah-tengah analisis. Beberapa hal
di atas diperlukan agar mendapatkan data yang bersifat andal dan absah.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang berjudul Komparasi Perkembangan Sintaksis dan Wacana Siswa Kelas Rendah SD Kanisius, Klepu, Sleman, Yogyakarta ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menguraikan analisis tentang struktur dan jenis kalimat yang dihasilkan siswa,
transitivitas yang muncul dalam tulisan siswa, kekohesian tulisan siswa, serta pengembangan tema-rema yang digunakan siswa. Penelitian ini juga
mendeskripsikan perbandingan karangan siswa kelas rendah berdasarkan indikator rumusan masalah. Instrumen yang digunakan adalah human instrument
dan instrumen pembantu, yakni gambar seri, yang berguna untuk mempermudah siswa menghasilkan sebuah karangan penceritaan ulang. Gambar seri
mengandung sebuah cerita yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, yaitu cerita tentang menolong seorang nenek menyeberangi jalanan
dan kegiatan bersekolah.
Tabel 3. Data Jumlah Siswa dan Kalimat yang Dihasilkan Tiap Kelas Kelas
1 2
3
Jumlah Siswa
19 23
21
Jumlah Kalimat yang Dihasilkan Tiap Anak 5-8
3-26 8-29
Total siswa yang menjadi sumber data penelitian ini sebanyak 63 orang. Siswa kelas 1 paling sedikit menghasilkan kalimat daripada siswa kelas 2 dan 3.
Siswa kelas 3 dipandang lebih banyak memiliki imajinasi daripada siswa kelas 2 dan 1, ini menunjukkan perkembangan produktif dan kognitif siswa meningkat