8.3 Skenario 6: Skenario 5 Plus Peningkatan Kapasitas Industri Sama
dengan Dampak Bea Ekspor
Alternatif strategi kebijakan pengembangan sistem agroindustri kakao dengan skenario 6 adalah pengembangan skenario 5 dengan pemberian insentif
oleh pemerintah yang mampu mendorong perkembangan industri pengolahan kakao. Pada skenario ini, insentif yang diberikan pemerintah seperti keringanan
pajak, subsidi suku bunga pinjaman, perbaikan infrastruktur, perbaikan iklim usaha dan lain-lain diasumsikan mampu mendorong industri pengolahan sama
seperti penerapan bea ekspor kakao dengan tingkat pencapaian target sebesar 60 persen. Dengan demikian asumsi pada skenario 6 adalah program Gernas
kakao dilaksanakan dengan pencapaian dampak sebesar 60 persen dari target, bea ekspor dihapuskan dan diganti dengan pemberian insentif terhadap pelaku
industri yang mampu mendorong industri pengolahan sama seperti penerapan bea ekspor kakao dengan tingkat pencapaian dampak kebijakan sebesar 60
persen dari target. Skenario ini disusun untuk menghilangkan dampak negatif pelaksanaan
bea ekspor kakao terhadap penerimaan petani akibat adanya penurunan harga. Sedangkan kebijakan pengganti bea ekspor digunakan berdasarkan beberapa
hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ada beberapa insentif yang dapat diberikan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan agroindustri. Insentif
tersebut antara lain kebijakan pajak Sinaga dan Susilowati, 2007, insentif investasi; kebijakan harmonisasi tarif bagi produk hilir dan bahan bakunya
Suprihatini, 2004; pengendalian nilai tukar, penetapan tingkat suku bunga Munandar, et al., 2008; Sukmananto, 2007. Selain itu, kebijakan pemerintah
dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif juga mampu mendorong industri hilir seperti jaminan keamanan investasi, supply chain management dan
infrastruktur Suprihatini, 2004, layanan dan kemudahan dalam melakukan
bisnis Christy, et al., 2009. Pemberian insentif dan penciptaan iklim usaha tersebut diasumsikan mampu mendorong perkembangan industri pengolahan
kakao juga didasarkan pada hasil penelitian Syam 2006 yang menyebutkan bahwa beberapa kendala utama dalam program pengembangan agroindustri
kakao adalah keterbatasan modal usaha, buruknya mekanisme birokrasi seperti perizinan dan pajak, serta infrastruktur yang belum memadai.
Gambar 58 Daya serap biji kakao oleh industri pada kondisi aktual dan skenario 6, Tahun 2008-2025.
Hasil simulasi terhadap skenario 6 menunjukkan bahwa selama periode analisis, kemampuan industri pengolahan kakao dalam menyerap produksi biji
kakao lebih tinggi dibandingkan kondisi aktual Gambar 58. Kondisi ini menunjukkan bahwa alternatif kebijakan dengan skenario 6, mampu mendorong
pertumbuhan industri lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan produksi biji kakao. Dengan skenario ini, pada tahun 2025, daya serap industri pengolahan mencapai
83,07 persen. Alternatif kebijakan dengan skenario 6 juga mampu meningkatkan pangsa
ekspor kakao olahan menjadi lebih baik dibandingkan dengan kondisi aktual selama periode analisis Gambar 59. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya daya
serap biji kakao oleh industri pengolahan sehingga biji kakao yang tersedia untuk diekspor semakin berkurang. Di sisi lain, volume kakao olahan yang tersedia
untuk diekspor mengalami peningkatan. Pada tahun 2025, dari 1.138.705,7 ton ekspor kakao Indonesia, 67,69 persen di antaranya merupakan kakao olahan.
Sedangkan jika dilihat dari sisi nilai, pangsa nilai ekspor kakao olahan 75,44 persen.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Akt ual: Daya ser ap bij i oleh indust r i Skenar io 6: Daya ser ap bij i oleh indust r i
Gambar 59 Pangsa volum dan
Gambar 60 Penerim
Dilihat dari sisi pene tidak mengalami perubaha
Hal ini terjadi karena ske lume dan nilai ekspor kakao olahan pada kond
an skenario 6, Tahun 2008-2025.
rimaan petani pada kondisi aktual dan skenario Tahun 2008-2025.
erimaan petani, alternatif kebijakan dengan s han jika dibandingkan dengan skenario 5 Ga
skenario 5 dan 6 hanya berbeda pada kapa ndisi aktual
rio 6,
n skenario 6 ambar 60.
pasitas dan
utilisasi industri pengolahan. Namun jika dibandingkan dengan kondisi aktual, skenario 6 mampu meningkatkan penerimaan petani yang terlibat dalam program
Gernas kakao, sedangkan penerimaan petani yang tidak terlibat dalam program tersebut memiliki penerimaan yang sama dengan kondisi aktual.
8.4 Skenario 7: Penggabungan Skenario 4, 5 dan 6
Skenario 7 merupakan penggabungan alternatif strategi kebijakan yang disimulasikan pada skenario 4, 5 dan 6. Dengan demikian, asumsi yang
digunakan dalam skenario ini adalah dengan menggunakan alternative kebijakan sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas dan mutu kakao perkebunan rakyat yang tidak terlibat dalam program Gernas kakao sebesar 50 persen dari
kondisi pada tahun awal analisis 2. Kebijakan penghapusan bea ekspor kakao, namun pemerintah tetap
memberikan insentif fiskal dan moneter seperti keringanan pajak dan subsidi suku bunga pinjaman terhadap industri pengolahan serta
memperbaiki iklim usaha dan infrastruktur sehingga diasumsikan mampu mendorong industri pengolahan sama seperti penerapan bea
ekspor kakao dengan tingkat pencapaian dampak kebijakan sebesar 60 persen dari target.
3. Tetap melaksanakan program Gernas
kakao dengan tingkat
pencapaian dampak kebijakan sebesar 60 persen dari target.
Gambar 61 Daya serap biji kakao oleh industri pada kondisi aktual dan skenario 7, Tahun 2008-2025.
20 40
60 80
100
Akt ual: Daya ser ap bij i oleh indust r i Skenar io 7: Daya ser ap bij i oleh indust r i