Skenario 3: Pen System Dynamics Model for Cocoa Agroindustry in Indonesia

disusun. Perbandingan simulasi dilakukan terkait dengan output model sistem agroindustri kakao yaitu daya serap industri pengolahan, pangsa volume dan nilai ekspor kakao olahan serta penerimaan petani disajikan pada Gambar 48, 49 dan 50 serta Lampiran 5, 6, 7, 8 dan 9. Sedangkan perbandingan simulasi yang terkait dengan output submodel pengolahan kakao, penyediaan bahan baku, konsumsi dan perdagangan disajikan pada Lampiran 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 17. Gambar 48 Perbandingan daya serap industri pengolahan kakao pada kondisi aktual, skenario 1, 2, dan 3, Tahun 2008-2025. Dari Gambar 48, dapat dilihat bahwa kebijakan Gernas dan bea ekspor kakao mampu meningkatkan pertumbuhan daya serap industri pengolahan kakao secara signifikan dan menunjukkan pola pertumbuhan exponential growth sejak tahun 2011, baik pada skenario 1, 2 dan 3. Namun pertumbuhan tertinggi diperoleh melalui skenario 3 karena pencapaian dampak kebijakannya lebih tinggi dibandingkan skenario lainnya. Daya serap industri pengolahan masing- masing skenario pada akhir periode analisis adalah 30,42 persen pada kondisi aktual, skenario 1 sebesar 55,1 persen, skenario 2 sebesar 74,33 persen dan skenario 3 sebesar 100 persen. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 1 2 8 1 1 2 9 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 2 1 4 1 1 2 1 5 1 1 2 1 6 1 1 2 1 7 1 1 2 1 8 1 1 2 1 9 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 4 1 1 2 2 5 Aktual Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Gambar 49 Perban aktu Gambar 50 Perband Perbandingan skenario 1, 2 dan pengolahan kakao G 2015, dimana pertum ekspor masing-masin pada kondisi aktual, persen dan skenario masing-masing sken andingan pangsa volume ekspor kakao olahan ktual, skenario 1, 2 dan 3, Tahun 2008-2025. dingan pangsa nilai ekspor kakao olahan pad skenario 1, 2 dan 3, Tahun 2008-2025. pangsa volume dan nilai ekspor kakao 3 memiliki pola yang mirip dengan daya Gambar 49 dan 50 yaitu exponential grow mbuhan tertinggi dicapai melalui skenario 3. sing skenario pada akhir periode analisis adala l, skenario 1 sebesar 39 persen, skenario 2 rio 3 sebesar 88,87 persen. Sedangkan pang nario pada akhir periode analisis adalah 29 an pada kondisi . da kondisi aktual, o olahan dengan ya serap industri owth sejak tahun 3. Pangsa volume alah 22,54 persen 2 sebesar 56,32 ngsa nilai ekspor 29,9 persen pada kondisi aktual, skenario 1 se dan skenario 3 sebesar 92, Gambar 51 Perban skena Jika dilihat dari sisi meningkatkan penerimaan sedangkan petani yang dibandingkan dengan kon tertinggi dicapai pada sk aktual Gambar 51. Pad mencapai Rp. 16,54 juta skenario 1 dan skenario 2 juta dan Rp. 14,26 juta disebabkan oleh adanya pe skenario tersebut. Sedan dibandingkan kondisi aktua penerimaan petani yang tid pertumbuhan yang sama. Gernas pada skenario 1, 2 dibandingkan kondisi aktu tersebut terjadi akibat harg aktual, namun produktivitas 1 sebesar 48,38 persen, skenario 2 sebesar 65 2,13 persen. andingan penerimaan petani pada kondisi aktu nario 1, 2 dan 3, Tahun 2008-2025. si penerimaan petani, skenario 1, 2 dan 3, an petani yang terlibat dalam program Gern g tidak terlibat mengalami penurunan pe ndisi aktual. Pertumbuhan penerimaan peta skenario 3, diikuti skenario 2, skenario 1 da ada akhir periode analisis, penerimaan peta ta per ha, lebih tinggi dibandingkan kond 2 yang masing-masing sebesar Rp. 4,18 juta, ta per ha. Perbedaan penerimaan petan perbedaan produktivitas dan mutu kakao pada angkan tingkat harga yang diterima lebi ual sebagai dampak penerapan bea eskpor. D tidak terlibat program Gernas kakao memiliki t a. Pada akhir periode analisis, penerimaan p 2 dan 3 yaitu sebesar Rp. 3,97 juta per ha, leb ktual sebesar Rp. 4,18 juta. Penurunan pe rga yang diterima petani lebih rendah dibandi as dan mutu kakao tidak mengalami perubaha 65,4 persen tual, 3, mampu rnas kakao, penerimaan tani Gernas dan kondisi tani Gernas ndisi aktual, a, Rp. 12,03 ani Gernas da skenario- bih rendah . Di sisi lain, i tingkat dan petani non lebih rendah penerimaan ding kondisi han.