utilisasi industri pengolahan. Namun jika dibandingkan dengan kondisi aktual, skenario 6 mampu meningkatkan penerimaan petani yang terlibat dalam program
Gernas kakao, sedangkan penerimaan petani yang tidak terlibat dalam program tersebut memiliki penerimaan yang sama dengan kondisi aktual.
8.4 Skenario 7: Penggabungan Skenario 4, 5 dan 6
Skenario 7 merupakan penggabungan alternatif strategi kebijakan yang disimulasikan pada skenario 4, 5 dan 6. Dengan demikian, asumsi yang
digunakan dalam skenario ini adalah dengan menggunakan alternative kebijakan sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas dan mutu kakao perkebunan rakyat yang tidak terlibat dalam program Gernas kakao sebesar 50 persen dari
kondisi pada tahun awal analisis 2. Kebijakan penghapusan bea ekspor kakao, namun pemerintah tetap
memberikan insentif fiskal dan moneter seperti keringanan pajak dan subsidi suku bunga pinjaman terhadap industri pengolahan serta
memperbaiki iklim usaha dan infrastruktur sehingga diasumsikan mampu mendorong industri pengolahan sama seperti penerapan bea
ekspor kakao dengan tingkat pencapaian dampak kebijakan sebesar 60 persen dari target.
3. Tetap melaksanakan program Gernas
kakao dengan tingkat
pencapaian dampak kebijakan sebesar 60 persen dari target.
Gambar 61 Daya serap biji kakao oleh industri pada kondisi aktual dan skenario 7, Tahun 2008-2025.
20 40
60 80
100
Akt ual: Daya ser ap bij i oleh indust r i Skenar io 7: Daya ser ap bij i oleh indust r i
Hasil simulasi terhadap skenario 7 menunjukkan bahwa sebelum tahun 2017, kemampuan industri pengolahan menyerap produksi biji kakao masih lebih
rendah dibandingkan kondisi aktual Gambar 61. Namun setelah tahun 2017, daya serap industri pada skenario 7 lebih tinggi dibandingkan kondisi aktual
karena pada kondisi aktual terjadi tren penurunan daya serap industri walaupun daya serap industri pengolahan pada skenario 7 relatif stagnan sejak tahun 2011.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas dan utilisasi produksi industri pengolahan relatif sama dengan pertumbuhan produksi biji
kakao. Dengan skenario 7, produksi biji kakao yang dapat diserap oleh industri pengolahan pada tahun 2025 diperkirakan sebesar 38,96 persen.
Daya serap industri pengolahan kakao yang relatif stagnan juga diikuti oleh pangsa ekspor kakao olahan baik volume maupun nilai. Dari Gambar 62 dapat
dilihat bahwa pangsa ekspor kakao olahan relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak tahun 2015. Pangsa ekspor kakao olahan baik volume
maupun nilai dengan skenario 7 baru bisa melampaui kondisi aktual pada tahun 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja ekspor industri pengolahan pada
skenario 7 masih lebih rendah dibandingkan kondisi aktual. Pada tahun 2025, pangsa volume ekspor kakao olahan diperkirakan sebesar 24,41 persen,
sedangkan pangsa nilai ekspor kakao olahan adalah sebesar 32,13 persen.
Gambar 62 Pangsa volume dan nilai ekspor kakao olahan pada kondisi aktual dan skenario 7, Tahun 2008-2025.
15 20
25 30
35 40
45 50
Akt ual: Pangsa Nilai Kakao Olahan Akt ual: Pangsa Volum e Kakao Olahan
Skenar io 7: Pangsa Nilai Kakao Olahan Skenar io 7: Pangsa Volum e Kakao Olahan
Gambar 63 Penerimaan petani pada kondisi aktual dan skenario 7, Tahun 2008-2025.
Alternatif kebijakan dengan menggunakan skenario 7 menyebabkan penerimaan petani menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi aktual
Gambar 63. Peningkatan penerimaan petani tersebut disebabkan oleh 3 faktor yaitu: i peningkatan produktivitas perkebunan rakyat, baik yang mengikuti
program Gernas maupun tidak; ii peningkatan produksi biji kakao fermentasi yang memiliki tingkat harga yang lebih baik pada perkebunan rakyat; dan iii
penghapusan bea ekspor kakao menyebabkan tingkat harga yang diterima petani menjadi lebih tinggi. Pada tahun 2025, penerimaan petani Gernas
diperkirakan mencapai Rp. 15,01 juta, dan petani yang tidak terlibat dalam Gernas sebesar Rp. 10,84 juta.
8.5 Skenario 8: Skenario 7 Plus Peningkatan Kapasitas Industri 10 Persen per Tahun
Alternatif kebijakan dengan skenario 8 merupakan pengembangan dari skenario 7 dimana kapasitas terpasang industri pengolahan diasumsikan
meningkat sebesar 10 persen per tahun, sedangkan utilisasinya meningkat sebesar 20 persen dari kondisi aktual menjadi 79,9 persen. Pertimbangan dari
penggunaan skenario ini adalah rendahnya daya serap industri pengolahan
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
20,000
R p
.0 ,-
Akt ual: Penerim aan pet ani Skenario 7: Penerim aan pet ani Gernas
Skenario 7: Penerim aan pet ani Non - Gernas
terhadap produksi biji kakao serta masih rendahnya pangsa ekspor volume dan biji kakao olahan yang dihasilkan dengan skenario 7. Dengan demikian, secara
keseluruhan asumsi yang digunakan pada skenario 8 adalah: 1. Meningkatkan produktivitas dan mutu kakao perkebunan rakyat yang
tidak terlibat dalam program Gernas kakao sebesar 50 persen dari kondisi pada tahun awal analisis
2. Kebijakan penghapusan bea ekspor kakao, namun pemerintah tetap memberikan insentif fiskal dan moneter seperti keringanan pajak dan
subsidi suku bunga pinjaman terhadap industri pengolahan serta memperbaiki iklim usaha
dan infrastruktur sehingga kapasitas
terpasang industri pengolahan diasumsikan meningkat sebesar 10 persen per tahun, sedangkan utilisasinya meningkat sebesar 20 persen
dari kondisi aktual menjadi 79,9 persen. 3. Tetap melaksanakan program
Gernas kakao
dengan tingkat pencapaian dampak kebijakan sebesar 60 persen dari target.
Gambar 64 Daya serap biji kakao oleh industri pada kondisi aktual dan skenario 8, Tahun 2008-2025
Hasil simulasi terhadap skenario 8 menunjukkan bahwa kinerja sistem agroindustri kakao lebih baik dari kondisi aktual. Dinamika daya serap biji kakao
oleh industri pengolahan menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, bertolak belakang dengan kondisi aktual Gambar 64. Penerapan alternatif
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Akt ual: Daya ser ap bij i oleh indust r i Skenar io 8: Daya ser ap bij i oleh indust r i