Analisis Kebutuhan Formulasi Masalah

4.2.4 Pengembangan Mo

Pengembangan mod yang memiliki keterkaitan sa baku; 2 submodel pengo dan 4 submodel perdagan penjabaran dari diagram se variabel yang terkait serta dalam submodel maupun model dinamika sistem ini d yang diindikasikan oleh din negeri, pangsa ekspor k Indonesia secara keseluru hektar areal perkebunan ka Gambar 14 Keterkaitan an 1. Submodel Penyediaan B Submodel penyediaa dalam sistem agribisnis kak ini adalah petani maupun Submodel penyediaan b penyediaan bahan baku bij dalam submodel pengolaha biji kakao fermentasi dan n fermentasi dalam submod kakao, yaitu perkebunan odel del sistem agroindustri kakao disusun dari 4 satu sama lain, yaitu: 1 submodel penyedia golahan kakao; 3 submodel konsumsi kaka angan Gambar 14. Pengembangan model m sebab akibat yang dilakukan melalui identifika rta membangun hubungan antar variabel terse n dalam model secara keseluruhan. Penge i ditujukan untuk mengetahui perilaku industri inamika daya serap biji kakao oleh industri pe kakao olahan dibandingkan dengan eksp uruhan serta tingkat penerimaan petani un kakao yang diusahakan. antar submodel dalam model sistem agroindus Bahan Baku iaan bahan baku dibangun dari subsistem akao. Dengan demikian, pelaku utama dalam n perusahaan yang terlibat dalam perkebun bahan baku disusun untuk mengetahui biji kakao untuk industri pengolahan kakao ya han kakao. Penyediaan bahan baku terdiri da non fermentasi. Produksi biji kakao fermentasi del ini berasal dari 3 jenis pengusahaan pe n rakyat, perkebunan besar negara dan pe 4 submodel diaan bahan kao olahan; l merupakan ikasi elemen rsebut, baik gembangan stri hilir kakao pengolahan spor kakao ntuk setiap ustri kakao. usahatani m submodel unan kakao. ui perilaku yang berada dari 2, yaitu tasi dan non perkebunan perkebunan besar swasta. Penggunaan 3 jenis pengusahaan dalam model ini dilakukan karena ketiga jenis pengusahaan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, seperti mutu biji kakao yang dihasilkan fermentasi dan nonfermentasi, produktivitas, dan tren pertumbuhan luas areal. Gambar 15 Diagram alir submodel penyediaan bahan baku. Tujuan dari penyusunan submodel ini adalah untuk menganalisis perilaku ketersediaan bahan baku biji kakao untuk industri pengolahan, terutama biji kakao fermentasi yang sering menjadi faktor pembatas bagi industri. Tujuan ini dapat dicapai apabila perkebunan kakao di Indonesia mampu menyediakan biji kakao baik fermentasi maupun non fermentasi untuk bahan baku industri pengolahan. Submodel penyediaan bahan baku biji kakao yang dibangun disajikan pada Gambar 15. Deskripsi, data dan sumber data serta keterkaitan antar variabel disajikan pada Tabel 5, sedangkan persamaan matematis yang LA PR LJ LA PR Frks LJ LA PR To t a l Pro d Frmn t s To t a l Pro d Nn Frmn t s LA PN LJ LA PN Prd kt vt s PN Frks LJ LA PN Prd ks PN Frks Frmn t s PN Fra ksi Nn frmn t s PN Prd ks Frmn t s PN Prd ks Nn Frmn t s PN LA PS LJ LA PS Prd kt vt s PS Frks LJ LA PS Prd ks PS Frks Frmn t s PS Fra ksi Nn frmn t s PS Prd ks Nn Frmn t s PS Pro d Frmn t s PS To t a l p ro d u ksi b ij i Prd kt vt s PR Lj p n g kt n p rd kt vt s PR Prd ks PR Prd ks Frmn t s PR Prd ks n n frmn t s PR Fra ksi lj p rd kt vt s PR Fra ksi fe rme n t a si PR Fra ksi n n frmn t s PR Lj p n g kt n p rd kt vt s PN Frks lj p n g kt n p rd kt vt s PN Lj p n g kt n p rd kt vt s PS Frks lj p rd kt vt s PS Pe n e rima a n p e t a n i I n it p rd kt vs PR I n it LA PR I n it p rd kt vt s PN I n it LA PN I n it p rd kt vt s PS I n it LA PS LA To t a l