Konsep Lembaga dan Fungsi Tataniaga

20 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Tataniaga Menurut Dahl dan Hammond 1977 Tataniaga merupakan serangkaian tahapan fungsi yang diperlukan dalam penangan dan pergerakan input ataupun produk mulai dari titik produksi primer sampai konsumen akhir. Menurut Limbong dan Sitorus 1985 tataniaga adalah serangkaian proses kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang- barang hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke konsumen. Menurut Kohls dan Uhl 2002 tataniaga merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran dari produk-produk dan jasa-jasa dimulai dari tingkat produksi pertanian sampai tingkat konsumen akhir.

3.1.2 Konsep Lembaga dan Fungsi Tataniaga

Dalam menyampaikan suatu barang atau jasa terlibat beberapa badan mulai dari produsen, lembaga-lembaga perantara dan konsumen. Karena jarak antara produsen yang menghasilkan barang atau jasa sering berjauhan dengan konsumen, maka fungsi badan perantara sangat diharapkan kehadirannya untuk menggerakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut dari titik produsen ke titik konsumsi. Lembaga-lembaga ini bisa dalam bentuk perseorangan, perserikatan maupun perseroan yang akan melakukan fungsi-fungsi tataniaga, baik fungsi pertukaran, fungsi fisik maupun fungsi fasilitas. Penggolongan lembaga tataniaga menurut Limbong dan Sitorus 1985 didasarkan pada fungsi, penguasaan terhadap suatu barang, kedudukan dalam suatu pasar serta berdasarkan bentuk usahanya, yaitu: 1. Penggolongan lembaga tataniaga berdasarkan fungsi yang dilakukan, yaitu:  Lembaga tataniaga yang melakukan kegiatan pertukaran, seperti pengecer, grosir, dan lembaga perantara lainnya.  Lembaga tataniaga yang melakukan kegiatan fisik, seperti badan pengangkutantransportasi, pengolahan dan penyimpanan. 21  Lembaga tataniaga yang menyediakan fasilitas-fasilitas tataniaga, seperti informasi pasar dan kredit desa. Lembaga ini dapat berupa KUD Kantor Unit Desa, Bank Unit Desa, dan yang lainnya. 2 . Penggolongan lembaga tataniaga berdasarkan penguasaan terhadap suatu barang, yaitu:  Lembaga tataniaga yang menguasai dan memiliki barang yang dipasarkan, seperti pedagang pengecer, grosir, pedagang pengumpul dan tengkulak.  Lembaga tataniaga yang menguasai tetapi tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti agen, makelar atau broker dan lembaga pelelangan.  Lembaga tataniaga yang tidak menguasai dan tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti lembaga pengangkutan, pengolahan dan perkreditan. 3. Penggolongan tataniaga berdasarkan kedudukannya dalam suatu pasar, yaitu:  Lembaga tataniaga bersaing sempurna, seperti pengecer beras dan pengecer rokok.  Lembaga tataniaga monopolistis, seperti pedagang bibit dan pedagang benih.  Lembaga tataniaga oligopolis, seperti importir cengkeh dan perusahaan semen.  Lembaga tataniaga monopolis, seperti perusahaan kereta api serta perusahaan pos dan giro. 4. Penggolongan lembaga tataniaga juga dilakukan berdasarkan bentuk usahanya, yaitu:  Berbadan hukum, seperti perseroan terbatas, firma dan koperasi.  Tidak berbadan hukum, seperti perusahaan perseorangan, pedagang pengecer dan tengkulak. Limbong dan Sitorus 1985 menyatakan bahwa proses penyampaian barang dari produsen ke konsumen memerlukan berbagai tindakan atau kegiatan. Kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi tataniaga. Pendekatan fungsi tataniaga yang sering dilakukan oleh pelaku tataniaga mencakup: • Fungsi pertukaran merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dari barang atau jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran ini terdiri atas fungsi pembelian dan fungsi penjualan. 22 • Fungsi fisik adalah semua tindakan yang berhubungan langsung dengan barang atau jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, waktu dan bentuk. Fungsi ini dibagi menjadi fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan dan fungsi pengolahan. • Fungsi fasilitas merupakan semua tindakan yang berhubungan dengan tindakan yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi fasilitas terdiri atas fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko, fungsi standarisasi dan grading serta fungsi informasi pasar .

3.1.3 Konsep Saluran Tataniaga