66
pasaran yang disesuaikan dengan permintaan dan penawaran kelinci. Kondisi tawar-menawar antara tengkulak dengan pengecer, posisi pengecer lebih dominan
dari pada tengkulak. Penentuan harga beli didasarkan pada kekuatan permintan dan penawaran yang terjadi di pasar.
Para peternak memperoleh informasi perubahan harga yang terjadi, biasanya dari peternak lain, kelompok tani, tengkulak dan pengecer, serta tetap
melakukan pengecekan di pasar dengan langsung melihat aktivitas jual beli yang sedang berlangsung. Informasi tersebut merupakan dasar bagi peternak dalam
meneyepakati harga yang di tawarkan oleh tengkulak, pengecer dan koperasi.
6.4.3 Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran anakan kelinci jenis hias lokal, hias luar dan pedaging yang dilakukan oleh lembaga tataniaga dapat berupa sistem pembayaran tunai,
sistem pembayaran uang muka dan sistem pembayaran dengan kelinci. Sistem pembayaran berlangsung tergantung pada kepercayaan dan perjanjian antara
kedua belah pihak. Sistem pembayaran tunai merupakan pembayaran langsung dengan uang
tunai oleh lembaga pemasaran kepada peternak yang dilakukan pada saat transaksi, dimana serah terima kepemilikan dilakukan dan pembayaran pun
dilakukan pada saat itu juga dengan sistem pembayaran sesuai dengan harga yang disepekati. Sistem pembayaran tunai merupakan sistem pembayaran yang paling
sering dilakukan pada saat membeli kelinci di Desa Gunung Mulya. Sistem pembayaran tunai sering dilakukan dari pedang pengumpul dan koperasi kepada
peternak dengan persentase 80 persen. Sistem pembayaran uang muka atau yang dikenal dengan sistem panjer
merupakan sistem pembayaran dengan membayar dari sebagian jumlah harga yang telah disepakati pada saat transaksi jual beli kelinci dilakukan. Sistem
pembayaran uang muka dimana uang yang dibayarkan dari lembaga tataniaga hanya sebagian dari harga jual yang telah disepakati. Sistem pembayaran ini
kadang-kadang dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pengecer. Setelah membayar setengah dari jumlah harga kelinci pada saat kelinci di jual,
pembayaran setengahnya lagi akan dilakukan pada saat pembelian selanjutnya
67
atau pada saat penjualan kelinci telah habis terjual. Sistem pembayaran panjer yang dilakukan kepada peternak dengan pesentase 12 persen.
Sistem pembayaran yang dilakukan dengan kelinici baik itu kelinci hias jenis lokal, luar dan pedaging biasanya dilakukan oleh peternak kepada koperasi,
misalnya pada saat peternak dalam keadaan sangat membutuhkan uang untuk membeli pakan bagi kelinci, maka peternak biasanya datang ke koperasi dan
meminjam uang ke koperasi. Kemudian koperasi membantu untuk menyediakan kebutuhan peternak sehingga peternak berhutang pada koperasi dan sebagai
pengembalian pinjaman, koperasi tidak minta dibayarkandikembalikan dengan uang, namun pada saat panen kelinci peternak harus menjual kelincinya pada
koperasi. Persentase dari sistem pembayaran dengan kelinci adalah 8 persen.
6.4.4 Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga