16
rekomendasi bauran pemasaran produk daging kelinci di Kota Bogor. Metode analisis menggunakan metode deskriptif dan analisis regresi logistik biner.
Karakteristik konsumen daging kelinci yang ada di Kota Bogor dapat dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran.
Berdasarkan usia, mayoritas konsumen berada pada usia produktif yaitu antara 31-40 tahun. Konsumen tersebut mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan
tingkat pendidikan tinggi yang didominasi oleh sarjana. Adapun pekerjaan sebagian besar dari konsumen daging kelinci adalah pegawai swasta. Untuk
tingkat pengeluaran, sebagian besar konsumen berada pada kisaran antara Rp 1.620.000,00 hingga Rp 2.700.000,00.
Persepsi konsumen dari aspek budaya adalah sangat baik ditinjau dari adat istiadat dan agama konsumen. Dari aspek sosial, konsumen memberikan persepsi
yang baik terhadap daging kelinci. Untuk aspek psikologis konsumen juga memberikan persepsi yang baik bila ditinjau dari aspek psikologis, artinya bahwa
hambatan prikologs tidak menjadi pengaruh yang signifikan bagi konsumen daging kelinci untuk melakukan konsumsi. Untuk persepsi keseluruhan,
konsumen memberikan persepsi yang baik terhadap daging kelinci baik itu ditinjau dari aspek budaya, sosial, psikologis dan aspek bauran pemasaran.
Variabel yang memiliki pengaruh nyata dalam pembentukan persepsi konsumen terhadap daging kelinci ini adalah variabel jenis kelamin. Konsumen yang
berjenis kelamin perempuan cenderung memberikan persepsi yang baik terhadap daging kelinci 8,3 kali dibandingkan konsumen pria.
2.3.2 Penelitian Terdahulu Terkait dengan Tataniaga Komoditi Peternakan
Penelitian terdahulu terkait dengan tataniaga seperti yang dilakukan oleh Ratniati 2007 dengan judul Analisis Sistem Pemasaran Ternak Sapi Potong PT
Great Giant Livestock Company GGLC yang berlokasi di Lampung Tengah yang menganalisis saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur biaya,
besar biaya, struktur perilaku dan pelaksanaan pasar, margin pemasaran, RC ratio dan farmer’s share. Metode pengambilan data untuk analisis lembaga dan saluran
pemasaran dilakukan dengan cara penarikan sampel dimana wilayah yang diteliti adalah Jakarta, Bogor dan Lampung. Untuk sampel individu berjumlah 16
responden yang mewakili setiap lembaga yang terlibat yang terdiri dari pedagang
17
penerima, pedagang pemotongpengecer, agen dan pedagang pengumpul. Berdasarkan pengamatan, pada wilayah lampung terdapat 8 saluran pemasaran,
Bogor terdapat 6 saluran pemasaran dan Jakarta 5 saluran pemasaran. Nilai farmer’s share pada pemasaran sapi potong untuk semua saluran diatas 90 persen.
Sistem penentuan harga yang dilakukan oleh PT GGLC berdasarkan pada klasifikasi ternak sapi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Dimana harga sapi
pejantan lebih tinggi dibandingkan sapi betina. Penelitian Permadi 2008 mengenai Analisis Tataniaga Kambing
Peranakan Ettawa PE di Purwarejo Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur, perilaku dan keragaan pasar, margin tataniaga dan nilai
farmer’s share. Hasil penelitian ini adalah struktur pasar yang dihadapi penjual dan pembeli adalah pasar persaingan tidak sempurna sedangkan pasar yang
dihadapi pedagang adalah persaingan monopolistik. Terdapat 4 saluran dalam pemasaran kambing PE dengan sistem penjualan yang dilakukan adalah dengan
sistem grading. Grading terbagi menjadi Grade A,B, C dan D. Nilai farmer’s share pada penelitian ini cukup tinggi dengan nilai minimal 80,65 persen.
Penelitian Afrianto 2007 dengan judul analisis Margin Tataniaga dan Keterpaduan Pasar daging Domba yang berlokasi di kabupaten Majalengka Jawa
Barat. Tujuan penelitian ini adalah sama dengan yang dilakukan oleh Ratiniati 2007 dan Permadi 2008 yaitu mengidentifikasi pola saluran pemasaran,
struktur dan perilaku pasar sera menganalisis marjin tataniaga. Tetapi yang membedakan adalah peneliti juga melakukan analisis keterpaduan pasar antara
pemasok dan pasar pengecer daging domba dengan menggunaka data sekunder berupa perkembangan harga rata-rata mingguan daging domba. Pemilihan
responden dilakukan dengan metode sensus. Lambaga pemasaran yang terlibat pada penelitian ini adalah 9 orang pedagang pemasok, 18 orang pedagang besar
dan 24 pedagang pengecer. Hasil perhitungan pada penelitian ini diketahui bahwa sebaran margin untuk tiap salutan tidak merata.
Penelitian Faisal 2010 dengan judul Analisis Tataniaga Sapi Potong PT Kariyana Gita Utama, Cicurug, Sukabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi saluran, lembaga dan fungsi tataniaga sapi potong PT KGU serta menghitung margin tataniaga, farmer’s share, biaya pemasaran, keuntungan dan
18
struktur pasar tataniaga sapi potong PT KGU. Penelitian ini menggunakan metode Snawball sampling. Berdasarkan penelusuran, didapatkan hasil bahwa saluran
pemasaran yang terbentuk berjumlah 6 saluran dengan empat lembaga yang terlibat yaitu pedagang pengumpul, pedagang pemotong, pedagang pengecer dan
Rumah Potong Hewan RPH. Saluran yang paling efisien adalah saluran pemasaran 3 berdasarkan margin terendah yaitu 23,55 persen dengan nilai
farmer’s share tertinggi yaitu 76,45 persen. Struktur pasar yang dihadapi hampir seluruh lembaga tataniaga sapi potong PT KGU cenderung bersifat oligopoli. Hal
ini dilihat dari kemampuan tataniaga dalam menetuan harga, produk yang diperdagangkan bersifat homogen dan hambatan keluar masuk pasar yang cukup
tinggi.
2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu