81
6.6.3 Rasio Keuntungan dan Biaya
Rasio keuntungan dan biaya digunakan untuk mengetahui penyebaran keuntungan dan biaya pada setiap lembaga tataniaga yang terlibat pada masing-
masing saluran tataniaga Kelinci hias jenis lokal, hias luar dan pedaging di Desa Gunung Mulya. Rasio ini menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh yang
diperolah suatu lembaga tataniaga terhadap biaya tataniaga dikeluarkan oleh lembaga tataniaga pada satu pola saluran pemasaran. Semakin tinggi nilai rasio
yang diperolah dapat menujukkan semakin besar keuntungan yang didapatkan oleh lambaga tataniaga yang terlibat. Rasio keuntungan biaya pada tataniaga
kelinci hias jenis lokal dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Rasio Keuntungan dan Biaya pada Kelinci Hias Jenis Lokal Saluran
Lembaga Tataniaga
Keuntungan Rpekor
Biaya RpEkor
Rasio Keuntungan terhadap biaya
1 Tengkulak
4.617,8 172,6
26,8 Pengecer
6.987,2 3.021,8
2,3 2
Tengkulak 4.617,8
172,6 26,8
Pengecer 9.733,6
266,4 36,5
3 Pengecer
7.687,5 1.312,5
5,9 4
Koperasi 4.413,7
1.086,3 4,1
Pengecer 6.750
750 9
5 Peternak
2.312,5 1.562,5
1,5 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rasio keuntungan dan biaya
terbesar pada tataniaga kelinci hias jenis lokal terdapat pada saluran 2 yaitu pada tengkulak sebesar 26,8 dan pengecer Bogor sebesar 36,5. Rasio keuntungan
sebesar 26,8 berarti bahwa setiap Rp 1 per ekor biaya tataniaga yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 26,8 per ekor kelinci hias jenis lokal.
Nilai rasio keuntungan biaya terkecil terdapat pada saluran 5 yaitu pada peternak sebesar 1,5 yang artinya dari biaya Rp 1 per ekor kelinci hias jenis lokal akan
mendatangkan keuntungan hanya sebesar Rp 1,5 per ekor. Rasio keuntungan biaya pada tataniaga kelinci hias luar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
82
Tabel 22. Rasio Keuntungan dan Biaya pada Kelinci Hias Jenis Luar
Saluran Lembaga
Tataniaga Keuntungan
RpEkor Biaya
RpEkor Rasio keuntungan
terhadap biaya 1
Tengkulak 13.875
1.125 12,3
Pengecer 14.250
5.750 2,4
2 Tengkulak
13.875 1.125
12,3 Pengecer
8.125 1.875
4,3 3
Koperasi 7.693,7
2.306,3 3,3
Pengecer 8.125
1.875 4,3
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rasio keuntungan dan biaya terbesar pada tataniaga kelinci hias jenis luar terdapat pada saluran 2 yaitu pada
tengkulak sebesar 12,3 dan pengecer Bogor sebesar 2,2. Rasio keuntungan sebesar 12,3 berarti bahwa setiap Rp 1 per ekor biaya tataniaga yang dikeluarkan akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp 12,3 per ekor kelinci hias jenis luar. Nilai rasio keuntungan biaya terkecil terdapat pada saluran 3 yaitu pada koperasi
sebesar 3,3 dan pengecer Bogor sebesar 4,3 yang artinya dari biaya Rp 1 per ekor kelinci hias jenis luar akan mendatangkan keuntungan hanya sebesar Rp 3,3 per
ekor. Rasio keuntungan biaya pada tataniaga kelinci pedaging dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Rasio Keuntungan dan Biaya pada Kelinci Pedaging
Saluran Lembaga
Tataniaga Keuntungan
RpEkor Biaya
RpEkor Rasio
keuntungan terhadap biaya
1 Koperasi
41.938 9.563
4,4 2
Koperasi 41.938
9.563 4,4
Pengecer 6.000
4.000 1,5
3 Koperasi
41.938 9.563
4,4 Pengecer
10.666,7 7.333,4
1,5
Berdasarkan tabel terlihat bahwa rasio keuntungan dan biaya terbesar pada tataniaga kelinci jenis pedaging terdapat pada saluran 1,2 dan 3 yaitu pada
koperasi sebesar 4,4. Rasio keuntungan sebesar 4,4 berarti bahwa setiap Rp 1 per kilogram biaya tataniaga yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar
Rp 4,4 per kilogram daging kelinci. Nilai rasio keuntungan biaya terkecil terdapat pada saluran 2 dan 3 yaitu pada pengecer dalam dan luar Bogor sebesar 1,5 yang
artinya dari biaya Rp 1 per kilogram olahan daging kelinci akan mendatangkan keuntungan hanya sebesar Rp 1,5 per kilogram.
83
Untuk melihat efisiensi dari sisi petani, maka diantara ketiga jenis kelinci yang dibudidayakan di Desa Gunung Mulya, kelinci jenis hias luar yang paling
efisien, karena memiliki farmer’s share tertinggi yaitu antara 58,8-73,3 persen. Sedangkan untuk melihat efisiensi operasional, menurut Ratna Winandi dalam
Buku Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran, indikator yang paling tepat digunakan adalah menggunakan ratio keuntungan dan biaya. Pada penelitian
tentang tataniaga kelinci di Desa Gunung Mulya, saluran yang paling efisien dari segi operasional adalah saluran 2 pada tataniaga kelinci hias jenis lokal pada
lembaga pengecer yaitu sebesar 36,5 yang berarti dari Rp 1 biaya yang dikeluarkan dalam tataniaga kelinci hias jenis lokal akan mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 36,5 per ekor kelinci hias jenis lokal.
84
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan