65
Tabel 15. Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok
Barang di Jawa Barat pada Tahun 2007 Kota
Makanan Rp
Persentase Non Makanan
Rp Persentase
Bogor 249.624
37,67 412.983
62,33 Sukabumi
255.558 51,10
244.603 48,90
Bandung 226.878
41,42 320.876
58,58 Cirebon
194.545 44,18
245.771 55,82
Bekasi 235.438
39,91 354.468
60,09 Depok
250.414 41,19
357.464 58,81
Cimahi 245.556
45,21 297.550
54,79 Tasikmalaya
176.778 46,31
204.964 53,69
Banjar 173.871
51,42 164.282
48,34
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Daerah, BPS Provinsi Jawa Barat 2007
6.1.3. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan di lokasi tempat operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha. Suatu
usaha yang berhasil ditentukan oleh bagaimana perusahaan tersebut dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Adapun faktor sosial,
budaya, demografi dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan industri tanaman hias dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan
selera konsumen tanaman hias. 1
Tingkat pertumbuhan penduduk. Faktor jumlah penduduk merupakan salah satu faktor demografi yang
berpengaruh terhadap operasi perusahaan. Peningkatan jumlah penduduk diperkirakan dapat meningkatkan pangsa pasar potensial serta jumlah
angkatan kerja. Pertumbuhan jumlah penduduk lebih berpengaruh pada peningkatan ketersediaan tenaga kerja untuk usaha tanaman hias, dimana
semakin banyak tenaga kerja maka semakin murah biaya tenaga kerja. Secara umum pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat dari tahun ke
tahun. Pada Tabel 16 dapat dilihat perkembangan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat dari tahun 2005-2008. Pertumbuhan jumlah
66 penduduk Indonesia ini mengindikasikan bahwa semakin besar potensi
ketersediaan tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan usaha tanaman hias.
Tabel 16. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008
Tahun Jumlah Penduduk orang
Pertumbuhan 2005
219.852.000 -
2006 222.550.700
1,23 2007
222.642.000 1,39
2008 228.523.300
1,28
Sumber: BPS 2008
Kota Depok, tempat lokasi usaha didirikan, merupakan salah satu kota yang mengalami peningkatan jumlah penduduk. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
17 yang menunjukkan pertumbuhan jumlah penduduk kota Depok dari tahun
2004-2007. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk kota Depok dari tahun 2004-2007 terus mengalami peningkatan.
Tabel 17.
Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Depok Tahun 2004-2007 Tahun
Jumlah Penduduk orang Pertumbuhan
2004 1.353.249
- 2005
1.373.860 1,52
2006 1.393.568
1,43 2007
1.412.772 1,39
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2008
2 Tren tanaman hias
Tanaman hias adalah kebutuhan jasmani, yang pemenuhannya dilakukan setelah pemenuhan kebutuhan pokok sandang, pangan dan papan. Kebutuhan
diluar kebutuhan pokok, adalah barang-barang yang memiliki sensitifitas yang tinggi. Suatu saat akan digemari dan harganya akan melambung karena
67 permintaan meningkat, disaat lain akan menurun tajam begitu permintaannya
berhenti.
3
Perubahan selera konsumen terhadap produk tanaman hias yang mudah berubah merupakan salah satu faktor sosial yang berpengaruh pada usaha
tanaman hias. Selera tersebut menjadikan adanya suatu tren terhadap jenis- jenis tanaman hias. Menurut Dewi Sukma 2009, pakar tanaman hias IPB,
perkembangan tren tanaman hias 5 tahun terakhir didominasi oleh beberapa jenis tanaman pot seperti agloenema, anthurium daun, Euphorbia mili, dan
adenium. Pada tahun 2004, tren tanaman hias terlihat pada jenis agloenema. Kemudian tren jenis tanaman tersebut bergeser menjadi tren anthurium pada
tahun 2006. Untuk tahun 2008-2009, agloenema dan sansiviera cenderung menjadi pusat perhatian para pecinta tanaman hias terutama dengan
diluncurkannya varietas-varietas baru oleh pemulia sansiviera. Namun karena varietas tersebut masih tergolong mahal, peredarannya agak terbatas
di kalangan hobiis dan pengusaha bermodal besar.
4
Adanya perubahan ini membuat harga tanaman hias menjadi sangat fluktuatif. Tanaman hias yang trennya sedang meningkat bisa memiliki harga
yang sangat tinggi, namun harga tersebut bisa jatuh sangat drastis pada saat yang tidak terduga. Misalnya, fluktuasi harga yang terjadi pada tanaman
anthurium pada bulan Mei-September 2007. Dalam kurun waktu tersebut kenaikan harga anthurium bisa mencapai 400 lebih, bahkan harga
anthurium jenis Gelombang Cinta sempat mengalami kenaikan hingga 600 hanya dalam kurun waktu sebulan. Pada awalnya, harga bibitan Gelombang
Cinta 2-3 daun di tingkat petani hanya Rp 3.000 dan harga eceran Rp 5.000. Tapi seminggu kemudian, harga itu naik menjadi Rp 7.000 dan di eceran
dijual Rp 10.000. Pada minggu kedua kenaikan cukup tinggi. Harga menjadi Rp 15.000 dan di eceran dijual Rp 20.000. Pada minggu ketiga harga mulai
naik menjadi Rp 27.000 dan di eceran seharga Rp 32.000. Selanjutnya pada minggu keempat harga sudah mencapai Rp 38.000 dan dijual pada harga Rp
3
Vinca Nursery.
2007. Mengenal
Ragam dan
Tren Tanaman
Hias 2008.
http:www.vincanursery.com . [26 Agustus 2009]
4
Hasil wawancara mengenai tanaman hias. [26 Mei 2009]
68 45-50 ribu pada eceran. Inilah rekor harga tertinggi Gelombang Cinta dengan
2-3 daun.
5
Perubahan tren tanaman hias tersebut sulit untuk diperkirakan. Oleh karena itu setiap pemain bisnis tanaman hias harus peka terhadap perubahan tren
tersebut, agar dapat bersaing dalam industri tanaman hias.
6.1.4. Faktor Teknologi