10 pupuk, pestisida, industri mesin, industri peralatan, dan industri
pendukungnya. 2
Subsistem usahatani on-farm agribusiness yaitu kegiatan produksi yang menggunakan barang-barang modal dan
sumberdaya alam untuk menghasilkan produk tanaman hias primer. 3
Subsistem pemasaran yaitu kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas tanaman hias di
dalam dan di luar negeri. Kegiatan ini juga meliputi kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi,
promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar market intelligence. 4
Subsistem jasa yaitu menyediakan jasa bagi subsitem agribisnis hulu, subsistem usahatani,
dan subsistem agribisnis hilir. Jasa yang termasuk ke dalam subsistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi
dan dukungan kebijaksanaan pemerintah mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi.
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Istana Alam Nursery merupakan bagian dari sistem agribisnis tanaman hias yaitu subsistem agribisnis hulu,
usahatani dan pemasaran. Pada subsistem agribisnis hulu, perusahaan melakukan kegiatan produksi hormon untuk tanaman. Untuk subsistem usahatani, kegiatan
yang dilakukan Istana Alam adalah perbanyakan dan pembesaran beberapa jenis tanaman hias. Kegiatan on-farm tersebut merupakan kegiatan utama yang
dilakukan Istana Alam Nursery. Kemudian, perusahaan juga melakukan subsistem pemasaran dengan memasarkan hasil produksinya serta produk
pendukungnya.
2.3. Manajemen Bisnis Tanaman Hias
Sebagai suatu usaha, tanaman hias juga memerlukan pengelolaan atau manajemen dalam menjalankan operasinya. Salah satu faktor yang menjadikan
usaha tanaman hias dapat bersaing adalah kemampuan manajemen yang baik. Pengelolaanmanajemen yang baik dapat meningkatkan perolehan laba
perusahaan dan juga mengurangi adanya risiko kerugian. Tiga aspek manajemen
11 yang penting dalam usaha tanaman hias adalah manajemen produksi, pemasaran,
dan keuangan. 1
Manajemen produksi Manajemen produksi merupakan proses kegiatan manajemen yang diterapkan
dalam bidang produksi. Manajemen produksi ini mencakup dua hal, yaitu perencanaan sistem produksi dan pengendalian produksi Rahardi et al. 2000.
Pada kegiatan produksi ini juga dilakukan proses pengambilan keputusan dalam bidang persiapan produksi dan proses produksi untuk jangka pendek
atau jangka panjang. Manajemen produksi yang tepat perlu diterapkan agar perusahaan dapat berproduksi secara lebih efisien.
Rahardi et al. 2000 menyatakan bahwa kegiatan perencanaan sistem produksi terdiri dari perencanaan produk, lokasi usaha, standar kualitas
produk, dan pengadaan tenaga kerja. Dalam perencanaan sistem produksi tanaman hias, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a Perencanaan produk
Kegiatan ini meliputi pemilihan jenis produk dan jumlah produk yang akan diproduksi. Hal ini penting mengingat jumlah produk akan berkaitan
dengan jumlah bibit atau benih yang akan dibeli, penggunaan alat, dan tenaga kerja. Menurut Mason 2004, pemilihan jenis tanaman dalam
usaha tanaman hias ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat usaha didirikan dan seberapa besar tanaman tersebut dapat menghasilkan
keuntungan. Tanaman yang sebaiknya diproduksi adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lingkungan tempat usaha. Misalkan jika
lingkungan tempat usaha didirikan memiliki persediaan air yang terbatas dan beriklim kering, maka tanaman yang sebaiknya diproduksi adalah
tanaman yang memiliki toleransi pada kondisi sedikit air drought-tolerant plants
dibandingkan dengan tanaman yang membutuhkan banyak air water-loving plants. Di samping itu, tanaman yang diproduksi sebaiknya
adalah tanaman yang memiliki harga tinggi karena keunikan dan tingkat kesulitan dalam memproduksinya. Meskipun tanaman ini lebih mahal
diproduksi, namun tanaman ini dapat memberikan keuntungan yang lebih
12 besar dibandingkan dengan jenis tanaman yang standar dan mudah
diproduksi. b
Perencanaan lokasi usaha Pemilihan lokasi usaha harus bisa memberikan keuntungan bagi kemajuan
usaha untuk masa yang akan datang. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah keadaan lingkungan, sumber bahan, dan pasar. Keadaan-keadaan
tersebut tidak pernah stabil, melainkan akan berubah sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perubahan itu dapat berpengaruh positif atau
negatif terhadap perusahaan. Selain itu, pemilihan lokasi juga ditentukan oleh jenis usaha yang akan dijalankan. Pada usaha tanaman hias, lokasi
usaha dapat ditempatkan di lokasi yang dekat dengan pasar ataupun dekat dengan bahan baku. Lokasi dekat dengan pasar jika perusahaan ingin
memperkecil biaya distribusinya dan lebih mempertahankan kesegaran produknya. Sedangkan lokasi dekat bahan baku jika perusahaan ingin
memperkecil biaya bahan bakunya. c
Perencanaan standar kualitas produk Perencanaan standar kualitas produk berguna untuk mempermudah
pengendalian kualitas produk. Kualitas produk perlu dijaga karena menyangkut kepuasan konsumen atas produk yang dibelinya. Dalam
usaha tanaman hias, perencanaan kualitas sangat penting dilakukan karena tanaman hias yang berkualitas akan memiliki harga jual yang tinggi.
d Pengadaan tenaga kerja
Dalam suatu usaha, faktor tenaga kerja sangat diperlukan. Kebutuhan tenaga kerja ini disesuaikan dengan besar kecilnya usaha itu sendiri.
Untuk perusahaan yang tidak terlalu besar, kebutuhan tenaga kerjanya dapat dipenuhi oleh anggota keluarga sendiri. Namun, untuk perusahaan
yang besar, dibutuhkan tenaga kerja dari luar. Pengambilan tenaga kerja harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan ditanganinya. Selain
itu, hal yang perlu diperhatikan adalah pengaturan jam kerja dan upah kerja. Upah kerja menentukan kesejahteraan pekerja yang akhirnya akan
berpegaruh terhadap semangat kerjanya. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada usaha tanaman hias adalah tenaga kerja yang mempunyai
13 keterampilan skill dan pendidikan di bidang pertanian khususnya dalam
bertani tanaman hias. Namun tidak menutup kemungkinan untuk merekrut tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan tersebut, akan tetapi
diperlukan suatu pelatihan training yang akan menambah biaya produksi.
Di samping itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan manajemen produksi adalah pengendalian produksi. Kegiatan ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan. Jika penyimpangan tersebut tetap terjadi maka segera dilakukan perbaikan. Pengendalian produksi tanaman hias dapat
dilakukan dengan membuat aliran produksioperasi operational flowchart yang berisikan prosedurlangkah-langkah dalam produksi tanaman hias.
Menurut Mason 2004, aliran produksioperasi tanaman hias dapat membantu pelaksanaan manajemen produksi tanaman dengan menetapkan efisiensi
produksi, kontrol kualitas, anggaran, dan jadwal produksi. Dengan adanya kegiatan ini, maka diharapkan hasil produksi sesuai dengan rencana. Kegiatan
yang juga termasuk dalam pengendalian ini adalah pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi tanaman hias.
2 Manajemen pemasaran
Perusahaan tidak akan dapat memasuki pasar dengan baik jika tidak didukung oleh kegiatan pemasaran yang tepat. Pada akhirnya produk akan menumpuk,
harga jatuh, dan perusahaanlah yang akan menanggung semua risikonya. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran memerlukan manajemen yang baik.
Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari jenis produk yang dijual, tipe dan skala usaha, serta perencanaan bisnis
tanaman hias tersebut. Menurut Mason 2004, usaha tanaman hias meliputi dua tipe usaha yaitu
usaha tanaman hias retail retail nursery dan usaha tanaman hias produksi production nursery. Usaha tanaman hias retail merupakan usaha yang
menawarkan dan menjual langsung tanaman hiasnya kepada konsumen. Sedangkan usaha tanaman hias produksi biasanya memproduksi dan menjual
tanaman hias dalam jumlah besar kepada pengusaha lainnya. Kedua tipe usaha ini akan menentukan manajemen pemasaran yang akan dilakukan.
14 Selain itu, manajemen pemasaran tanaman hias diterapkan dengan bauran
pemasaran yang meliputi bauran produk, harga, distribusi, dan promosi. Usaha tanaman hias dapat menawarkan berbagai macam produk dan jasa.
Selain tanaman hias sebagai produk utamanya, usaha ini juga dapat menawarkan produk pendukung, jasa, dan jasa pendukung. Produk
pendukungnya yaitu berupa produk pelengkap yang dapat membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tanaman hias seperti pupuk, media tanam,
obat tanaman, hormon tanaman, pot, peralatan kebun, dan lain-lain. Produk jasa mencakup jasa konsultasi tanaman, desain lanskap, perawatansalon
tanaman, renovasi kebun, rental tanaman, dan lain-lain. Kemudian terdapat jasa pendukung yang dapat meningkatkan penjualan yaitu dengan membuka
usaha café atau restoran. Penetapan harga yang umumnya dilakukan pada usaha tanaman hias yaitu
penetapan harga mark up, penetapan harga umum, dan penetapan harga persepsi nilai. Penetapan harga mark up dilakukan dengan menambahkan
mark up pada biaya produksi tanaman. Penetapan harga umum dilakukan
dengan menyesuaikan harganya dengan harga pesaing. Penetapan harga persepsi nilai yaitu penerapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan oleh
pelanggan, dalam hal ini biasanya harga tanaman ditentukan oleh tren tanaman yang sedang berlangsung dan juga kualitas tanaman.
Distribusi pada usaha tanaman hias dilakukan dengan mengirimkan tanaman dari penjual ke konsumen. Mason 2004 menyatakan bahwa distribusi
tanaman dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri atau oleh perusahaan lain. Apapun metode yang digunakan, hal yang harus diperhatikan dalam
distribusi tanaman adalah tanaman didistribusikan secepat mungkin, dengan harga yang bersaing dan tanpa ada kerusakan. Tanaman yang dikirimkan
dengan media tanamnya tanah harus dipak sedemikian rupa sehingga tanaman dapat bertahan dalam kondisi yang baik. Tanaman yang dikirimkan
dalam waktu yang lama akan mengalami stress, hal ini dapat diatasi dengan melakukan pemulihan kondisi ketika tanaman sampai di tangan konsumen.
Promosi merupakan suatu upaya untuk mengenalkan produk pada konsumen. Promosi pada usaha tanaman hias dapat dilakukan melalui berbagai cara
15 seperti melalui iklan pada majalah, radio dan televisi, brosurleaflet, pameran,
display pada pusat perbelanjaan, kontes, dan lain-lain.
3 Manajemen keuangan
Pengelolaan keuangan tidak kalah penting dengan manajemen produksi maupun pemasaran. Kesalahan penanganan keuangan akan mengakibatkan
langkah produksi dan pemasaran terhambat atau tidak berjalan sama sekali. Oleh karena itu, manajemen keuangan merupakan salah satu aspek penting
dalam menjalankan usaha tanaman hias. Pengelolaan keuangan pada usaha tanaman hias secara umum ditujukan pada kontrol biaya produksi tanaman.
Adapun yang menjadi biaya dalam produksi tanaman hias menurut Mason 2004 adalah lahan, tenaga kerja, modal, peralatan, dan materialbahan.
2.4. Hasil Penelitian Terdahulu 2.4.1. Kajian Empiris Tentang Strategi Bersaing