Analisis Matriks IFE Formulasi Strategi Bersaing Usaha Tanaman Hias pada PT Istana Alam Dewi Tara, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat

91 menggunakan teknologi rumah tumbuh greenhouse, sprinkler, dan pemuliaan tanaman dengan teknik persilangan. Untuk perkembangan selanjutnya, perusahaan sebaiknya terus mengadopsi perkembangan teknologi budidaya tanaman hias yang dihasilkan oleh berbagai instansi seperti Badan Penelitian Tanaman Hias. Dengan penggunaan teknologi tersebut maka Istana Alam dapat berproduksi secara lebih efisien dan juga meningkatkan keunggulan produknya. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah adanya tingkat inflasi yang fluktuatif dan selera konsumen terhadap tren tanaman hias yang cepat berubah, dengan skor bobot rata-rata sebesar 0,263. Tingkat inflasi yang fluktuatif berpengaruh terhadap ketidakpastian usaha dan daya beli masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan penurunan penjualan perusahaan. Sedangkan selera konsumen terhadap tanaman hias yang cepat berubah mengakibatkan adanya perubahan tren tanaman hias yang sulit diprediksi. Perubahan tren ini berpengaruh pada penentuan jenis tanaman yang akan diproduksi, dimana tanaman tersebut harus sesuai dengan selera konsumen saat ini supaya laku di pasar. Apabila perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan selera konsumen, maka perusahaan akan mengalami risiko kerugian akibat adanya kelebihan produksi. Oleh karena itu, kedua ancaman tersebut menjadi ancaman utama yang perlu dikelola dengan strategi yang tepat.

7.4. Analisis Matriks IFE

Skor Matriks IFE diperoleh dari pembobotan dan pemberian peringkat pasa faktor internal kunci. Adapun nilai pembobotan dan peringkat rating dari masing-masing responden pada faktor internal strategis dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Dari hasil tersebut, diperoleh skor bobot rata-rata untuk masing-masing faktor internal kunci pada matriks IFE Tabel 25. 92 Tabel 25. Hasil Analisis Matriks IFE Faktor Strategis Internal Bobot Rata- Rata Rating Rata- Rata Skor Bobot Rata-Rata Kekuatan A. Lahan usaha yang luas sekitar 5 hektar. 0,083 4,000 0,333 B. Penggunaan berbagai macam teknik produksi untuk inovasi produk. 0,155 4,000 0,619 C. Produk yang dijual beraneka ragam. 0,149 4,000 0,595 D. Program promo dan diskon yang diadakan setiap tiga bulan. 0,167 3,667 0,611 E. Permodalan yang kuat dari pemilik. 0,143 4,000 0,571 2,730 Kelemahan F. Pengambilan keputusan yang masih terpusat. 0,095 1,333 0,127 G. Sebagian besar bahan baku bibit tanaman masih diimpor. 0,095 2,000 0,190 H. Cabang usaha masih sedikit dan belum mempunyai agen penjualan. 0,113 1,333 0,151 0,468 Total 1,000 3,198 Total skor bobot rata-rata matriks IFE pada Istana Alam menunjukkan nilai sebesar 3,198 yang artinya perusahaan mempunyai posisi internal yang kuat. Kekuatan utama perusahaan terletak pada penggunaan berbagai macam teknik produksi untuk inovasi produk dengan skor bobot rata-rata sebesar 0,619. Hal ini menjadi kekuatan karena perusahaan selalu berusaha menciptakan varietas baru terutama untuk jenis tanaman adenium dan juga perusahaan telah menerapkan kultur jaringan untuk menghasilkan bibit tanaman yang lebih banyak dan steril terhadap penyakit. Dengan adanya hal tersebut, perusahaan dapat meningkatkan ragam jenis tanaman hias dan bahkan menciptakan tren dengan menghasilkan varietas baru sehingga dapat bersaing dengan usaha sejenis. Sedangkan kelemahan utama perusahaan terdapat pada proses pengambilan keputusan yang masih terpusat dengan skor bobot 0,127. Proses pengambilan keputusan ini berimplikasi pada jalannya operasi perusahaan. Namun secara umum, perusahaan mempunyai posisi internal yang kuat yang menggambarkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya dan mengurangi kelemahannya. 93

7.5. Analisis Matriks IE