KeuanganAkuntansi Riset dan Pengembangan

82

6.2.4. KeuanganAkuntansi

Salah satu hal yang diperlukan untuk membuka suatu usaha tanaman hias adalah modal. Besar modal yang diperlukan tergantung dari skala usaha yang akan didirikan. Istana Alam didirikan dengan modal awal yang berasal dai modal pribadi pemilik. Usaha ini bebentuk PT tertutup yang artinya perusahaan didanai oleh sahaminvestasi dari keluarga pemilik. Usaha ini berada di bawah naungan Olimpindo Group yang merupakan sebuah usaha keluarga yang dimiliki oleh Bapak Ang Andi Bintoro, dimana perusahaan tersebut juga memiliki berbagai macam usaha selain Istana Alam. Salah satu kekuatan dari perusahaan ini adalah adanya permodalan yang kuat dari pemilik. Untuk pencatatan keuangan, perusahaan telah memiliki manajer keuangan yang berlatar belakang sesuai dengan bidangnya. Pencatatan keuangan perusahaan sudah tertata secara rapi dan terkomputerisasi.

6.2.5. Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan dari suatu usaha terkait dengan adanya pengembangan produk dan riset pasar. Pengembangan produk sudah dilakukan perusahaan dengan meluncurkan tanaman jenis baru new release terutama untuk jenis adenium. Hal ini dilakukan perusahaan agar dapat mengikuti tren dan bersaing dengan usaha sejenis lainnya, dimana harga dari tanaman jenis baru tersebut masih tinggi di pasaran. Sedangkan untuk riset pasar, belum ditangani secara khusus oleh periset pasar di dalam perusahaan. Tabel 23 adalah contoh dari new release adenium yang dijual perusahaan. 83 Tabel 23. New Release Adenium pada PT Istana Alam Dewi Tara No. Jenis Tanaman Ukuran Harga 1 Carmelo S Rp 50.000 2 Carmelo M Rp 90.000 3 Carmelo L Rp 250.000 4 Salem S Rp 30.000 5 Salem M Rp 50.000 6 Salem L Rp 250.000 7 Barry Blue S Rp 50.000 8 Barry Blue M Rp 90.000 9 Barry Blue L Rp 250.000 84 VII FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal yang terdiri dari lingkungan umum politik, ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, dan teknologi serta analisis lingkungan industri lima kekuatan persaingan Porter maka didapat 6 peluang dan 5 ancaman. Peluang dapat dimanfaatkan dengan memaksimumkan kekuatan dan meminimumkan kelemahan perusahaan, sedangkan ancaman perlu dihindari atau diminimalisir oleh perusahaan. Adapun peluang yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan, antara lain: 1 Pertumbuhan ekonomi kota Depok yang semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi nasional yang meningkat, khususnya kota Depok, menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung meningkat Tabel 13. Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, dimana kemampuan masyarakat untuk membeli produk tanaman hias pun semakin baik. Hal ini menjadi peluang perusahaan untuk tetap bertahan di dalam industri tanaman hias. 2 Pengeluaran rata-rata per kapita kota Depok untuk produk non makanan lebih besar daripada produk makanan. Persentase pengeluaran rata-rata perkapita masyarakat kota Depok menunjukkan alokasi pengeluaran masyarakat untuk produk non makanan lebih besar daripada produk makanan Tabel 15. Hal ini menggambarkan bahwa konsumsi masyarakat pada produk non makanan masih tinggi. Oleh karena itu, kondisi tersebut dapat menjadi peluang bagi perusahaan dimana produk tanaman hias termasuk produk non makanan. 3 Ketersediaan tenaga kerja seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia khususnya kota Depok mengalami peningkatan Tabel 16. Adanya peningkatan jumlah penduduk dapat meningkatkan jumlah angkatan kerja. Dengan semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja maka semakin murah biaya tenaga kerja. Selain itu, dengan ketersediaan ini maka perusahaan juga semakin mudah untuk mendapatkan tenaga kerja. Hal ini dapat dimanfaatkan perusahaan dimana pelaksanaan operasinya masih 85 membutuhkan tenaga manusia terutama untuk pekerja lapang. Oleh karena itu, hal ini merupakan peluang bagi perusahaan. 4 Perkembangan teknologi budidaya tanaman hias. Semakin maju dan beragamnya teknologi budidaya tanaman hias dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan inovasi produk. Perkembangan teknologi tersebut digunakan dalam hal pembibitan dan perbanyakan tanaman. Saat ini teknik perbanyakan tanaman yang sedang dikembangkan adalah teknik perbanyakan in vitro yaitu dengan kultur jaringan. Di samping itu, perkembangan teknologi tanaman hias saat ini lebih diarahkan pada teknologi budidaya tanaman hias yang ramah lingkungan, contohnya pada penggunaan biofertilizer. Adanya teknologi budidaya ini juga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produk tanaman yang dihasilkan dengan lahan yang tersedia. Hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan agar produknya memiliki keunikan dan dapat bersaing di dalam industri. 5 Perkembangan teknologi komunikasi, komputerisasi dan informatika. Perkembangan teknologi komunikasi, komputerisasi dan informatika yang semakin maju dapat menunjang kegiatan bisnis perusahaan. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemasaran, manajemen dan juga pencatatan keuangan perusahaan. Dengan adanya teknologi maka kegiatan usaha akan berjalan lebih efisien dan terstruktur, sehingga kondisi ini menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan. 6 Produk tanaman hias tidak mempunyai produk substitusi sempurna. Tidak ada produk lain yang benar-benar dapat menggantikan fungsi tanaman hias secara utuh. Sehingga dapat dikatakan bahwa produk tanaman hias ini tidak mempunyai produk substitusi sempurna. Hal ini mengakibatkan adanya loyalitas konsumen pecinta tanaman hias yang cukup tinggi, dimana pecinta tanaman hias mempunyai kesukaan atau kebanggaan tersendiri terhadap produk ini. Maka dari itu, peluang ini dapat dimanfaatkan perusahaan untuk terus mengembangkan produknya agar dapat bersaing di dalam industri tanaman hias. 86 Sedangkan faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi perusahaan antara lain: 1 Kebijakan Departemen Pertanian mengenai larangan pemasukan dan pengeluaran benihbibit beberapa jenis tanaman hias. Kebijakan ini berdasarkan Surat Dirjen 21 Januari 2009 dan Surat Dirjen 17 April 2009 yang mengatur tentang pengeluaran dan pemasukan benih hortikultura. Kebijakan pemerintah yang menjadi ancaman bagi perusahaan adalah adanya larangan terhadap pemasukan benihbibit beberapa jenis tanaman hias. Larangan ini menjadi ancaman karena perusahaan masih mengimpor sebagian besar bibit tanamannya dari luar negeri yaitu dari Thailand dan Cina. Hal tersebut dapat menghambat kelancaran produksi tanaman di Istana Alam. 2 Fluktuasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika yang fluktuatif menjadi ancaman bagi perusahaan Gambar 7. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan harga bahan baku bibit tanaman yang diimpor dari luar negeri. 3 Tingkat inflasi yang fluktuatif. Tingkat inflasi di Indonesia pada bulan Oktober 2007 hingga April 2009 cenderung berfluktuasi Tabel 14. Adanya fluktuasi tingkat inflasi berpengaruh terhadap ketidakpastian usaha. Inflasi juga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Tanaman hias merupakan produk tersier dimana ketika terjadi inflasi, maka masyarakat cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya. Oleh karena itu fluktuasi inflasi ini menjadi suatu ancaman bagi perusahaan. 4 Selera konsumen terhadap tren tanaman hias yang cepat berubah. Selera konsumen terhadap tren tanaman hias cenderung cepat berubah dan sulit diperkirakan. Kondisi ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap pebisnis tanaman hias untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan tren yang ada. Jika perusahaan tidak dapat membaca tren yang sedang terjadi, maka hal ini dapat menjadi ancaman yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat bersaing dengan pemain bisnis tanaman hias lainnya. 87 5 Persaingan industri tanaman hias yang semakin ketat. Kondisi persaingan industri tanaman hias semakin ketat seiring dengan bertambahnya jumlah pengusaha tanaman hias yang beragam dan pertumbuhan permintaan tanaman hias yang lambat. Kondisi ini mengakibatkan adanya persaingan harga, kualitas, dan pelayanan diantara usaha tanaman hias yang ada. Hal ini dapat menjadi ancaman dimana perusahaan harus dapat bersaing untuk dapat bertahan di dalam industri ini.

7.2. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan