21 1 menetapkan kebijakan harga yang fleksibel, 2 diversifikasi dan
pengembangan produk, 3 memperhatikan kontinuitas produksi, 4 membuka retail daun potong di DKI Jakarta, 5 membentuk bagian riset pemasaran, 6
penetrasi pasar di wilayah DKI Jakarta, dan 7 membuka kebijakan SDM.
2.5. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian mengenai formulasi strategi bersaing usaha tanaman hias pada PT Istana Alam
Dewi Tara. Penelitian ini mempunyai perbedaan dengan beberapa penelitian sebelumnya, baik pada topik maupun lokasi penelitian. Secara umum, penelitian
terdahulu yang juga mengkaji strategi bersaing usaha tanaman hias adalah penelitian Pusponingtyas 2008. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah
pada lokasi dan waktu penelitian. Selain itu, penelitian ini tidak menggunakan pendekatan arsitektur strategik. Penelitian ini melihat perkembangan lingkungan
usaha tanaman hias saat ini dan bertujuan memformulasikan strategi bersaing pada usaha baru di bidang tanaman hias yang menghadapi kondisi persaingan
yang ketat.
22
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Bersaing Perusahaan
Perusahaan dalam suatu industri selalu mengalami persaingan dalam menjalankan usahanya. Persaingan tersebut timbul akibat adanya beberapa
perusahaan sejenis yang bersaing di dalam industri. Menurut Porter 1991, suatu industri didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk
yang dapat saling menggantikan secara dekat close substitutions. Persaingan di dalam industri akan menekan tingkat hasil pengembalian modal yang ditanamkan
menuju tingkat pengembalian dasar industri yang bersaing atau tingkat pengembalian yang akan dinikmati oleh industri. Setiap perusahaan tidak
menginginkan tingkat pengembalian modal yang besarnya di bawah tingkat pengembalian dasar industri dalam jangka panjang, karena adanya alternatif
untuk menanamkan modal pada industri lain yang lebih menguntungkan. Jika tingkat pengembalian modal lebih tinggi dari pada tingkat pengembalian dasar
industri, maka hal ini akan merangsang masuknya arus modal ke dalam industri baik melalui pendatang baru maupun melalui investasi tambahan oleh para
pesaing yang sudah ada. Industri yang memiliki kondisi tersebut akan menghadapi suatu persaingan yang ketat di antara perusahaan yang ada.
Menurut Herlambang 2002, sebuah perusahaan akan memiliki daya saing jika perusahaan tersebut dapat menciptakan nilai ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan pesaingnya. Perusahaan yang memberikan nilai ekonomi lebih besar daripada pesaingnya dapat juga secara bersamaan memperoleh laba dan
memberikan manfaat bersih yang lebih tinggi kepada konsumen daripada pesaingnya. Besar nilai ekonomi yang dapat diciptakan oleh suatu perusahaan
tergantung posisi biaya perusahaan relatif terhadap biaya pesaing dan juga manfaat relatif produk yang diberikan perusahaan kepada konsumen
dibandingkan pesaing Gambar 1.
23
Gambar 1.
Kerangka Kerja Nilai Unggul Perusahaan
Sumber: Herlambang 2002
Keunggulan bersaing dapat diperoleh perusahaan melalui penerapan strategi bersaing yang tepat. Strategi bersaing merupakan salah satu strategi
bisnis yang berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan.
Apabila strategi perusahaan mengatasi masalah bisnis dan industri apa yang harus dilayani perusahaan, maka strategi bersaing mengatasi masalah bagaimana
perusahaan dan unit-unitnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri Hunger Wheelen 2003.
Setiap strategi perusahaan dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam strategi
generik. Istilah strategi generik ini dikemukakan oleh Porter 1991. Menurut Porter 1991, strategi generik adalah suatu pendekatan strategi perusahaan dalam
rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam struktur industri tertentu ini berarti bahwa semua perusahaan dapat memperoleh hasil laba yang
tinggi, sedangkan di industri yang lain, keberhasilan dengan salah satu strategi generik mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan hasil laba yang banyak
dalam artian mutlak. Porter 1991, mengungkapkan bahwa strategi generik memungkinkan
organisasi untuk mendapat keunggulan kompetitif dari tiga dasar: kepemimpinan harga, diferensiasi, dan fokus. Kepemimpinan harga cost leadership
memproduksi barang standar pada biaya per unit yang sangat rendah untuk
Nilai manfaat perusahaan relatif
terhadap pesaing
Posisi biaya perusahaan relatif
terhadap pesaing Nilai ekonomi
perusahaan relatif terhadap pesaing
Struktur industripasar
Laba ekonomi
24 konsumen yang sensitif terhadap harga. Diferensiasi differentiation adalah
strategi yang bertujuan memproduksi barang dan jasa yang dianggap unik oleh industri dan ditujukan kepada pelanggan yang relatif tidak sensitif terhadap harga.
Fokus focus berarti memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan sekelompok kecil pelanggan.
3.1.2. Perumusan Strategi
Untuk mendapatkan strategi bersaing yang tepat diperlukan suatu proses perumusan strategi. Teknik perumusan strategi menurut David 2006, dapat
diintegrasikan menjadi kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data input stage, tahap pemaduan matching stage, dan
tahap pengambilan keputusan decision stage. Alat analisis ini dapat diterapkan baik pada perusahaan dengan satu bidang usaha maupun lebih pada berbagai
ukuran dan jenis organisasi serta membantu mengidentifikasi strategi, mengevaluasi, dan memilih strategi.
3.1.2.1. Tahap Pengumpulan Data Input Stage
Tahap ini berfungsi untuk menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi pengumpulan, pengklasifikasian, dan pra-analisis data. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.
Tahap pengumpulan data terdiri dari pengidentifikasian faktor eksternal dan internal yang menentukan keberhasilan suatu usaha, kemudian faktor-faktor
tersebut diplotkan pada matriks External Factor Evaluation EFE dan Internal Factor Evaluation
IFE. Faktor kunci eksternal dan internal pada tahap ini didapatkan melalui analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan pendekatan analisis lingkungan umum Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Teknologi dan analisis lingkungan
industri dengan pendekatan lima kekuatan persaingan Porter. Sedangkan analisis lingkungan internal dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsional.
1 Analisis Lingkungan Eksternal atau External Factor Evaluation EFE
Menurut David 2006, analisis lingkungan eksternal adalah proses yang menekankan pada mengenali dan mengevaluasi kecenderungan dan peristiwa di
25 luar kendali perusahaan. Analisis ini mengungkapkan peluang dan ancaman yang
dihadapi suatu organisasi sehingga manajer dapat merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari dampak ancaman.
Lingkungan eksternal dapat dikatakan sebagai komponen-komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal di luar kendali perusahaan, sehingga
organisasi atau perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen- komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu
yang harus diterima dan tergantung bagaimana perusahaan dapat menyiasati komponen – komponen tersebut.
Analisis lingkungan eksternal ini terdiri dari analisis lingkungan umum dan lingkungan industri. Pada analisis lingkungan umum terdapat empat aspek
lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan, yaitu sosial budaya, politik, ekonomi, dan teknologi. Faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi
situasi lingkungan eksternal dimana perusahaan bergerak dapat dilihat pada Gambar 2.
Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
• Perilaku terhadap bisnis
• Gaya hidup
• Pendapatan rata-rata
• Perilaku konsumsi
• Perubahan populasi
• Perubahan dalam hal selera dan
preferensi
Politik
•
Regulasi pemerintah
•
Peraturan ekspor-impor
•
Tingkat subsidi pemerintah
•
Komite aksi politik
•
Junlah paten
•
Pemilihan umum Ekonomi
•
Tingkat inflasi
•
Tren produk domestik bruto
•
Pola konsumsi
•
Faktor eksporimpor
•
Fluktuasi harga
•
Ketersediaan kredit Teknologi
•
Perkembangan teknologi informasi
• Perkembangan teknologi di dalam
industry
Gambar 2. Daftar Beberapa Variabel Eksternal yang Menghasilkan Peluang atau
Ancaman
Sumber: David 2006
26 Sedangkan lingkungan industri dianalisis dengan menggunakan
pendekatan lima kekuatan persaingan Porter. Porter 1991 menjelaskan tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha business unit dalam sebuah industri
adalah menentukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan gaya persaingan
atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Karena kekuatan kolektif dari gaya – gaya tersebut mungkin juga tampak oleh semua pesaing,
maka untuk mengembangkan strategi adalah menyelidiki dibawah permukaan dan menganalisis sumber masing-masing gaya tersebut. Keadaan persaingan suatu
industri tersebut tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok Gambar 3.
Ancaman masuknya pendatang baru
Kekuatan tawar- Kekuatan tawar-
menawar pemasok menawar pembeli
Ancaman produk atau jasa pengganti
Gambar 3. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri
Sumber : Porter 1991
Lima kekuatan persaingan menurut Porter 1991 tersebut adalah: 1
Ancaman masuknya pendatang baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk
merebut pasar, serta seringkali memiliki sumberdaya yang besar. Akibatnya
PENDATANG BARU POTENSIAL
PARA PESAING INDUSTRI
Persaingan di antara perusahaan yang ada
PEMASOK PEMBELI
PRODUK PENGGANTI
27 harga menjadi turun atau biaya meningkat sehingga mengurangi
kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada
rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Jika rintangan atau
hambatan ini besar danatau pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari pelaku usaha lama, maka ancaman masuknya
pendatang baru akan menjadi rendah. Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri
tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Hambatan untuk masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan
cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi
merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan
mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi kejenuhan pasar.
Di samping berbagai hambatan masuk, perusahaan baru kadang-kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih
rendah, dan sumberdaya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk
ke pasar, memonitor strategi pesaing baru, membuat strategi balasan apabila dibutuhkan, serta memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini.
2 Ancaman produk pengganti
Perusahaan dalam suatu industri, dapat bersaing dengan industri – industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba
potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu ceiling price yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif
harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri.
Mengenali produk – produk subtitusi pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam
28 industri. Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin merupakan
persoalan tindakan industri secara kolektif. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk – produk yang 1 mempunyai
kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik dibandingkan produk industri, atau 2 dihasilkan oleh industri yang berlaba
tinggi. Dalam hal yang terakhir, produk pengganti seringkali dengan cepat ikut berperan jika terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan
persaingan dalam industrinya sendiri dan menyebabkan penurunan harga atau peningkatan prestasi. Analisis terhadap kecenderungan seperti itu dapat
menjadi penting dalam memutuskan apakah akan mencoba untuk menghadapi produk pengganti secara strategis atau merencanakan strategi dengan
menganggap produk pengganti sebagai kekuatan penting yang tak terhindarkan.
3 Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pembeli menjadi pesaing suatu industri dengan cara tawar – menawar untuk harga yang lebih rendah, mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih
baik, semuanya dengan mengorbankan kemampulabaan industri. Kekuatan dari tiap – tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri tergantung
pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan
keseluruhan dari bisnis pembeli tersebut. Kelompok pembeli disebut kuat jika situasi berikut terjadi:
a Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relatif
terhadap penjualan pihak penjual. b
Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar dari pembeli.
c Produk yang dibeli dari industri adalah produk standar atau tidak
terdiferensiasi. d
Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil. e
Pembeli mendapatkan laba kecil. f
Pembeli menunjukkan ancaman untuk melakukan integrasi balik. g
Produk industri tidak penting bagi mutu produk atau jasa pembeli.
29 h
Pembeli mempunyai informasi lengkap. 4
Kekuatan tawar-menawar pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar – menawar terhadap para
peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan
kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya. Kondisi yang membuat pemasok kuat cendarung serupa dengan kondisi yang
membuat pembeli kuat. Adapun kondisi yang membuat kelompok pemasok dikatakan kuat adalah jika terdapat hal – hal berikut:
a Para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih
terkonsentrasi ketimbang industri dimana mereka menjual. b
Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri.
c Industri bukan merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok
pemasok. d
Produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli. e
Produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah menciptakan biaya peralihan.
f Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk
melakukan integrasi maju. 5
Tingkat persaingan di antara pesaing yang ada perusahaan sejenis Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau
jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi.
Pada sebagian besar industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan
demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya perusahaan-perusahaan saling tergantung satu sama lain.
Persaingan yang tajam merupakan akibat dari sejumlah faktor struktural yang saling berinteraksi yaitu:
30 a
Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang. b
Pertumbuhan industri yang lamban. c
Biaya tetap atau biaya penyimpanan yang tinggi. d
Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan. e
Penambahan kapasitas dalam jumlah yang besar. f
Taruhan strategis yang besar. g
Hambatan pengunduran diri yang tinggi.
2 Analisis Lingkungan Internal atau Internal Factor Evaluation IFE
Setelah mengidentifikasi faktor ekternal perusahaan, perumusan strategi memerlukan adanya pemahaman yang mendalam mengenai kondisi internal
perusahaan. Kondisi internal perusahaan diidentifikasi dengan cermat untuk mengetahui kekuatan strengths dan kelemahan weakness. Melalui analisis
lingkungan internal tersebut, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dapat diidentifikasi dengan jelas serta dievaluasi sehingga perusahaan
dapat memanfaatkan kekuatannya secara optimal dan mengatasi kelemahan yang dimilikinya.
Disebut kekuatan jika variabel internal yang dievaluasi mampu menjadikan perusahaan memiliki keunggulan tertentu. Perusahaan mampu
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan atau lebih murah dibanding dengan pesaingnya. Paling tidak variabel tersebut menjadi determinan utama untuk
mempertahankan atau mengembangkan kinerja masa lalu. Disebut kelemahan jika perusahaan tidak mampu mengerjakan sesuatu yang ternyata dapat dikerjakan
dengan baik dan atau lebih murah oleh pesaingnya. Paling tidak, variabel tersebut dievaluasi sebagai penyebab pokok penurunan kinerja Suwarsono, 1994.
Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mengidentifikasi variabel internal. Identifikasi variabel internal bertujuan untuk mengetahui secara
mendalam komponen variabel internal yang berhubungan secara strategis terhadap penentuan keberhasilan perusahaan. Identifikasi ini dapat dilakukan
dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan fungsional. Pendekatan fungsional melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan dari
berbagai fungsi bisnis yang dilakukan di dalam organisasi perusahaan, misalnya fungsi pemasaran, keuangan, operasi dan produksi, sumberdaya manusia, riset dan
31 pengembangan, sistim informasi manajemen, dan budaya perusahaan. Masing-
masing fungsi tersebut kemudian diuraikan ke dalam komponen yang lebih detail. Tetapi lebih baik jika hanya difokuskan pada faktor kunci yang berhubungan
langsung dengan aktivitas perusahaan. Pada usaha tanaman hias, fungsi-fungsi bisnis yang perlu diidentifikasi antara lain:
a Manajemen
Fungsi manajemen merupakan salah satu fungsi yang diterapkan dalam organisasi perusahaan secara keseluruhan yang mencakup lima aktivitas
dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Fungsi manajemen ini merupakan inti
dalam menjalankan suatu perusahaan, karena di dalam suatu usaha selain ada keuntungan juga ada risiko kerugian yang dihadapi oleh perusahaan.
Oleh karena itu, kemampuan manjerial perusahaan sangat penting diidentifikasi untuk mengetahui seberapa baik perusahaan tersebut
mengelola aktivitas usahanya. b
Produksi dan Operasi Fungsi produksi dan operasi berhubungan dengan semua aktivitas yang
mengubah input menjadi barang jadi maupun setengah jadi. Lima aspek dasar yang perlu dilihat dalam fungsi produksi adalah adanya keputusan
proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Produksi berkaitan dengan kegiatan menghasilkan barang atau menambah nilai guna
barang. Pada usaha tanaman hias, fungsi produksi berkaitan dengan kegiatan pembibitan dan pembesaran tanaman hias. Selain itu,
pengendalian kualitas dari tanaman merupakan salah satu aspek yang penting diterapkan untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi.
c Pemasaran
Fungsi pemasaran berkaitan dengan kegiatan memasarkan dan mendistribusikan barang. Aspek pemasaran dapat dijabarkan menjadi
beberapa komponen seperti besarnya pangsa pasar, ragam produk yang ditawarkan, saluran distribusi yang dimiliki, reputasi dan image barang,
kebijakan penetapan harga, pelayanan purna jual, riset pemasaran, dan lain-lain.
32 d
KeuanganAkuntansi Pengukuran kekuatan keuangan atau akuntansi perusahaan merupakan hal
yang perlu dilakukan dalam mangidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Daya tarik suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi
keuangannya. e
Riset dan Pengembangan Riset dan pengembangan biasanya dibutuhkan perusahaan ketika daur
hidup produknya berada pada tahap pertumbuhan dan tahap kedewasaan. Riset dan pengembangan dilakukan untuk pengembangan produk baru
sebelum pesaing melakukannya untuk memperbaiki kualitas produk, atau memperbaiki proses produksi untuk meminimalkan biaya. Pada usaha
tanaman hias, riset dan pengembangan dapat dilakukan untuk menghasilkan varietas-varietas baru tanaman hias atau mengadopsi
teknologi baru dalam produksi tanaman hias.
3 Matriks EFE dan IFE.
Tahap selanjutnya setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal adalah menuangkan hasil analisis ke dalam matriks EFE dan IFE. Hasil
analisis lingkungan eksternal dituangkan dalam matriks EFE External Factor Evaluation
dan untuk hasil analisis lingkungan internal dituangkan dalam matriks IFE Internal Matrix Evaluation.
Matriks EFE menggambarkan efektifitas yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi situasi eksternalnya. Data eksternal dikumpulkan untuk
menganalisis hal–hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di
pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya Umar 2008.
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor–faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM,
pemasaran, sistem informasi, dan produksioperasi Umar 2008.
33
3.1.2.2. Tahap Pemaduan Matching Stage
Tahap pemaduan berfungsi untuk memadukan atau mencocokkan kunci eksternal dan internal yang telah diidentifikasi pada tahap input, untuk
menghasilkan sejumlah alternatif strategi yang dapat diterapkan perusahaan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan matriks IE internal-eksternal dan matriks SWOT
Strenghts-Weakness-Opportunities-Threats.
1 Matriks IE Internal – Eksternal
Setelah diperoleh skor faktor pada matriks EFE dan IFE, dilakukan pemaduan skor eksternal dan internal tersebut dengan matriks IE. Matriks IE
memposisikan organisasi ke dalam strategi yang terdiri dari sembilan sel. Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda.
Tiga daerah tersebut antara lain: 1
Daerah yang termasuk ke dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan berkembang. Strategi yang cocok untuk diterapkan pada posisi
ini adalah strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk, atau strategi integrasi integrasi ke belakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. 2
Daerah yang termasuk ke dalam sel III, V, atau VII dapat digambarkan sebagai jaga dan pertahankan. Strategi yang cocok untuk diterapkan adalah
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3
Daerah yang termasuk ke dalam sel VI, VIII, atau IX digambarkan sebagai tuai atau divestasi. Strategi yang dapat diterapkan adalah memperkecil atau
memperbesar skala perusahaan.
2 Matriks SWOT Strenghts – Weakness – Opportunities – Threats
Setelah diketahui strategi bersaing yang selayaknya diterapkan perusahaan berdasarkan posisinya pada matriks IE, strategi tersebut perlu diuraikan menjadi
strategi yang lebih aplikatif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghasilkannya adalah pendekatan matriks SWOT. Menurut David 2006,
matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu:
SO Strenghts – Opportunities, WO Weakness – Opportnities, ST Strenghts – Threats
, dan WT Weakness – Threats.
34 Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST
menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada
pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
3.1.2.3. Tahap Pengambilan Keputusan Decision Stage
Tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan keputusan yang merupakan tahap akhir dalam proses perumusan strategi. Tahap ini dilakukan setelah
diperoleh alternatif strategi bersaing yang dapat diterapkan perusahaan. Pada tahap ini dilakukan penetapan strategi mana yang sebaiknya menjadi prioritas
untuk dilakukan perusahaan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah matriks QSPM Quantitive Strategic Planning Matrix.
Menurut David 2006, QSPM Quantitiive Strategic Planning Matrix adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi mengevaluasi alternatif strategi
secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Di dalam QSPM, dituliskan faktor kunci yang
menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan yang didapat dari analisis lingkungan eksternal dan internal. Kemudian dituliskan bobot dari
masing-masing faktor kunci tersebut yang didapat dari matriks EFE dan IFE. Setelah itu dilanjutkan dengan penilaian daya tarik masing-masing alternatif
strategi terhadap fakto-faktor kunci yang telah dituliskan. Seperti alat analisis perumusan strategi lainnya, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik.
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing – masing strategi dalam satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari
masing – masing faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. Jumlah set alternatif strategi yang dimasukkan dalam QSPM dan jumlah strategi dalam satu
set adalah bebas, tetapi hanya strategi dalam set yang sama yang dapat dievaluasi satu sama lain David 2006.
35
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Di dalam industri tanaman hias terdapat banyak penjual yang menawarkan produk yang hampir sama atau dapat berfungsi sebagai barang pengganti terhadap
pesaingnya. Namun produk-produk tersebut tidak identik dimana produk tersebut memiliki perbedaan baik secara esensial maupun perbedaan yang ditimbulkan dari
anggapan atau kepercayaan konsumen. Banyaknya pelaku usaha di bidang usaha tanaman hias yang menawarkan produk yang relatif homogen menyebabkan
tingginya intensitas persaingan di dalam industri. Kondisi ini juga dihadapi oleh Istana Alam Nursery yang merupakan
usaha tanaman hias didirikan di kota Depok dimana wilayah ini merupakan salah satu sentra produksi usaha tanaman hias, sehingga banyak usaha-usaha sejenis
yang didirikan di daerah ini. Perusahaan ini berdiri pada akhir tahun 2006 dan baru beroperasi pada tahun 2007, sehingga masih tergolong sebagai pendatang
baru dalam industri ini. Sebagai pendatang baru, Istana Alam Nursery menghadapi beberapa hambatan masuk ke dalam industri dan juga reaksi dari para
pesaing lama yang sudah berusaha di industri tanaman hias ini. Reaksi dari pesaing lama ini memperketat intensitas persaingan dimana mereka berusaha
mempertahankan pangsa pasarnya dengan menerapkan berbagai strategi bersaing untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya.
Istana Alam belum memiliki suatu keunggulan bersaing yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah produk-produk yang dihasilkan cenderung identik
dengan perusahaan sejenis. Di samping itu, umur usaha yang masih tergolong muda menyebabkan Istana Alam masih dalam tahap mengembangkan usahanya
dan belum terlalu dikenal oleh konsumen dibandingkan dengan pesaing utamanya. Dalam hal ini, pesaing utama Istana Alam adalah Godongijo Nursery yang
merupakan usaha nursery yang letaknya berdekatan dengan lokasi perusahaan dan sudah lebih lama berbisnis di dalam industri tanaman hias. Selain itu, Godongijo
telah memiliki diferensiasi produk di mata konsumen dimana target kosumen yang dibidik sama dengan Istana Alam Nursery. Kondisi tersebut menyebabkan
posisi saing perusahaan masih cenderung lemah. Oleh karena itu, diperlukan suatu formulasi strategi bersaing yang tepat agar Istana Alam Nursery memiliki
36 keunggulan bersaing sehingga dapat memperoleh bagian pasar dan bertahan
dalam industri. Perumusan strategi ini juga tidak terlepas dari visi dan misi yang ada di
dalam perusahaan, karena dalam merumuskan strategi diperlukan arah dan tujuan yang jelas. Visi dari Istana Alam adalah menjadi produsen tanaman hias
komersial yang selalu menitikberatkan pada perbaikan berkesinambungan untuk dapat bersaing dengan sehat, dengan cara menyediakan berbagai macam koleksi
tanaman hias terlengkap, terbaik dan terbaru baik dari dalam maupun luar negeri untuk melayani semua kebutuhan taman dan seni rupa. Formulasi atau perumusan
strategi bersaing ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap pemasukan data input stage, tahap pemaduan matching stage, dan tahap pengambilan
keputusan decision stage. Pada tahap pemasukan data input stage, dilakukan analisis lingkungan
eksternal dan internal terlebih dahulu untuk mengetahui peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang ada di lingkungan perusahaan. Analisis lingkungan
eksternal terdiri dari analisis lingkungan umum seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi serta analisis lingkungan industri yang berdasarkan lima
kekuatan Porter yaitu ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk pengganti dan
tingkat persaingan diantara pesaing yang ada. Selain analisis eksternal, dilakukan juga analisis lingkungan internal yaitu dengan menganalisis kondisi fungsional
perusahaan seperti manajemen, pemasaran, keuanganakuntansi, produksioperasi, serta penelitian dan pengembangan. Hasil dari identifikasi peluang dan ancaman
pada analisis eksternal dituangkan dalam matriks EFE, sedangkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan pada analisis internal dituangkan dalam
matriks IFE. Tahap kedua adalah tahap pemaduan matching stage. Pada tahap ini
dilakukan plot dari hasil matriks EFE dan IFE ke dalam matriks IE, sehingga didapat sel posisi perusahaan di dalam industri. Setelah mengetahui tipe strategi
yang cocok diterapkan perusahaan berdasarkan posisi perusahaan, dilanjutkan dengan penyusunan matriks SWOT untuk merumuskan beberapa alternatif
strategi yang dapat diterapkan perusahaan.
37 Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan decision stage.
Pada tahap ini akan diputuskan beberapa prioritas strategi yang layak untuk diterapkan dengan menggunakan analisis QSPM. Maka dari ketiga tahap tersebut
akan diperoleh strategi bersaing yang dapat diprioritaskan untuk diterapkan oleh Istana Alam Nursery. Kerangka pemikiran operasional dari penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
Posisi saing Istana Alam Nursery masih lemah dibandingkan dengan pesaing utamanya di dalam industi
Sebagai pendatang baru, Istana Alam Nursery menghadapi kondisi persaingan yang ketat dan juga reaksi strategi dari pesaing lama yang
ada di dalam industri
Formulasi Strategi Bersaing Visi dan Misi Perusahaan
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
• Analisis Lingkungan Umum
• Analisis Lingkungan Industri
Pendekatan Porter ANALISIS LINGKUNGAN
INTERNAL Pendekatan Fungsional
Matriks IFE
Matriks IE Matriks EFE
Matriks SWOT QSPM
Prioritas Strategi Input
Stage
Decision Stage
Matching Stage
38
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian