Pengaruh Pendidikan Seni Rupa terhadap Kaligrafi Al-Qur’an Kriteria Penilaian Karya Terbaik di Pesantren PSKQ

98 5. Metode Koreksi Karya Evaluasi Metode koreksi karya atau evaluasi adalah proses pengecekkan dan pembenaran kaidah penulisan khat yang dilakukan oleh ustadz atau santri senior. Adanya evaluasi, santri akan mengetahui letak kekurangankesalahan penulisan kaidah dalam karya mereka. Dengan mengetahui kesalahannya, santri diharapkan mampu berkarya lebih baik lagi. Dalam evaluasi ini, guruustadz tidak memberikan penilaian baik berupa angka atau huruf. Guruustadz hanya memberikan pembenaran dan pengarahan penulisan yang baik dan benar. Berikut merupakan bentuk praktek menggunakan metode koreksi karya oleh guruustadz yang telah dilakukan di pesantren PSKQ. Gambar 44: Metode Koreksi Karya Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ, Materi Khat Naskhi Golongan Hiasan Mushaf

E. Hasil Karya dalam Pembelajaran Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Qur’an di Pondok Pesantren PSKQ

1. Pengaruh Pendidikan Seni Rupa terhadap Kaligrafi Al-Qur’an

99 Pendidikan di pesantren PSKQ mengembangkan pembelajaran kaligrafi yang tidak terbatas pada penulisan khat indah yang berkaidah, tetapi juga mengembangkan pengetahuan kesenirupaan atau visual art dalam proses berkarya. Pengaruh seni rupa terhadap kaligrafi Al-Qur’an pada pembelajaran kaligrafi di pesantren PSKQ ini dapat dilihat dari hasil karya kaligrafi yang memiliki variasi. Diantaranya kaligrafi kontemporer, hiasan mushaf Al-Qur’an, kaligrafi dekorasi, kaligrafi kuningan, kaligrafi bordir, kaligrafi sablon, ukiran kaligrafi, dan lain-lain.

2. Hasil Karya Seni Rupa di Pesantren PSKQ a. Seni Lukis

Gambar 45: Lukisan Potret Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ, Hasil Karya Santri T.A 20142015 Deskripsi Karya: Karya di atas merupakan lukisan potret karya seni rupa dua dimensi. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa media seni, 100 serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa kanvas. Kanvas adalah kain yang berlapis cat campur lem yang terbuat dari kain tipis sampai kain tebal dan kuat. Bahan ini dipergunakan untuk membuat layar dan terutama dasar lukisan. Gambar 46: Kanvas Sumber: http:2.bp.blogspot.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas berupa: a Pensil 101 Pensil adalah alat tulis yang digunakan untuk membuat sketsa di atas media untuk mengawali proses berkarya. b Penghapus Penghapus merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang berupa karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. c Cat Minyak Cat minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang diikat direkat dengan media minyak pengikat pigmen warna. d StandingEasel Alat ini digunakan untuk meletakkan kanvas sehingga memudahkan pada saat melukis. Bahan pembuatnya pun macam-macam, namun umumnya terbuat dari kayu. e Kuas Kuas Lukis digunakan untuk melukis, beragam macamnya bisa dikelompokkan beberapa kelompok menurut bentuk bulu kuas, di antaranya adalah bulat lancip, bulat tumpul, persegi rata, persegi lancip, besar. Kebutuhan kuas dalam proses pembuatan menyesuaikan dengan ukuran bidang yang akan di cat. f Palet Palet merupakan alat yang juga sangat penting karena sebagai tempat cat minyak untuk melukis. 3 Teknik penciptaan karya 102 Salah satu pewarna atau cat yang umum digunakan dalam melukis adalah cat minyak. Teknik melukis dengan cat minyak yang digunakan adalah teknik basah, dengan cara mengencerkan cat minyak terlebih dahulu dengan menggunakan minyak cat. Setelah diencerkan dengan tingkat kekentalan tertentu, baru kemudian dipoleskan diatas permukaan kanvas. 4 Proses penciptaan karya Berikut tahapan penciptaan karya lukisan meliputi : a Mempersiapkan peralatan dan media dasar terlebih dahulu. b Menentukan objek yang akan dijadikan model lukis. Gambar 47: Soeharto Sumber: http:www.rmol.co c Membuat sketsa kasar menggunakan pensil untuk menciptakan garis tipis di atas media kanvas. d Kemudian dilanjutkan dengan pencampuran warna di atas palet. 103 e Selanjutnya pemberian warna disesuaikan pada objek atau sesuai keinginan. f Memulai melukis dengan menggunakan teknik basah, dengan terlebih dahulu menggambar subjek dasar bagian wajah. Jangan gunakan terlalu banyak ketika memulai, tapi gunakan bertahap sampai Anda mendapatkan tingkat kekentalan yang diinginkan. g Tahap terakhir adalah finishing. Ketika lukisan telah selesai mengering, tambahkan lapisan pernis untuk melindungi dan menjaga warna. 3 Komposisi Pada karya seni lukis tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis-garis lengkung yang membentuk pola rambut yang terlihat halus dan rapi. Kesan yang lain dapat dilihat pada susunan garis yang membentuk pola kerah baju, dan bentuk-bentuk yang lainnya, seperti bidang kelopak bunga mawar, bentuk wajah, hidung, dan bentuk-bentuk yang terdapat pada lukisan. b Warna 104 Warna yang digunakan pada lukisan di atas adalah gradasi warna hangat dari warna kuning hingga warna orange kemerah-merahan. Pada salah satu bentuk objek utama, diterapkan warna dingin, yaitu warna biru keabu-abuan untuk memunculkan kesan kontras sehingga objek lukisan tersebut dapat menjadi titik pusat perhatian. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada lukisan terdapat tekstur semu yang dihasilkan dari komposisi garis yang disusun membentuk lekukan-lekukan. Lekukan ini memberikan kesan keriput pada wajah objek lukisan. d Ruang Ruang pada lukisan dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk dan warna, serta gelap terang. Pada lukisan tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada kelopak bunga mawar yang tampak seperti tiga dimensi dan lekukan kerah baju, serta beberapa bidang lainnya. 4 Prinsip-Prinsip Seni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian objek ukisan ini, dari segi bentuk memiliki kesamaan yang terkesan tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain. b Keseimbangan 105 Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi, bisa dilihat dari komposisi bentuk yang sama antara bagian yang kiri, tengah dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bentuk objek dimana antara ukuran ketiganya sama besar sesuai dengan objek yang tersedia. 4 Harmoni keselarasan Pada karya lukisan ini sangat terkesan harmonidan seimbangan karena memiliki kombinasi yang berdampingan sehingga menimbulkan keselarasan antara warna dan bentuk di dalam karya tersebut. 5 Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada objek yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan warna-warna dominan menggunakan warna hangat dan dingin.

b. Cetak GRC

106 Gambar 48.GRC Kerawangan Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni, 06 April 2015 Deskripsi Karya: Cetak GRC atau Glassfiber Reinforced Cement merupakan salah satu karya seni terapanpakai. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa media seni, serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa papan triplek, semen dan pasir pilihan. 107 Gambar 49: Semen Sumber: http:deltabangunan.yukbisnis.com Gambar 50: Pasir Pilihan Sumber: http:notoprasetio.blogspot.com Gambar 51: Triplek Sumber: https:dhanymatika.wordpress.com 2 Peralatan 108 Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya seni di atas antara lain: a Pensil Pensil adalah alat tulis yang digunakan untuk membuat sketsa di atas media triplek untuk mengawali proses membuat desai GRC. b Penggaris Proses pembuatan desainpola menggunakan beberapa jenis penggaris. Karena pola dibentuk tidak hanyak lurus, bisa jadi melingkar atau segi tiga. c Mesin Pengecor semen Mesin ini digunakan untuk pengadukan semen dan pasir dalam jumlah cukup banyak sehingga pengerjaan lebih cepat. d Sendok semen Sendok semen digunakan untuk meratakan semen yang di tumpahkan pada cetakan GRC. e Ember Ember digunakan sebagai wadah semen yang telah di aduk. f Karet Karet yang digunakan adalah jenis karet berwarna hitam biasanya karet yang digunakan adalah karet ban motormobil yang tidak digunakan bekas. 3 Proses cetak GRC 109 d Cetakan Cetakan dibuat sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui. Gambar 52: Desain GRC Kerawangan Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ e Membuat poladesain di atas triplek sesuai dengan cetakan gambar kerja. 110 Gambar 53: Proses Membuat Desain Cetak GRC Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ f Gambar desain cetakan yang telah jadi, kemudian membuat potongan- potongan karet sesuai desain. g Potongan-potongan karet tersebut di tempelkan di atas triplek menggunakan lem kayulem fox disusun sesuai desain. h Selanjutnya cetakan yang telah jadi, diberi dinding papan. Ketinggian disesuaikan tingkat ketebalan yang diinginkan. Gambar 54: Tempat Cetakan GRC Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 111 i Cetakan GRC kemudian dipolesi minyak gorengjelantah menggunakan kuas. Dimaksudkan supaya ketika saat pengangkatan cetakan GRC tidak melekat. Gambar55: Proses Pemolesan Minyak Jelantah Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ j Persiapkan adukan Semen dan pasirdengan perbandingan 1:1. Adukan untuk GRC terdiri dari : Semen, air, serat fibreglass,pasir serta bahan tambahan yang semuanya telah memenuhi persyaratan. Water Cement Ratio WCR adalah 0,33. Adukan harus benar-benar merata. Kandungan fibreglass adalah 4 sampai 5 dari total berat. Gambar 56: Proses Pengadukan Semen Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ 112 k Penyemprotan Spray Operator spray harus yang sudah terlatih. Lapisan pertama tidak menggunakan fibreglass, lapisan ini tebalnya tidak lebih dari 1,6 mm, agar mendapatkan proporsi campuran yang memenuhi persyaratan. Gambar 57: Proses Penyemprotan Lapisan Pertama GRC Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ l Selama proses penyemprotan harus selalu dicek ketebalan, dan kadar fibrenya sehingga didapat hasil seperti yang dikehendaki. Gambar 58: Proses Pengecekan Ketebalan GRC Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ 113 m Curing Setelah selesai penyemprotan, panel secepatnya dilindungi ditutup untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat. Pengeringan curing yang cepat dengan temperatur di atas 50o tidak diijinkan. Minimum 18 jam setelah penyemprotan, panel baru boleh lepas dari cetakan. Pemasangan panel baru dapat dilaksanakan setelah panel berumur minimal 7 hari. Selama masa perawatan curing suhu udara harus selalu dijaga agar tetap lembab. Gambar 59: Proses Pengeringan GRC Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ n Produk yang tipis membuat komponen GRC ringan dan memudahkan pengangkutan, penanganan, penyimpaan dan pemasangan. 114 Gambar 60: Hasil Cetakan GRC Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ 4 Komposisi Pada karya cetak GRC tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis-garis lengkung yang membentuk pola lingkaran pada bagian tengah cetakan GRC tersebut. Kesan yang lain dapat dilihat pada susunan garis lurus yang diulang dengan bentuk pola motif kerawangan. 115 b Warna Warna cetak GRC di atas alami dari warna semen yaitu abu-abu. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada lukisan terdapat tekstur nyata yang dihasilkan dari permukaan semen yang terkesan kasar. d Ruang Ruang pada cetak GRC dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk dan ornamen. Pada cetak GRC tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada bagian-bagian setiap batas motif dan bagian lingkaran yang memiliki kedalaman, serta beberapa bidang lainnya. 5 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ornamen cetak GRC ini dilihat dari segi bentuk dan motif tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang terdapat pada setiap bagian dalam bidangnya. b Keseimbangan Pada karya cetak GRC ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi, bisa dilihat dari komposisi bentuk dan motif yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian motif yang telah dibentuk menjadi sebuah 116 ornamen kerawangan yang dimana antara bagian motif yang samasesuai dengan ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya cetak GRC ini sangat terkesan harmonidan seimbangan karena memiliki kombinasi yang berdampingan sehingga menimbulkan keselarasan antara ornamen pada motif cetak GRC tersebut. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada motif kerawangan yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan motif lingkaran yang dominan menggunakan bentuk-bentuk lingkaran dan lancip pada luar lingkaran yang menyimbolkan bentuk bintang.

c. Seni UkirPahat

Gambar 61: Kaligrafi Ukir Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ, Tahun 2014 117 Deskripsi Karya: Seni ukirpahat merupakan salah satu karya seni terapanpakai. Seni ukir tersebut menggunakan motif Kaligrafi. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa kayu jati. Jenis kayu yang dipilih mempengaruhi hasil karya dan ketahanan kualitas karya. Gambar 62: Papan Kayu Jati Sumber: http:www.sari-jati.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas berupa: a Pahat Pahat sebagai peralatan pokok terdiri beberapa jenis yaitu: pahat kuku pahat penguku, pahat lurus pahat penyilat, pahat lengkung setengah bulatan pahat kol, dan pahat miring pahat pengot. 118 b Kuas Jenis kuas yang digunakan adalah kuas berukuran besar digunakan untuk membersihkan sisa pahatan kayu. c Plitur Plitur digunakan saat tahap terakhir yaitu finishing. d Pensil Pensil adalah alat tulis yang digunakan untuk membuat sketsa di atas media kayu untuk mengawali proses berkarya. e Palu Kayu f Amplas Amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan kaligrafi. 3 Proses Pembuatan Kaligrafi Ukir a Siapkan kayupapan dengan ukuran sesuai yang diinginkan. b Membuat pola desain terlebih dahulu. Pola desain merupakan susunan ayat Kursi atau QS. Al-Baqarah: 255 dengan menggunakan khat Tsulus, desain dibuat sesuai dengan ukuran media kayupapan. c Kemudian proses memindahkan desain di atas media kayupapan menggunakan pensil. d Setelah proses memindahkan poladesain selesai, dilanjutkan dengan memulai memahat bagian-bagian yang penting untuk didahulukan. 119 Gambar 63: Proses Memahat Kaligrafi Ukir Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ e Selanjutnya, memahat bagian lainnya dengan pengerjaan perlahan, supaya hasilnya rapi sesuai yang diinginkan. f Bagian-bagian yang telah selesai dipahat dibersihkan menggunakan kuas, dimaksudkan tidak ada sisa-sisa pahatan supaya tidak menyulitkan ketika proses pewarnaan plitur. g Proses terakhir, dengan mengaluskan menggunakan amplas. h Finishing dengan memberikan warna plitur menggunakan kuas. 4 Komposisi Pada karya seni ukir tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 120 a Garis Garis pada seni ukir tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis-garis lengkung dan lurus yang membentuk pola khat. b Warna Warna yang digunakan pada kaligrafi ukirpahat di atas adalah warna alami dari kayu yaitu warna kecoklatan. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada kaligrafi ukir terdapat tekstur nyata yang dihasilkan dari komposisi komposisi khat yang disusun membentuk motifkaligrafi. d Ruang Ruang pada lukisan dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk dan motif kaligrafi. Pada kaligrafi ukirpahat tersebut terdapat rongga sehingga menampilkan kesan ruang dapat dilihat pada setiap bagian-bagian motif kaligrafi. 5 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian kaligrafi dan ayat yang terkandung di dalam kaligrafi ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, dari segi tulisan dan bentuk karena merupakan dari satu susunan ayat yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini. 121 b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi yang tidak saling membebani antara berat yang satu dengan yang lainya, bisa dilihat dari komposisi susunan ayat Al-Qur’an yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian ayat yang telah dibentuk menjadi sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian huruf satu dengan yang lain di buat dengan proporsi huruf yang sama besar yang sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya kaligrafi ukurpahat ini sangat terkesan harmonidan seimbangan karena memiliki kombinasi yang berdampingan sehingga menimbulkan keselarasan antara huruf yang termuat di dalam ayat Al-Qur’an pada karya tersebut. e Dominasi Pada karya ini tidak tampak jelas dominasiyang ditampilkan bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan susunan ayat menggunakan satu jenis khat Tusust saja. 122

d. Seni Patung

Gambar 64: Patung Potato Boy Sumber : Dokumentasi Pesantren PSKQ, Tahun 2014 Deskripsi karya: Karya di atas merupakan karya seni rupa tiga dimensi yang berbentuk patung kartun Potato Boy pada media Styrofoam. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara- cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa Styrofoam dan cat. Jenis styrofoam yang dipilih adalah Styrofoam balok dipakai untuk membuat karakter tiga dimensi. Pemilihan Styrofoan juga mempengaruhi hasil karya dan ketahanan kualitas karya. 123 Gambar 65: Styrofoam Sumber: http:www.indonetwork.co.id Pemilihan jenis cat merupakan salah satu bahan yang penting dalam membuat karya. Dalam jenis karya patung ini menggunakan cat Mowilex, karena ketahanan warna dan kualitas nya yang bagus akan membuat patung lebih maksimal. Gambar 66: Cat Putih Mowilex Sumber: http:tokocatrodsel.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas berupa: a Cat WarnaBiang Warna Dengan menggunakan biang warna, lebih memudahkan dalam menemukan warna dan menghasilkan warna-warna yang 124 diinginkan.warna yang di hasilkan juga lebih menyala. Biang warna ini dipakai untuk pencampuran warna yang sedikit susah pada tahap oplos pada Mowilex, dan hasilnya lebih cerah. b Alat Pemotong Styrofoam Alat ini merupakan alat yang menggunakan tenaga listrik dipergunakan sebagai pengganti alat pemotong yang terbuat dari pisau cutter. Atau alat sejenisnya yang kurang tepat dan kurang baik dalam segi hasil pemotongan dibandingkan dengan alat ini. Hasil patung akan lebih halus dan dapat diselesaikan lebih cepat dibandingkan menggunakan pisau Cutter dan sebagainya. Gambar67: Styrofoam Cutter Sumber: http:kenshindo.indonetwork.co.id 125 c Dempul dan resin Dempul dan resin ini berfungsi menguatkan Styrofoam sehingga ketika dicat bisa menghasilkan tampilan yang mulus dan menarik, seperti keramik. d Kuas Kuas yang digunakan adalah berbagai ukuran dari yang kecil, lebar, runcing hingga yang besar. 3 Teknik pembuatan patung Dalam proses pembuatan patung menggunakan teknik mengecor, modelling, dan konstruktif. Teknik pembuatannya dengan cara memijit, meremas, dan membentuk sesuai bentuk yang diinginkan. 4 Proses membuat patung a Proses pembuatan adalah membuat konsep kartun Potato Boy terlebih dahulu sesuai dengan yang diinginkan. b Setelah konsep sudah matang, dilanjutkan dengan mulai melakukan proses membuat patung tersebut. c Dalam proses pembuatan patung, seorang seniman dapat membuat patung dengan berbagai teknik bergantung pada bahan dan keahlian yang dimiliki. Teknik-teknik tersebut antara lain teknik mengecor, modelling, dan konstruktif. Patung diatas dilihat dari bahan yang digunakan makan pembuatannya menggunakan teknik modelling. Teknik modeling merupakan teknik membuat suatu bentuk dengan cara memijit, meremas, dan membentuk sesuai bentuk yang diinginkan. Bahan yang 126 dipergunakan dalam pembuatan teknik ini adalah bahan yang bersifat plastis seperti Styrofoam. d Sedangkan untuk menyambung antar sisi dari Styrofoam bisa menggunakan lem putih lem kayu tapi kekurangannya adalah lama kering. Lem kayu ini biasanya digunakan untuk menempelkankan ornamen penghias dinding patung. Jika menggunakan selain lem tersebut misalnya menggunakan lem kuning styrofoam tidak akan bisa ditempelkan dan justru styrofoam tersebut akan meleleh seperti bahan plastik yang terkena api. e Selanjutnya, apabila proses membentuk styrofoam selesai dapat dilanjutkan pewarnaan. f Untuk pewarnaan bisa menggunakan pigment dan warna dasarnya adalah cat putih putih polos yang dicairkan dengan air kemudian dicampur dengan pigmen. g Setelah selesai percampuran dan menghasilkan warna yang diinginkan, bisa langsung dilakukan pengecatan. Atau bisa langsung memilih cat warna yang tersedia tanpa harus bermain dengan pigmen. h Tahap terakhir, dapat memberikan pewarnaan lebih detail supaya hasil patung lebih rapi dan mendapat hasil yang sesuai diinginkan. 5 Komposisi Pada karya seni patung tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang . Adapun aspek yang dikomposisikan dalam 127 penciptaan karya seni tersebut memiliki tekstur nyata yang dihasilkan dari permukaan Styrofoam yang kasar. 6 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian bentuk dan warna di dalam patung Potato Boy ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain karena merupakan warna sesuai dari kartun Potato Boy, baik dari segi bentuk hinga warna yang terdapat pada setiap bagian dalam bentuknya seperti warna coklat, merah muda, hitam, biru tua, dan putih. b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi satu dengan yang lainya, bisa dilihat dari komposisi bentuk yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bentuk kartun Potato Boy tersebut yang telah dibentuk menjadi sebuah patung yang dimana antara bagian bentuk yang sama dengan besar sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya patung ini sangat terkesan harmoni dan seimbangan karena memiliki kombinasi yang menimbulkan keselarasan antara warna yang termuat di dalam karya patung tersebut, contohnya antara tema dan bentuk yang dipadukan dengan warna-warna yang sesuai dengan tema, yaitu bentuk kentang, bentuk ini 128 diberi dengan warna coklat yang dimana warna ini merupakan warna dari kentang sungguhan. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada bentuk yang terdapat di dalam karya patung ini dengan perpaduan bentuk kentang dan didominasi seperti wajah manusia.

e. Kaligrafi Bordir

Gambar 68: Kaligrafi Bordir Sumber : Dokumentasi Pesantren PSKQ Deskripsi karya: Karya di atas merupakan salah satu karya seni terapanpakai yang berbentuk kaligrafi bordir. Bordir tersebut menggunakan motif Kaligrafi pada 129 media kain. Jenis hurufkhat yang digunakan digunakan adalah khat Tsulust. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media kain bludru. Gambar 69: Kain Bludru Sumber: http:www.mediantextile.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas antara lain: a Benang metalik warna emas dan perak b Pensil kapur c Mesin bordir 130 3 Proses Pembuatan Kaligrafi Bordir Proses pembuatan sulam bordir melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir. Tahapan-tahapan pembuatan sulam bordir adalah antara lain sebagai berikut: a Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan. b Merancang motif bordirdengan motif arabesque dan ayat Al-Qur’an yang tersusun dari ayat QS. Al-Ikhlas:1-4 dengan menggunakan khat Tsulus. Konsep desain bundar dengan ukuran desain 32cm x32cm c Memolamemindahkan motif bordir pada kain. d Memasang kain yang sudah ada motifnya pada meja mesin jahit bordir. Gambar 70: Proses Menjahit Kaligrafi Bordir Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ e Memilih benang metalik dan membordir dengan berbagai jenis tusuk. 131 f Finishing membersihkan sisa benang, kemudian mencuci dan terakhir menyeterika. Gambar71: Finishing Kaligrafi Bordir Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ 4 Komposisi Pada karya kaligrafi bordir tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan tersebut dapat diamati pada bentuk pola khat dan ornamen. 132 b Warna Warna yang digunakan pada karya kaligrafi dekorasi di atas adalah warna hangat dan dingin. Pada salah satu bentuk khat dan ornamen sebagai hiasan pinggiran diterapkan warna kuning. Kemudian pada salah satu bentuk pola utama khat diberi warnai putih hingga memunculkan kesan kontras sehingga pola utama tersebut dapat menjadi titik pusat perhatian. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada kaligrafi dekorasi tersebut terdapat tekstur nyata yang dihasilkan dari permukaan kain dengan komposisi garis yang disusun membentuk khat dan ornamen. d Ruang Ruang pada kaligrafi dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk dan warna, serta gelap terang. Pada kaligrafi tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada bentuk pola khat dengan warna kuning yang tampak memiliki kesan dalam seperti rongga, sehingga memberikan kesan kedalaman. 5 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ornamen dan ayat yang terkandung di dalam kaligrafi bordir ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, baik dari segi bentuk hinga warna yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini, contoh warna kuning emas dan perak. 133 b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi yang tidak saling membebani antara berat yang satu dengan yang lainya, bisa dilihat dari komposisi bentuk yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian ayat Al-Qur’an yang telah disusun menjadi sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian ruang utama dengan hiasan pinggiran sesuai dengan ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya kaligrafi bordir ini sangat terkesan harmonidan seimbangan karena memiliki kombinasi warna yang selaras. Contohnya, warna kuning emas dan perak merupakan warna metalik yang elegan. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan warna-warna dominan menggunakan warna metalik, bentuk-bentuk lingkaran dan ornamen arabesque pada luar lingkaran. 134

f. Sablon

Gambar 72: Sablon Kaligrafi Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ Deskripsi karya: Karya di atas merupakan salah satu karya seni terapanpakai yang berbentuk cetak sablon. Konsep sablon baju yang di pilih pesantren PSKQ mempunyai beberapa desain yang menarik diantaranya: 1. Art calligraphyseni kaligrafi, 2.Sport Spiritkaos dan olahraga, 3. Produk UpDatemengikuti perkembangan zaman. Sablon tersebut dibuat pada media kain berupa baju dengan motif huruf kaligrafi bordir tersebut menggunakan motif kaligrafi. Jenis hurufkhat yang digunakan digunakan adalah khat Tsulust. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 135 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media Kaos Polos Warna Putih atau Terang. Gambar 73: Kaos Polos Sumber: http:gomarketonline.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya seni di atas antara lain: a Screen ukuran bervariasi b Rakel c Obat afdruk d Tinta sablon e Hair dryer f Cutter pisau g Lakban h Minyak goreng i Kain untuk membersihkan 136 j M3 cairan pembersih tinta kertas di screen 3 Persiapan cetak sablon Pertama-tama yanga Anda harus siapkan adalah bahan dan alat untuk menyablon kaos yang diantaranya adalah : 1 Kaos warna putih atau terang 2 Papan triplek sesuai besar kaos 3 Rangkascreen dengan gambar yang sudah diafdruk 4 Rakel yang sudah terpasang di pegangan rakel 5 Tinta sablon tekstil 6 Beberapa lembar plastik dan lakban 7 Kain katun perca air secukupnya untuk lap sisa tinta. 4 Proses Pembuatan Sablon a Tuang cairan obat afdruk di belakang screen menggunakan bekas tempat perdana kartu sim card , dan ratakan secara searah dari bagian depan dan belakang. Gambar 74: Proses Pembuatan Sablon Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ 137 b Keringkan dengan hair dryer sampai kering Gambar 75: Proses Pengeringan Screen Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ c Siapkan desain yang telah di print lalu lumasi dengan minyak agar berubah menjadi seperti lertas kalkir lalu tempelkan di atasnya bagian belakang yang akan di jadikan bagian bawah screen . Jadi dalam posisi di balik. d Letakkan kaca di atasnya lalu tambahkan busa di bagian dalam , lalu di jemur selama hitungan 3 menit. e Setelah itu angkat lalu bagian dari desain di siram air dan lakukanlah penyemprotan pada bagian yang berlubang sesuai desain dengan alat semprot. 138 Gambar 76: Proses Penyemprotan Screen Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ f Lalu keringkan dengan menjemurnya di luar rumah, dan maksimalkan pengeringan dengan menggunakan hair dryer. g Kemudian tempelkan di bagian samping screen dengan menggunakan lakban kemudian bersihkan screen dengan airm3 sablon kertas. h Tuang tinta lalu siapkan media kaos atau kertas. Gambar 77: Kaos Polos Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ 139 i Langkah terakhir menggaruk dengan rakel secara pelan dengan tinta di taruh di bagian atas lalu tarik kebelakang dan tekan dengan sedikit kekuatan. j Angkat screen dan jadi, langkah terakhir adalah menjemur kaos atau kertas. k Jemur dan cuci kembali sesaat jika cat atau tinta telah mengering . Jangan lupa juga periksa kembali apakah screen ada yang bocor. Jika ada yang bocor segeralah di tambal dengan lakban. l Sablon kaos telahselesai bila Anda cuma menghendaki satu warna sablon dan lihat hasilnya dengan mengangkat rangka screen perlahan-lahan. Berikutnya keringkan kaos tersebut. m Pewarnaan selanjutnya, bersihkancuci tinta dari rangka dan siapkan gambar bagian berikutnya serta tutup bagian lain dengan plastik dan selotip. n Letakkan kaos yang sudah disablon dengan warna pertama pada meja sablon yang telah ditentukan. Sekali lagi, penempatan screen harus tepat agar hasilnya maksimal. o Atur hasil sablonan dan ulangi step 2 sampai 4 diatas untuk warna kedua. p Ulangi proses menyablonan sampai selesai hingga warna terakhir yang dikehendaki. q Untuk langkah terakhir adalah kita siapkan setrika untuk menyetrika beberapa kaos yang telah kita sablon tersebut. Hal ini tentu akan membuat kualitas cat menjadi semakin menempel pada bahan kaos, Semoga bacaan 140 ini bermanfaat dan mungkin dapat menjadi rangkaian inspirasi dari beberapa referensi untuk memulai bisnis usaha. 5 Komposisi Pada karya kaligrafi sablon tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan tersebut dapat diamati pada bentuk pola kaidah khat huruf ha. b Warna Warna yang digunakan pada karya kaligrafi sablon di atas adalah warna hangat. Pada bentuk khat diberi warna biru dan kesan tumpahan cat atu bias dijadikan sebagai ornamen diterapkan warna kuning dan merah. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada kaligrafi dekorasi tersebut terdapat tekstur nyata yang dihasilkan dari permukaan kain dengan komposisi garis yang disusun membentuk khat dan ornament. 141 6 Prinsip-Prinsip Seni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ornamen dan khat yang terdapat pada sablon baju ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, baik dari segi bentuk hinga warna yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini. contoh warna kuning, biru, dan merah merupakan warna panas yang menjadi kesatuan warna yang menarik. b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi yang saling tumpang tindih antara khat dengan ornament yang menjadi background, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran khat tampak seimbang yang telah dibentuk menjadi sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian ruang dengan background ornamen yang sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya sablon baju ini sangat terkesan harmoni dan seimbangan karena memiliki kombinasi yang berdampingan sehingga menimbulkan keselarasan antara ornamen, warna, dan khait yang termuat di dalam sablon kaligrafi baju tersebut. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan 142 warna-warna dominan menggunakan warna panas, dan bentuk ornamen tumpahan cat pada background.

3. Hasil Karya Seni Kaligrafi Al-Qur’an di Pesantren PSKQ

a. Kaligrafi Golongan Naskah Wajib

Gambar 78: Kaligrafi Golongan Naskah Wajib Sumber : Dokumentasi Desi Wahyuni, 06 April 2015 Deskripsi Karya : Karya di atas merupakan karya seni kaligrafi golongan naskah wajib pada media kertas manila. Pada event Musabaqah Tilawatil Qur’an MTQ jenis karya di atas merupakan kaligrafi golongan naskah pilihan. Karya kaligrafi berupa hitam putih menggunakan media kertas manila. Jenis kaidah penulisan kaligrafi yang digunakan adalah khat Naskah dari master Mehmed Seuki Efendi. Kaedah 143 khattiyah adalah tata cara penulisan indah sesuai rumus-rumus menurut ketepatan yang berlaku. Standar penulisan yang dijadikan acuan pembuatan karya adalah Al-Qur’an standar Indonesia. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media kertas manila putih. Gambar 79: Kertas Manila Putih Sumber: http:imgbuddy.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas berupa: a Handam Handam adalah pena kaligrafi yang digunakan untuk menulis kaligrafi. Pena kaligrafii yang digunakan ini adalah kayu bambu kemudian diraut dengan menggunakan cutter. 144 Gambar 80: HandamPena Bambu Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ b Tinta Jenis tinta yang digunakan adalah jenis tinta Cina warna hitam. c Pensil Pensil adalah alat tulis yang digunakan untuk membuat sketsa di atas media kertas manila untuk mengawali proses berkarya. d Penggaris e Penghapus Penghapus merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang berupa karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. f Spidol hitam 3 Proses Pembuatan Kaligrafi Naskah Wajib Proses pembuatan kaligrafi naskah melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir. Tahapan-tahapan pembuatan kaligrafi naskah adalah antara lain sebagai berikut: a Menyediakan dan menyiapkan bahan alat yang dibutuhkan. b Merancang dan menyusun ayat Al-Qur’an QS.Al-Alaq:1-17. 145 c Memolamemindahkan motif tulisan pada kertas manila karton. d Kemudian, dilanjutkan dengan menulis menggunakan handam dan tintawarna hitam. e Setelah penulisan khat selesai, selanjutnya f Tahap terakhir, finishing memberikan garis lurus sebagai pembatas antara bidang tulisan. 4 Komposisi Pada karya kaligrafi naskah tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya seni kaligrafi tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis- garis lengkung dan lurus yang membentuk ornamen sebagai pembatas dan penambah keindahan hasil karya kaligrafi naskah. b Warna Warna yang digunakan pada karya kaligrafi di atas hanya sekedar hitam putih. 146 c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada kaligrafi naskah terdapat tekstur semu yang dihasilkan dari komposisi garis yang disusun membentuk ornamen dan susunan khat. d Ruang Ruang pada kaligrfi naskah dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk khat dan ornamen. Pada karya kaligrafi naskah tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada bagian kaligrafi dimana background terkesan seperti dalam seolah-olah terlihat seperti memiliki rongga. 5 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ayat yang terkandung di dalam kaligrafi ini tersusun ayat QS. Al-Alaq mulai dari ayat 1-17, baik dari segi bentuk hinga susunan khat yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini disusun dengan berurutan sehingga menjadi kesatuan. b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu susunan ayat yang tidak saling tumpang tindih dan ukuran huruf yang sama antara yang satu dengan yang lainya, bisa dilihat dari komposisi bentuk yang imbang antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran khat antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian ayat yang telah dibentuk menjadi 147 sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian susunan baris pertama dan berikutnya dengan pembagian bidang yang sama sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya ornamen ini sangat terkesan harmoni dan seimbangan karena memiliki susunan yang selaras antara ayat yang termuat di dalam karya tersebut. e Dominasi Pada karya ini terdapat dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan garis pembatas garis lurus lingkaran yang memberikan bentuk bintang.

b. Kaligrafi Golongan Naskah Pilihan

Gambar 81: Kaligrafi Golongan Naskah Pilihan Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni, 06 April 2015 148 Deskripsi Karya : Karya di atas merupakan karya seni kaligrafi dua dimensi yang berbentuk kaligrafi naskah pada media kertas manila. Pada event Musabaqah Tilawatil Qur’an MTQ jenis karya di atas merupakan kaligrafi golongan naskah pilihan. Standar penulisan yang dijadikan acuan pembuatan karya adalah Al-Qur’an standar Indonesia. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media kertas manila putih. Gambar 82: Kertas Manila Putih Sumber: http:imgbuddy.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas antara lain: a Handam 149 Handam adalah pena kaligrafi yang digunakan untuk menulis kaligrafi. Pena kaligrafi yang digunakan ini adalah kayu bambu kemudian diraut dengan menggunakan cutter. Gambar 83: HandamPena Bambu Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ b Tinta Jenis tinta yang digunakan adalah jenis tinta Cina warna hitam. c Pensil Pensil adalah alat tulis yang digunakan untuk membuat sketsa di atas media kertas manila untuk mengawali proses berkarya. d Penggaris e Penghapus Penghapus merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang berupa karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. f Spidol hitam 150 2 Proses Pembuatan Kaligrafi Naskah Pilihan Proses pembuatan kaligrafi naskah melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir. Tahapan-tahapan pembuatan kaligrafi naskah adalah antara lain sebagai berikut: a Menyediakan dan menyiapkan bahan alat yang dibutuhkan. b Merancang dan menyusun dari ayat Al-Qur’an yang tersusun dari ayat QS. Al-Alaq:1-19. Jenis khat yang digunakan adalah khat Naskah dan Tsulust. c Memolamemindahkan motif hiasan dan tulisan pada kertas manila karton. d Kemudian, dilanjutkan dengan menulis menggunakan handam dan tinta warna hitam. g Setelah penulisan khat selesai, selanjutnya tahap terakhir memberikan garis lurus dan lengkung sebagai pembatas antara bidang tulisan. 3 Komposisi Pada karya kaligrafi naskah tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya seni kaligrafi tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis- 151 garis lengkung dan lurus yang membentuk ornamen sebagai pembatas dan penambah keindahan hasil karya kaligrafi naskah. b Warna Warna yang digunakan pada karya kaligrafi naskah ini hanya dengan menggunakan warna hitam putih. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada kaligrafi naskah terdapat tekstur semu yang dihasilkan dari komposisi garis yang disusun membentuk ornamen dan susunan khat. d Ruang Ruang pada lukisan dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk khat dan ornamen. Pada karya kaligrafi naskah tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada bagian kaligrafi dimana background terkesan seperti dalam seolah-olah terlihat seperti memiliki rongga. 4 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ayat yang terkandung di dalam kaligrafi ini tersusun ayat QS. Al-Alaq mulai dari ayat 1-19. baik dari segi bentuk hinga susunan khat yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini disusun dengan berurutan sehingga menjadi kesatuan. b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi, bisa dilihat dari 152 komposisi bentuk yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran antara khat Tsulust dan Naskah bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian ayat yang telah dibentuk menjadi sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian ruang dengan besar volume ayat yang sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya Kaligrafi ini sangat terkesan harmoni dan seimbang karena memiliki kombinasi yang berdampingan sehinggamenimbulkan keselarasan antara ayat yang termuat di dalam karya tersebut. Contohnya bentuk yang dipadukan dengan jenis khat Naskah dan Tsulust yang sesuai dengan pembagian bidang. e Dominasi Pada karya ini terdapat dominasi yang ditampilkan, bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan khat Naskah dan Tsulust, juga terdapat perpaduan garis lurus dan lengkung sebagai pembatas antara bidang satu dengan yang lainnya. 153

c. Kaligrafi Golongan Hiasan Mushaf

Gambar 84: Kaligrafi Golongan Hiasan Mushaf Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ Deskripsi Karya : Karya di atas merupakan karya seni kaligrafi hiasan mushaf dua dimensi pada media kertas manila. Kaligrafi ini berupa gambaran seperti halaman depan pada mushaf Al-Qur’an yang biasanya berisi surat Al-Fatihah dan awal surah Al- Baqarah. Kaligrafi hiasan mushaf menggunakan media kertas manila. Standar 154 penulisan yang dijadikan acuan pembuatan karya kaligrafi adalah Al-Qur’an standar Indonesia. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media kertas manila putih. Gambar 85: Kertas Manila Putih Sumber: http:imgbuddy.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas antara lain: a Handam 155 Handam adalah pena kaligrafi yang digunakan untuk menulis kaligrafi. Pena kaligrafii yang digunakan ini adalah kayu bambu kemudian diraut dengan menggunakan cutter. Gambar 86: HandamPena Bambu Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ b Tinta Jenis tinta yang digunakan adalah jenis tinta Cina warna hitam. a Pensil Pensil adalah alat tulis yang digunakan untuk membuat sketsa di atas media kertas nila untuk mengawali proses berkarya. b Penggaris c Penghapus Penghapus merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang berupa karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. d Spidol Posca 156 Gambar 87: Spidol Posca Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni e Kain lap untuk membersihkan sisa cat yang ada di kuas. f Minyak M3 Cairan yang digunakan untuk menjiplak desain di atas manila karton. g Kuas Kuas Lukis digunakan untuk melukis, beragam macamnya bisa dikelompokkan beberapa kelompok menurut bentuk bulu kuas, di antaranya adalah bulat lancip, bulat tumpul, persegi rata, persegi lancip, besar dan ukurannya tiap merek tidak sama, nomor bisa sama tetapi besarnya bisa berbeda. h Cat Mowilex Pemilihan jenis cat merupakan salah satu bahan yang penting dalam membuat karya. Dalam jenis karya hiasan mushaf ini menggunakan cat Mowilex, karena ketahanan warna dan kualitas nya yang bagus akan membuat hiasan mushaf lebih maksimal. i Kapas 157 2 Proses Pembuatan Kaligrafi Hiasan Mushaf Proses pembuatan kaligrafi hiasan mushaf melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir. Tahapan-tahapan pembuatan kaligrafi naskah adalah antara lain sebagai berikut: a Menyediakan dan menyiapkan bahan alat yang dibutuhkan. b Memolamemindahkan motif desain mushaf di atas manila karton dengan menjiplak menggunakan minyak M3. Gambar 88: Contoh Desain Hiasan Mushaf Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni c Kemudian, dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan cat mowilex yang telah di ramu kemudian di poleskan pada bagian utama hiasan mushaf. 158 Gambar 89: Proses Pewarnaan Bidang Utama Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni d Tahap selanjutnya adalah memberi warna pada bagian bidang pinggiran hiasan dengan menggunakan teknik blok. Gambar 90: Proses Pewarnaan Bidang Pinggiran Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 159 e Tahap selanjutnya adalah pemberian garis konturlis dan pemberian isen- isen dengan motif yang sudah ditentukan. Gambar 91: Proses Lis Pinggiran Hiasan Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni f Tahapan terakhir adalah penulisan Ayat Al-Qur’an. Ayat Al-Qur’an pada karya kaligrafi hiasan mushaf ini tersusun dari ayat QS. Al-Muzzammil: 1-9 ditulis pada bagian bidang utama yang sudah ditentukan. Ayat Al- Qur’an tersebut menggunakan dua jenis khat yaitu Khat Diwani dan Tsulust ditulis dengan menggunakan handampena kaligrafi ukuran 2 mm dan tinta warna hitam. 160 Gambar 92: Proses Penulisan Ayat Al-Qur’an Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 3 Komposisi Pada karya kaligrafi hiasan mushaf tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang . Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada pengulangan motif yang tersunan atas garis- garis lengkung yang membentuk pola ornamen. Kesan yang lain dapat dilihat pada 161 susunan garis lurus dapat dilihat pada garis tegak dan mendatar bagian dalam, dan bentuk-bentuk yang lainnya. b Warna Warna yang digunakan pada lukisan di atas adalah dominan warna hangat dari warna merah, kuning, biru, hingga warna orange kemerah-merahan. Pada salah satu bentuk pola utama pada bagian tengah, diterapkan warna dingin, yaitu putih dengan gradasi orange untuk memunculkan kesan kontras sehingga bentuk pola utamanya tersebut dapat menjadi titik pusat perhatian. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada kaligrafi hiasan mushaf terdapat tekstur semu yang dihasilkan dari komposisi garis yang disusun membentuk ornamen. d Ruang Ruang pada lukisan dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk dan warna, serta gelap terang. Pada kaligrafi hiasan mushaf tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada bentuk pola utama pada bagian tengah dengan warna putih. 4 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ornamen dan ayat yang terkandung di dalam kaligrafi hiasan mushaf ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, baik dari segi bentuk hinga warna yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini. 162 b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi, bisa dilihat dari komposisi bentuk yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran huruf padabagianbidang utama tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian ayat yang telah dibentuk menjadi sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian huruf satu dengan yang lain dengan besar volume ayat yang sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya kaligrafi hiasan mushaf ini sangat terkesan harmoni dan seimbangan karena memiliki kombinasi warna turunan yang berdampingan sehingga menimbulkan keselarasan antara ornamen, warna, dan ayat yang termuat di dalam karya tersebut. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan warna-warna dominan yaitu warna merah, bentuk-bentuk lingkaran dan lancip pada luar lingkaran atau bidang hiasan pinggiran. 163

d. Kaligrafi Golongan Dekorasi

Gambar 93: Kaligrafi Golongan Dekorasi Sumber : Dokumentasi Desi Wahyuni, 06 April 2015 Deskripsi Karya : Karya di atas merupakan karya seni kaligrafi dekorasi pada media triplek. Jenis hurufkhat yang digunakan digunakan 6 jenis khat yaitu khat Tsulust, Diwani, Naskah, Kufy, Farisy dan Riq’ah. Kaidah khattiyah adalah tatacara 164 penulisan indah sesuai rumus-rumus menurut ketepatan yang berlaku. Standar penulisan yang dijadikan acuan pembuatan karya kaligrafi adalah Al-Qur’an standar Indonesia. Pada karya kaligrafi naskah tersebut tersususn dari ayat Al- Qur’an. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media papan triplek. Gambar 94: Papan Triplek Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas antara lain: 165 a Pensil Kapur b Ember c Pensil Pensil adalah Alat Tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. d Penggaris e Penghapus Penghapus merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang berupa karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. f Spidol Posca g Kain lap h Cat Mowilex Pemilihan jenis cat merupakan salah satu bahan yang penting dalam membuat karya. Dalam jenis karya dekorasi ini menggunakan cat Mowilex, karena ketahanan warna dan kualitas nya yang bagus akan membuat dekorasi lebih maksimal. i Kuas Kuas Lukis digunakan untuk melukis, beragam macamnya bisa dikelompokkan beberapa kelompok menurut bentuk bulu kuas, di antaranya adalah bulat lancip, bulat tumpul, persegi rata, persegi lancip, besar dan ukurannya tiap merek tidak sama, nomor bisa sama tetapi besarnya bisa berbeda. 166 j Pilox 2 Proses Pembuatan Kaligrafi Dekorasi Proses pembuatan kaligrafi dekorasi melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir. Tahapan-tahapan pembuatan kaligrafi naskah adalah antara lain sebagai berikut: a Menyediakan dan menyiapkan bahan alat yang dibutuhkan. b Merancang pola dan warna desain dengan motif ornamen arabesque, selanjutnya proses pemotongan desain menggunakan pisau cutter. Gambar 95: Contoh Desain Dekorasi Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni Gambar 96: Contoh Warna Desain Dekorasi Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 167 Gambar 97: Proses Memotong Desain Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ c Memolamemindahkan motif desain dekorasi di atas media triplek dengan menjiplak menggunakan pensilpilox. Gambar 98: Proses Menjiplak Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 168 Gambar 99: Hasil Menjiplak Desain Dekorasi Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni e Kemudian, dilanjutkan pewarnaan teknik blok dan dilanjutkan pemberian garis konturlis pada bagian-bagian tepi yang sudah ditentukan. Gambar 100: Proses Pewarnaan Teknik Blok dan Lis Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 169 f Setelah proses pemblokan dan pemberian garis kontur selanjutnya adalah pemberian isen-isen dengan motif yang sudah ditentukan. Gambar 101: Proses Pewarnaan Isen-isen Dekorasi Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni f Tahapan terakhir adalah penulisan khat pada bagian-bagian yang sudah ditentukan. Jenis khat yang digunakan adalah khat Tsulust, Naskah, Diwani, Diwani Jali, Farisy, Kufy dan Riq’ah. Gambar 102: Proses Penulisan Ayat Al-Qur’an Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni 170 3 Komposisi Pada karya kaligrafi dekorasi tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis-garis lengkung yang membentuk pola ornamen pada pinggiran hiasan. Kesan yang lain dapat dilihat pada susunan garis lurus yang membentuk pola desain pada pembagian disetiap bidang khat, dan bentuk-bentuk yang lainnya, seperti bidang utama desain, dan bentuk-bentuk yang terdapat pada bidang tulisan khat. b Warna Warna yang digunakan pada karya kaligrafi dekorasi di atas adalah gradasi warna hangat. Pada salah satu bentuk pola utama, diterapkan warna biru tua kemudian warna khat diberi warna putih kebiru-biruanbiru muda hingga memunculkan kesan kontrassehingga pola utama tersebut dapat menjadi titik pusat perhatian. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun 171 semu. Pada kaligrafi dekorasi tersebut terdapat tekstur semu yang dihasilkan dari komposisi garis yang disusun membentuk ornamen. d Ruang Ruang pada kaligrafi dapat dihasilkan dari pengolahan bentuk dan warna, serta gelap terang. Pada kaligrafi tersebut, kesan ruang dapat dilihat pada bentuk pola utama dengan warna merah yang tampak memiliki kesan dalam seperti rongga, serta beberapa bidang lainnya. 4 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ornamen dan ayat yang terkandung di dalam kaligrafi ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, baik dari segi bentuk hinga warna yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini. b Keseimbangan Pada karya ini tampak terlihat keseimbangan suatu posisi, bisa dilihat dari komposisi bentuk yang simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran huruf antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada bagian ayat yang telah dibentuk atau disusun menjadi sebuah kaligrafi yang dimana antara bagian ruang dengan besar volume ayat yang sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya ornamen ini sangat terkesan harmoni dan seimbangan karena 172 memiliki kombinasi warna yangselaras antara ornamen, warna, dan ayat yang termuat di dalam karya tersebut. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasi yang ditampilkan bisa dilihat pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan warna-warna dominan yaitu warna biru, bentuk-bentuk oval dan lancip pada bidang tulisan kaligrafi.

e. Kaligrafi Kontemporer

Gambar 103: Kaligrafi Kontemporer Sumber: Dokumentasi Desi Wahyuni, 07 Apri 2015 Deskripsi Karya : Karya di atas merupakan karya seni rupa dua dimensi yang berbentuk karya kaligrafi kontemporer pada media kanvas berukuran 60 cm x 70 cm. Proses penciptaan karya membutuhkan materi penunjang yang berupa bahan, alat serta teknik atau cara-cara pembuatannya. Adapun hal yang perlu diperhatikan tentang 173 alat, bahan serta teknik yang digunakan, karena akan mempengaruhi hasil karya tersebut. 1 Media Dasar Materi atau bahan yang digunakan dalam pembuatan karya di atas berupa media kanvas. Kanvas adalah kain yang berlapis cat campur lem, merupakan kain kanvas yang terbuat dari kain tipis sampai kain tebal dan kuat. Bahan ini dipergunakan untuk membuat layar dan terutama dasar lukisan. Gambar 104: Kanvas Sumber: http:2.bp.blogspot.com 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan karya di atas antara lain: a Pensil Pensil adalah a lat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. 174 b Penghapus Penghapus merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang berupa karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. c Cat Minyak Cat minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang diikat direkat dengan media minyak pengikat pigmen warna. d Standingeasel Alat ini digunakan untuk meletakkan kanvas sehingga memudahkan pelukissaat melukis. Terdapat baut untuk menyetel posisi nyaman bagi pelukis. Tentu saja untuk bidang gambar yang besar, alat ini tidak bisa digunakan. Bahan pembuatnya pun macam-macam, namun umumnya terbuat dari kayu. e Kuas Kuas Lukis digunakan untuk melukis, beragam macamnya bisa dikelompokkan beberapa kelompok menurut bentuk bulu kuas, di antaranya adalah bulat lancip, bulat tumpul, persegi rata, persegi lancip, besar dan ukurannya tiap merek tidak sama, nomor bisa sama tetapi besarnya bisa berbeda. f Palet Palet sebagai wadah cat minyak untuk melukis, ukuran palet juga bermacam-macam. g Lem Fox 175 Lem Fox digunakan untuk menempelkan huruf kaligrafi pada media kanvas. h Karton Duplek i Gunting 5 Proses penciptaan karya Proses pembuatan kaligrafi kontemporer melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan sampai dengan penyelesaian akhir. Tahapan-tahapan pembuatan kaligrafi naskah adalah antara lain sebagai berikut: a Menyediakan dan menyiapkan bahan alat yang dibutuhkan. b Merancang pola desain dengan menyusun bacaan ayat basmalah bismillahhirrohmaanirrohiim. c Kemudian pola direkatkan menggunakan lem fox di atas karton tebal. Pola yang telah ditempel, selanjutnya dipotong mengikuti bentuk kaligrafi. d Kemudian, potongan kaligrafi dirangkai dan ditempelkan pada media kanva dengan menggunakan lem fox. Lakukan penjemuran terlebih dahulu, supaya cepat kering. e Dilanjutkan dengan pewarnaan background menggunakan cat mowilex yang telah di ramu. f Setelah pewarnaan background selesai, tahap terakhir adalah finishing dengan pemberian warna pada huruf kaligrafi. 4 Komposisi Pada karya kaligrafi kontemporer tersebut, dapat diamati pengaruh pembelajaran seni rupa pada pengkomposisian unsur-unsur seni rupa yang berupa 176 garis, titik, bentuk, bidang, warna, tekstur, dan gelap-terang . Adapun aspek yang dikomposisikan dalam penciptaan karya seni tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a Garis Goresan garis pada karya tersebut berupa garis lengkung dan garis lurus yang dikomposisikan dari huruf kaligrafi dengan teratur sehingga menimbulkan kesan garis. Kesan yang dapat ditimbulkan tersebut dapat diamati pada susunan garis-garis lengkung yang membentuk pola khat yang tersusun rapi. Pola khat tersebutditulis dengan susunan bertabrakan tidak tumpang tindih karena huruf tersebut terkesan berkaitan antara huruf satu dengan yang lainnya. Sedangkan huruf yang disusun dengan tumpang tindih kurang memberi kesan berkaitan atau memisah antara huruf satu dengan yang lainnya. b Warna Warna yang digunakan pada lukisan di atas adalah warna hangat dari warna kuning keemasan dan gradasi warna dingin dari warna hijau hingga warna kecoklatan. c Tekstur Tekstur merupakan nilai raba pada suatu permukaan, baik nyata maupun semu. Pada karya kaligrafi kontemporer terdapat tekstur nyata yang dihasilkan dari komposisi khat dan background pada bagian yang berwarna kecoklatan dipojok kiri bawah dan bagian atas. d Ruang Ruang pada kaligrafi kontemporer ini dapat kita lihatdimana background terkesan seperti dalam seolah-olah terlihat memiliki rongga. 177 5 Prinsip-PrinsipSeni Rupa a Kesatuan Unity Pada bagian ayat dan background yang terdapat di dalam kaligrafi ini tidak dapat dipisahkan antara satu bagian dengan bagian yang lain, baik dari segi bentuk hinga warna yang terdapat pada setiap bagian dalam bidang kaligrafi ini, contoh tanda titik dua yang mengikat background dengan menggunakan warna kuning emas dan dan hijau. b Keseimbangan Pada karya ini terlihat kurang adanya keseimbangan suatu posisi, bisa dilihat dari komposisi bentuk huruf yang disusun tidak simetri antara bagian yang kiri dan yang kanan, sehingga menjadikan suatu karya menjadi seimbang. c Proporsi Proporsi ukuran huruf antara bagian yang satu dengan bagian yang lain tampak seimbang, bisa kita lihat pada susunan bacaan basmalah yang telah dibentuk dan disusun menjadi sebuah kaligrafi yang dimana besar volume ayat yang sesuai denga ukuran ruang yang tersedia. d Harmoni keselarasan Pada karya ornamen ini sangat terkesan harmoni dan seimbang karena memiliki warna yang berdampingan sehingga menimbulkan keselarasan antara warna dan ayat yang termuat di dalam karya tersebut. e Dominasi Pada karya ini sangat tampak jelas dominasiyang ditampilkan bisa dilihat 178 pada kaligrafi yang termuat di dalam karya ini dengan perpaduan menggunakan warna-warna dominan yaitu menggunakan warna hangat dan dingin.

4. Kriteria Penilaian Karya Terbaik di Pesantren PSKQ

Hasil karya berikut merupakan kategori karya terbaik di Pesantren PSKQ. Karya terbaik dari seluruh hasil karya pembelajaran Seni Rupa dan Kaligrafi Al- Qur’an di Pondok Pesantren PSKQ adalah karya kaligrafi naskah pilihan. Contoh karya tersebut seperti karya dibawah ini. Gambar 105: Karya Terbaik Sumber: Dokumentasi Pesantren PSKQ Kriteria penilaian di atas sebagai berikut. 1. Tulisan naskah tersebut sudah sesuai kaidah penulisan master Mehmed Seuki. 2. Kreatifitas dalam pengolahan ayat disusun sedemikian sehingga menjadi indah. 3. Keindahan tulisan dilihat dari komposisi tulisan, kebersihan dan kerapian. 179

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Model Pembelajaran Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Qur’an di Pondok Pesantren PSKQ Kudus, Jawa Tengah dikemas dalam 3 paket belajar dengan berbagai pilihan waktu yang dapat disesuaikan kebutuhan dan keadaan santri dan beberapa program unggulan. Yang pertama, yaitu program paket 6 bulan dikhususkan untuk kader-kader peserta MTQ, Karyawan, dan Mahasiswa yang waktunya sangat terbatas. Kedua, paket diklat 1 tahun, peserta didik diarahkan untuk pendalaman materi kaidah khat sampai maksimal, dengan pembagian untuk semester satu 6 bulan pertama materi khat Naskhi dan Tsulust, sementara pada semester dua 6 bulan kedua santri difokuskan pada materi Diwani, Riq’ah, Kufy, Farisy, bimbingan dan pelatihan untuk MTQ. Ketiga, paket seni murni, kader-kader dianjurkan untuk mengikuti program tersebut setelah diklat satu tahun selesai, agar tidak tumpang tindih dan lebih terfokus, sebagai pelengkap dan memupuk keahlian selain kaligrafi murni dan penguasaan MTQ. Program-program tambahan yang menunjang pemberdayaan dan pengembangan keahlian santri. Program penunjang tersebut berupa program bahasa Arab dan Inggris, program PPL, program Try Out, Syahadah, pembekalan Ilmu Entrepreneurship, kajian kitab kuning, tafsir

Dokumen yang terkait

Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka) dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi islam sebagai media dakwah

6 46 100

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 15

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 17

PEMBELAJARAN SENI BACA AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYAH KECAMATAN BAROS KOTA SUKABUMI.

3 21 33

SISTEM PONDOK PESANTREN TAHFIZH AL-QUR’AN ANAK-ANAK YANBU’ AL- QUR’AN KUDUS JAWA TENGAH | Falah | ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 1285 4499 1 PB

0 4 29

STUDI PEMBELAJARAN SENI MEMBACA AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MUROTTALUL QUR’AN AL-MUBAAROK CIBEUREUM TASIKMALAYA - repository UPI S SM 1001566 Title

0 0 3

MODERNISASI POLA PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN YANBU’UL QUR’AN MENAWAN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 1 17

MODERNISASI POLA PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN YANBU’UL QUR’AN MENAWAN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

1 60 46

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN A. Deskripsi Pustaka - SEJARAH PERKEMBANGAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAT LASEM JAWA TENGAH - STAIN Kudus Repository

1 3 40

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAT LASEM JAWA TENGAH - STAIN Kudus Repository

1 11 35